Rate

BAB 1

Fanfiction Series 1043

Summary : 'Bukan perpisahan, tapi pertemuan dengan hal baru. Bukan berakhir, tapi mengawali sesuatu yang baru.'

_______________________________________

Seorang perempuan tengah sibuk menatap kertas didepannya. Manik matanya menyapu pandangan seruntutan nama yang tertera pada kertas putih tersebut. Jarinya menelusuri sebaris nama sampai bawah.


Terdengar helaan napas,
"Dimana namaku." Gerutunya kesal lalu beralih pada kertas berikutnya. Terlihat ia menggeser tubuhnya kesamping untuk melihat kertas berikutnya.

"Aissh." Terdengar suara baritone?pria itu meringis. Sadar akan hal itu, sang perempuan menoleh mendapati pria yang tengah mengusap lengannya.


"Oh?Maafkan Aku. Aku tidak sengaja. Mari Aku bantu." Ucapnya seraya menolong pria tersebut. Sesaat kedua sudut bibir pria itu
terbentang kearah yang berlawanan?Tersenyum.

"Tak perlu. Aku baik-baik saja." Ucap pria itu mendapat anggukkan dari sang perempuan.


Diperhatikannya perempuan disampingnya, yang sekarang terlihat sibuk menelusuri barisan nama. Sesaat pria ini terpaku melihat perempuan disampingnya. Sepertinya ia 'Polos' pikir pria itu. terlihat dari penampilannya yang terkesan sedarhana dan dari tatapan matanya terlihat panik saat tadi ia terluka.

"Hei, Keita. Kita berhasil masuk fakultas seni. Kau tahu? Kita LULUS." Ucap Hideki berhasil membuat lamunan si pria sirna?Keita.


Keita tersadar, ia mengarahkan manik matanya menyapu pandangan sekelilingnya.
"Kemana perginya perempuan itu?" Gumam Keita pelan, ia masih melihat sekelilingnya. Namun nihil, ia tak menemukan jejak perempuan tadi.

"Bahkan Aku belum tahu namanya.. " Umpat Keita kesal, Hideki belum paham maksud dari ucapan yang Keita lontarkan. Ia mengangkat bahunya?tidak tahu. tatkala melihat Keita yang menatapnya terkesan seperti bertanya.


"Mari kita ke-kelas." Ajak Hideki seraya melangkah kearah kelas, diikuti Keita yang menyusul mendahului langkah Hideki. Hideki mengernyitkan alisnya heran dengan sikap Keita yang mudah berubah.

Apakah ia 'Se-ekor Bunglon yang mudah berubah disaat tertentu.' Hideki tertawa kecil, lalu ia segera menepis pikirannya yang sempat hinggap di dirinya. Lalu ia melanjutkan langkahnya menuju kelas.

________________________________________


Hikaru melangkah kearah koridor, terlihat kerumunan siswa yang sedang menatap kertas putih yang tertera jelas di mading. Ia sudah tak sabar melihat kertas tersebut.

"Nayako." Ucap Hikaru mempercepat langkahnya, Nayako menoleh kearah belakang?merasa ada yang memanggil namanya. Benar saja perkiraannya, disambutnya Hikaru dengan menarik pergelangan tangannya.


"Bagaimana hasilnya?" Tanya Hikaru menatap Nayako terkesan meminta jawaban.

"Kau lihat ini. Tertulis bahwa kita lulus masuk fakultas Sastra." Jawab Nayako seraya mengajukan gambar yang ia foto dismartphonenya. Terlihat Hikaru yang tengah serius dengan gambar itu, manik matanya menyapu seluruh barisan nama. Sejenak ia terpaku, menatap sebuah nama yang tak asing untuknya 'Shiro' bibirnya mengatup rapat,  raut wajahnya terlihat terkejut, namun Nayako tak menyadari hal itu.


'[10]. Akari Kazuhita'
'[11]. Izumi Kawa'
'[12]. Akio Yoshiru'
'[13]. Shiro Takeda'
'[14]. Hikaru Yummi'
'[15]. Nayako Kushina'

"Kita sekelas?" Tanya Hikaru mengalihkan pembicaraan. Diliriknya Nayako yang hanya tersenyum lebar.


"Kau lihat Akari dimana?" Tanya Hikaru. Nayako menyapu pandangan kearah sekelilingnya, manik matanya menemukan objek pandang yang dicari.

"Tadi kulihat ia disana." Jawab Nayako, jari telunjuknya mengarah pada bangku taman sekolah. Terlihat Hikaru mulai melangkah kearah depan.


"Kau tunggu sini, Aku akan kembali." ucap Hikaru mempercepat langkahnya menyusuri setiap lantai koridor lalu beranjak kearah bangku taman sekolah.

Dikejauhan terlihat Akari yang tengah duduk dengan tatapan lurus memandang pepohonan yang rindang, seutas senyum tercipta dibibir mungilnya. Lamunannya sirna tatkala mendengar seorang perempuan yang mengucap namanya?Hikaru. Akari pun menoleh mendapati Hikaru yang terlihat menarik napas tak teratur. 'Mungkin ia berlari.' pikir Akari.


Terlihat Hikaru yang mulai mengatur napasnya, bibirnya mulai membuka.
"Hei Akari. Kenapa Kau masih disini?" Tanya Hikaru seraya menjauhkan bokongnya?duduk disamping Akari.

"Aku hanya mencari udara segar." Jawab Akari datar tanpa ekspresi sedikit pun. Hikaru mengernyitkan alisnya heran dengan sikap sahabatnya ini.


'Apa ia mencoba membohongiku.' Pikir Hikaru, namun dengan cepat ia menepis prasangka buruk yang sempat hinggap didirinya.

"Kau terlihat murung hari ini? Apa Kau ada masalah?" Tanya Hikaru. Manik matanya menangkap Manik mata Akari yang tersirat memancarkan kesedihan.


Dengan cepat Akari menggeleng pelan.
"Aku baik-baik saja. Tak ada yang perlu dikhawatirkan." Jelas Akari tersenyum tipis?terlihat Akari memang terpaksa senyum agar sahabatnya percaya. Sepertinya ia memang tak mau sahabatnya terbebani oleh apa yang ia pikirkan.

"Kurasa kita harus kembali ke-kelas, Nayako pasti sudah menunggu kita?" Ucap Hikaru mengangkat tubuhnya?berdiri.


______________________________________

"Mengapa sedari tadi Kau melamun saja Keita?" Tegur Hideki kesal dengan tingkah sahabatnya pasca kejadian pagi tadi.

"Hei, Aku sedang berbicara padamu." Teriak Hideki tatkala membuat Keita kesal lalu beranjak keluar kelas. Hideki pun terpaku atas kepergian Keita? 'Apa ini karena perempuan yang ia cari tadi ya?' Pikir Hideki, ia terlihat sangat yakin bahwa yang membuat perubahan Keita adalah perempuan itu.

"Akan Kucari dia.." tekad Hideki terlihat yakin sekali. Ia beranjak dari kursinya melangkah keluar menyusul Keita.

Hideki menyusuri lorong kelas, manik matanya menyapu pandangan kearah sekeliling. Namun nihil ia tak menemukan keberadaan Keita dimana?

___________________________________


Seorang pria yang tengah menyusuri lorong kelas ini nampak muram, sedari tadi ia memikirkan perempuan polos yang ia jumpai tadi pagi.

"Hai, Keita." Sapa seorang perempuan cantik yang tengah menggengam smartphonenya.

"Oh, Hai Izumi." Jawab Keita terlihat terkejut atas sapaan yang baru saja terlontarkan.

"Mengapa Kau disini hmm..?" Tanya Izumi penasaran. Terlihat tingkah Izumi seperti mengintimidasi lawan bicaranya.

Keita gugup, ia bingung harus menjawab apa? sejujurnya ia pun tak tahu mengapa kakinya melangkah ke lorong kelas fakultas sastra? Sungguh aneh.


"Aku hanya..." Jawabnya terpotong.

To Be Continue?

DONT FORGET TO GIVE STAR FOR MY STORIES @DewiSuliana

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience