~ FINA ~

Horror & Thriller Series 1114

Bagian I

SAAT PERTAMA

 Pagi ini kamu membangunkanku dengan lembut disaat sinar mentari terbit. Bagiku ini seperti cerita di dalam dongeng dimana aku harus menutup mata dan menunggu dan ketika aku membuka mata kamu tepat di hadapanku seperti pangeran dalam dongeng.

Pertama kali yang ku lihat adalah senyummu bagaikan sinar mentari yang hangat dan itu membuat hatiku berdenyut. Aku menolak untuk percaya bahwa itu adalah kamu tapi aku tidak tahu mengapa di mata ini hanya ada kamu dan aku pun juga tidak tahu bahwa suara hati ini ternyata juga berdetak.

Saat menatapmu aku berharap kamu datang menghampiriku sedikit lebih dekat tepat di depan mataku dan disaat aku memejamkan mata ini aku berharap kamu membelai rambutku dan disaat aku membuka mata aku berharap jika semua ini nyata. Aku berharap kamu tersenyum lagi kepadaku. Tapi lagi-lagi ini hanyalah sebuah harapan dan lagi-lagi ini semua hanyalah khayalanku saja.

Aku ini bisa dibilang wanita pengkhayal atau bisa dibilang salah satu korban drama korea (meskipun sebenarnya kisah cintaku lebih drama dari puluhan episode film korea.) Sebut saja namaku Fina. Aku seorang mahasiswi tingkat akhir, sebenarnya belum bisa dibilang akhir sih karena setahun yang lalu aku mengambil cuti 2 semester karena ada hal yang membuatku patah hati.

Aku adalah wanita yang sedikit berbeda dengan wanita pada umumnya, aku lebih nyaman ketika berpakaian dengan baju kaos lengan panjang, celana jeans yang tidak ketat. Aku juga tidak terbiasa dengan produk-produk yang menawarkan kecantikan wajah. Walaupun sering dibilang tomboy tapi aku adalah wanita muslim yang selalu memakai jilbab dengan gaya sederhana bukan bergaya ala-ala jilbab warna-warni yang di lilit, dilipat dan ditusuk dengan banyak pentul.  Bagiku yang penting bergaya bebas namun sesuai dengan wajah dan tubuhku membuatku nyaman dan tidak merasa tersiksa.

Walaupun saat ini aku tidak punya pasangan atau bahasa kids jaman now adalah jomblo tapi beberapa tahun yang lalu aku pernah menjalin sebuah hubungan. Aku pernah mencintai seorang pria namanya Raihan. Dia pria yang tampan, baik, sabar, sedikit aneh dan sedikit menjengkelkan tapi dia itu penyayang dan memiliki senyum yang tak terlupakan. Namun hanya beberapa tahun hubungan kita harus berakhir. Bukan karena adanya orang ketiga, bukan pula karena masalah sifat dan sikap tapi karena takdir berkata lain, Tuhan lebih menyayanginya dan lebih percaya jika tempat terbaik untuknya hanya berada di sisi Nya.

Pagi ini disaat aku mulai tersadar dari khayalan dan angan-angan tiba-tiba saja disaat aku menghembuskan nafas dari tarikan nafas yang sangat panjang tiba-tiba saja aku teringat beberapa tahun yang lalu ketika pertama kalinya aku melihat dan mendengar suaranya, waktu itu dia terlihat sangat manis dengan postur tubuh yang sedikit mungil dan rambut hitam serta wajah yang putih mulus. Hingga saat ini di dalam ingatanku dia tetap seperti dulu yang ku kenal. Aku sangat senang bisa mengenalmu dan sempat memilikimu Raihan.

Semenjak kepergiannya, selama itu aku selalu berbohong pada diriku sendiri bahwa aku merasa baik-baik saja. Aku tidak bisa menyembunyikannya lagi bahwa aku merasa kesepian. Ketika aku tidak menangis disaat mengingat tentangmu apakah kamu akan tetap disini? Tak usah kau jawab pun kamu akan tetap meninggalkanku dan tidak akan pernah kembali. Apalah dayaku semua hanya bisa aku pasrahkan dan mencoba untuk mengikhlaskannya kepada yang maha kuasa. Setiap hari aku hanya bisa berbisik kepadamu. Bisikan manis ini lebih manis dari permen dan hanya bisa ku bisikkan untukmu dari dalam hatiku.

Setahun telah berlalu semenjak kepergianmu namun bayang dan kenangan kita masih erat tergengggam di tangan ini. Aku merelakanmu namun tak dapat ku lepas genggaman kenangan ini.

Terkadang aku tersenyum tersipu malu meskipun sedikit merasa terharu ketika teringat disaat pertama kali aku mulai menyukaimu. Disaat itu Aku tak yakin dengan apa yang aku rasakan, aku merasa ada sesuatu yang berbeda dengan apa yang aku rasakan sejak sebelum mengakrabkan diri denganmu. Sebenarnya sudah cukup lama aku mengenalmu baik dari cerita orang disekitarku maupun menatapmu langsung dari kejauhan walaupun kenyataannya kamu tidak pernah mengetahui tentang ku dan mungkin saja kamu tidak pernah menatapku secara langsung? Hingga akhirnya kita bertemu di malam itu.

Ini yang kurasa saat pertama aku bersamamu. Perasaan yang seolah nyata yang aku alami sendiri. Semua tentangmu seolah nyata dan indah di dalam ingatanku, bagaiakan dejavu yang nyata.  

Berawal dari pertemuan kita di sebuah cafe milik temanku yang ternyata juga adalah temanmu. Aku dan beberapa orang teman yang duduk bersama sambil bercerita tiba-tiba saja kedatangan seseorang dari meja yang tidak jauh dari tempat kami bercerita. Aku merasa sedikit malu karena diantara kami hanya aku seorang wanita. Kedatangan seorang pria yang tibas-tiba saja begitu akrabnya dengan beberapa temanku ini membuatku semakin merasa malu, hingga akhirnya dia berbalik menatapku tersenyum sambil bertanya siapa namaku.

“Hey, Nama kamu siapa?”

“Panggil saja aku Fina”, Saat itu aku hanya bisa menjawab dengan singkat sambil tersenyum.

“Namaku Raihan, kalau kamu teman dari mereka berarti kamu juga adalah temanku”, katanya sambil menunjuk beberapa teman-teman

 Dengan sangat ramah dia mengajakku bercanda. Ini sedikit aneh bagiku yang langsung bisa mengakrabkan diri dan tertawa lepas dengan seorang pria yang baru saja aku kenal.

Sesekali aku menatap kearahnya sambil merekam wajahnya dalam ingatanku, wajahnya yang tidak kasar seperti kebanyakan pria, wajahnya juga tidak ditumbuhi beberapa rambut yang biasa disebut kumis atau janggut, hidungnya mancung dan bibirnya mungil disaat dia terdiam. Wajahnya berbeda dari beberapa pria yang aku kenal. Sering kali aku salah tingkah dibuatnya disaat dia menyadari aku menatapnya dan berbalik menatapku.

Akhir dari malam itu sebelum kami berpisah dia meminta kontak kami termasuk kontak dariku, dengan ramah aku memberikan beberapa kontak media sosial milikku.

Sejak malam itu aku merasa jika ada ketertarikan diantara kami. Hingga pikiran nakal ini tak henti-hentinya berkhayal tentangnya. Seringkali aku berpikir jika dia juga saat ini lagi memikirkan tentangku. Tak jarang aku menulis sebuah kata sedikit puitis di berbagai akun media sosial milikku berharap dia bisa membacanya. Setiap aku membuka beberapa postingan dari akun media sosialnya aku sering merasa dan sangat yakin  jika sebagian kata dari postingannya ataupun beberapa caption foto miliknya tertuju dan seolah itu memang untuk ku.

Dari sejak itulah kami saling memuji satu sama lain melalui media sosial hingga suatu hari Raihan mengajak ku ketemu, jujur saja aku merasa malu namun juga merasa sedikit bingung dengan keanehannya yang lucu.

Kala itu di Sore hari ponsel ku bergetar aku sangat berharap jika getaran itu sesuai dengan getaran hatiku yang menanti pesan darinya dan ternyata hati itu terkadang salah saat itu hanya pesan dari salah satu tempat makan yang lagi menawarkan diskon makanannya. Tapi disaat beberapa menit kemudian ponselku kembali bergetar kali ini getarannya berbeda ini sedikit lebih lama kemudian aku tersadar jika ini adalah sebuah telepon. Saat itu secara cepat tanpa memerhatikan nomor yang tertera aku pun menerimanya.

“Halo, Assalamualaikum, Selamat sore Fina.” Terdengar suara pria

“Waalaikumsalam, kalau boleh tau ini siapa?” Sebenarnya saat itu sih aku mengetahui dari siapa telepon tersebut.
“Ini Raihan, aku mau bilang sesuatu ke kamu, boleh?”

“Hey apa kabar Raihan, kamu mau bilang apa? Kamu mau nembak aku yah? Atau jangan-jangan kamu mau langsung melamar aku? Datang ke rumahku dan ngomong ke orangtuaku aja langsung, hahaha… Aku bercanda, kamu mau bilang apa?”

“Sebenarnya hampir mirip seperti yang kamu katakan tadi sih.” Jawabnya dengan nada serius.

Perasaan penasaran bercampur senang mulai terasa di dadaku hingga aku dengan cepat ingin mengetahui apa yang ingin dia katakana saat itu.

“Ihh.. Appaa? Bilang aja cepat kalau lama aku tutup teleponnya.” Sedikit mengancam adalah salah satu jurus andalan wanita.

“Iya Iyaa… begini.. saat ini aku ada di depan rumah kamu. Aku kesini bukan mau nembak kamu kalau kamu tertembak yang repot juga kamu sendiri. Aku kesini juga bukan untuk ketemu orangtua kamu, aku kesini ingin bertamu sekalian bertemu denganmu Pinaa…”

“Bilang kek daritadi, tunggu 5 menit aku merapikan diri dulu. Ehh.. ingat namaku Fina bukan Pina..”

“Iya Fina.. tidak rapi pun kamu juga sudah cantik kok.”

“Gombball… ini anak ada maunya nih.. sudah dulu, tutup teleponnya tunggu di depan nanti di dalam rumah gombal aku sepuas hatimuuu bung…”

 Sebenarnya saat itu hatiku sangat senang dengan kedatanganmu meskipun kamu bukanlah tamu pria pertama yang datang ke rumahku karena kebanyakan teman dan sahabatku itu adalah pria jadi terkadang teman pria yang lagi galau datangnya curhat kesini dan saya sih waktu itu curiganya kamu datang kesini karena ingin curhat patah hati seperti teman teman yang lainnya.

Setelah merapikan diri aku pun menyambut dan mempersilahkannya untuk masuk ke rumah. Aku tak bisa melupakan saat pertama kali duduk berhadapan berdua denganmu di sebuah ayunan taman rumahku.

“Jadi… tuan penggombal apa yang harus aku dengarkan dari perkataan anda?”

Rasanya lucu bercampur senang ketika menatap wajahnya yang tampak malu disaat berhadapan denganku.

“Tidak ada yang penting, hanya saja aku ingin bertemu bercerita banyak hal kepadamu.”

Pada saat itu Raihan bercerita tentang dirinya, semasa sekolah dan kuliah, sahabatnya, keluarganya hingga mantan pacarnya yang masih bisa dihitung jari kok. Aku seperti biasa yang selalu menjadi pendengar yang baik. Sambil mendengar ceritanya aku sesekali tersenyum memandang wajahnya.

Raihan itu juga seorang mahasiswa sama seperti aku meskipun sebenarnya dia 2 tahun lebih senior daripada aku saat itu, semasa hidupnya selama menjadi mahasiswa dia sangat aktif berorganisasi bahkan pernah memegang beberapa jabatan penting di Fakultasnya.

Kampusnya sangat jauh dari tempatku kuliah. Hanya karena liburan semester makanya dia pulang ke rumah dan rumahnya juga tidak jauh dari rumahku. Dari ceritanya aku baru menyadari jika saat itu kami pernah sekolah di tempat yang sama dan aku pun baru menyadari jika waktu sekolah dulu dia adalah salah satu panitia ospek namun aku benar-benar tak pernah mengetahui dan mengenalnya waktu itu.

Hingga diakhir ceritanya tiba-tiba saja kami berdua terdiam saling menatap beberapa detik. Tidak lama kemudian raihan yang menatap tiba-tiba meniup ke arah mataku sambil tertawa mendorong jidatku berkali-kali dengan pelan disaat aku menggosok mata.

“Ihh… Apaan sihh… Bikin kessell deh… cium jidat kek ini malah didorong..” Sumpah waktu itu aku jengkel dibuatnya.

“Cium jidat? Memang situu siapaa? Pacar juga bukan apalagi istri?”

“Ihh… minta maaf kek bilang sesuatu atau berikan apaa..”

“Iya aku minta maaf, Sekarang kamu mau apa?”

“Aku mau dilamar dinikahin ajaa.. Yeee… takuut kan?” Saat itu harapanku dia nembak atau ngomong romantis tapi ternyataa..

“Iya aku mau kok nikahin kamu tapi kita harus selesai kuliah dulu trus bersama memulai hidup dari awal, tapi sebelum dinikahin dipacarain dulu boleh gak?” Katanya dengan suara lembut.

“Bicara aja langsung dengan ayahku, mau aku panggil?”

“Iya boleh,” Sambil tersenyum menatapku terdiam dia berkata “Yeee.. Takuut…”

“Siapa juga yang takut, lagian aku juga mauu kok.. wee’…” Aku mengejek namun sumpah saat itu aku malu.

“Sebenarnya aku kesini mau bilang itu ke kamu dan minggu depan aku mau kembali kuliah mungkin butuh waktu lama aku kesini untuk bisa bertemu lagi”

“Trus aku harus jawab apa? Harus bilang iyaa setelah itu kamu tinggalkan aku? Hahaha… Bercanda kok.. Aku memang harus bilang iya dan bilang Amiin atas ucapan dan niat baik mu, aku kapan pun siap menunggu kedatanganmu.” Jawabku tersipu malu.

“Tingkah dan sifat kita sama yahh.. sama-sama tidak bisa serius, mungkin ini yang namanya jodoh.. hahaha…” Katanya dengan senyum ceria.

Setelah saat itu kami menjalin hubungan. Disaat libur kuliah dia kembali menemuiku dan mengajak ku bertemu dan disaat selesai liburan kami pun harus LDR lagi, bertengkar dan saling menyapa via ponsel lagi. Itulah dimana saat kami pertama kali bertemu hingga terjadi suatu hubungan cinta.


*****

Terimakasih telah membaca...
Semoga kalian menikmati, cerita selanjutnya sudah terbit..

Salam..

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience