-TITIK AIR DI JENDELA

Romance Series 352

Beberapa titik air mulai bermunculan di jendela kamar sederhana ku. Seakan mereka mengerti perasaan yang aku rasakan saat ini. Jam menunjukan pukul 17.04. Perasaan heran dan bersalah yang sejak kemarin aku dapati kini mulai berganti menjadi rasa senang karna benar saja getaran di ujung meja itu berasal dari hp hitam ku yang bertuliskan notif line yang saat ini ku tatap. Benar saja Dhita mengirimkan pesan. Namun pesan Dhita membuatku semakin heran dengan dirinya. Karena dia hanya mengirim "Aku baik baik aja kok Naf". Aku pun segera menekan tombol panggilan suara. Beberapa detik menunggu akhirnya Dhita menjawab panggilan suara yang saat ini sudah berjalan beberapa detik. "Halo Dhit?" "Kamu sekarang dimana? ".. Namun tanpa berkata sepatah kata, Dhita langsung menutup panggilan suara kala itu." Hal.. O..? " huft nafas ku terbuang dengan kasar karna tidak paham dengan keadaan dan apa yang Dhita lakukan sejak kemarin.

Kesesokan hari nya aku teringat bahwa 3 hari lalu Dhita bilang kalau keluarga nya ingin berakhir pekan bersama namun ia tidak tertarik untuk ikut.. Aku pun segara mengambil helm lalu melaju dengan cepat dengan sepeda motor yang sudah 3 tahun menemaniku. "Assalamualaikum Dhita.. Assalamualaikum.." namun tidak ada jawab dari dalam rumah.. Dalam hati aku berkata, Apa mungkin karna kejadian kemarin Dhita jadi berubah pikiran? Lalu mau ikut dengan keluarganya? Untuk berlibur bersama? Hmm.. Tidak lama kemudian suara pintu terbuka terdengar di telinga sisi kiri. "Waalaikumsalam Naf.." dengan senyum tipis Dhita membalas salam yang sudah aku tunggu sejak tadi. "Dhit, amu khawatir kamu, aku cemas. Aku takut kamu marah tentang kejadian kemarin" "Naff.. " dhita menjawab dengan halus." Aku engga ada perasaan seperti itu.. Dan aku engga kenapa- kenapa.. Aku kemarin seperti itu karna aku tiba tiba setelah sampai rumah sore itu. Badan aku terasa engga enak Naf. Bukan nya kamu yang paling paham? Kalo aku lagi kurang fit atau sakit aku hanya ingin menyendiri? Dhita menjelaskan itu semua dan dia tersenyum, tapi aku tau senyum yang dhita buat kala itu hanya karna keterpaksaan. Lalu aku pun berkata kepada dhita yang sedari tadi memegang sisi pintu kayu rumah nya. "Maafin aku dhit kalo hadir nya aku sekarang disini cuma ganggu kamu.. Take care ya buat kamu. Jangan telat makan ya dhit terus harus istirahat yang cukup" Dhita hanya membalas dengan senyuman tipis dengan pandangan mata kosong yang aku tau ia sedang menahan sesuatu yang ada di mata nya. "Aku pamit pulang ya Dhit" dengan senyum yang juga hanya sesaat aku pun bergegas menuju sepeda motor warna hitam milik ku.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience