Rate

PROLOG

Fanfiction Series 1043

Summary : 'Berjumpa dengannya saja Aku belum pernah, bagaimana aku sepadan dengannya'

________________________________________________________

"Hei, Akari. Apakah Kau sudah mendengar berita terhangat siang ini?" Tanya Hikaru semangat sekali sembari menoleh kearah sahabatnya--Akari yang terlihat acuh tanpa ekspresi sedikit pun.

"Memangnya berita apa yang kau dapat siang ini?" Hikaru terkejut ketika merasa bahunya tersentuh tangan seseorang yang--lamunannya hilang tatkala penasaran dengan orang yang menyentuh bahunya. Hikaru menoleh, mata nya menyalami manik mata pria dibelakangnya.

Seketika ia bergumam.
"Shi-ro... " Hikaru terlihat gugup, seperti anak yang akan dimarahi ayahnya ketika melakukan kesalahan. Terlihat jelas raut wajah Hikaru berubah sedikit pucat, bingung harus menjawab apa.

Akari yang menyadari hal itu, mulai angkat bicara.
"Tak seharusnya Kau menguping pembicaraan orang lain." Akari terlihat menyindir Shiro yang sempat berdiri terpaku, berusaha memikiran perkataan Akari yang baru saja terlontarkan.

"Apa maksudmu berkata seperti itu padaku Akari. Hei!! Aku belum selesai berbicara." Akari baru saja pergi melangkah keluar kantin bersama Hikaru. Walaupun sempat dihalangi Shiro untuk pergi, namun Akari terus melangkah membuat Shiro semakin kesal.

"Dasar perempuan menyebalkan, Kau Akari." Teriak Shiro, meski Akari tak menghiraukannya.

______________________________

"Kau latihan hari ini?" Tanya Hideki seraya menepuk bahu Keita. Keita pun menoleh lalu menganggukan kepalanya. Hideki mengernyitkan alisnya, heran dengan sikap Keita yang berubah siang ini--terkesan lebih cuek.

"Apakah Kau masih memikirkan perkataan Izumi kemarin?" Tanya Hideki hati-hati, suaranya ia sedikit pelankan saat berucap nama Izumi.

Keita masih terdiam, tak mengindahkan pertanyaan yang Hideki lontarkan.
"Keita, berceritalah padaku. Jangan Kau simpan sendiri beban pikiranmu. Aku tidak suka melihat raut wajahmu yang bersedih itu."

Keita sedikit tertegun dengan perkataan Hideki tadi. Ia mulai berucap,
"Ya Kau memang benar, Aku masih memikirkan perkataan Izumi..." Jawab Keita mengangkat wajahnya melihat Hideki.

Hideki tersenyum, akhirnya sahabat karibnya mulai berbicara.
"Sudahlah. Perkataan Izumi jangan Kau pikirkan. Mungkin ia hanya bergurau saja." Jawab Hideki menenangkan tatapan yang Keita berikan.

"Kupikir juga seperti itu. Namun sepertinya sulit. Karna Aku sudah sangat penasaran dengan orang yang Izumi ucap kemarin." Jawab Keita mendapat anggukan dari Hideki.

"Baiklah akan kita cari sama-sama siapa perempuan yang dimaksud serasi denganmu..." Hideki terlihat semangat sekali, lain hal dengan Keita?ia hanya memprout bibirnya terkesan seperti malas.

___________________

"Kenapa kalian lama sekali hmm. " Tanya Nayako menatap Akari dan Hikaru bergilir.

Hikaru menghela nafas.
"Kantinnya penuh. Kami hampir berdesakan karna membeli pesananmu yang banyak sekali." Gerutu Hikaru kesal. Nayako hanya memperlihatkan jajaran giginya yang rapi.

"Kenapa tadi Kau gugup?" Tanya Akari seraya melangkah kearah kursinya. Ia menjatuhkan bokongnya--duduk, lalu menatap Hikaru terkesan meminta jawaban.

Hikaru sepertinya mengerti arti tatapan itu. Lalu ia bergumam,
"Aku Mencintainya..."

Nayako yang mendengar pun langsung menoleh kearah Hikaru, sepertinya sahabatnya ini belum paham maksud ucapan yang baru saja terlontarkan.

"Kau mencintai siapa Hikaru...? Kenapa Kau tidak pernah bercerita pada Kami." Potong Nayako, ia terlalu antusias mendengarnya.

"Aku mencintai Shiro, karna itu Aku gugup saat bertemu dengannya." Jelas Hikaru, ia tertuduk merasa bersalah karna tidak pernah menceritakan hal ini pada sahabatnya.

"Kalau Kau mau, Aku dengan senang hati akan membantumu." Hibur Nayako mendapat anggukan dari Akari.

"Terimakasih. Kalian memang sahabat terbaikku." Ucap Hikaru tersenyum seraya merangkul bahu Akari dan Nayako.

_____________________

Bell sekolah berdenting. Seluruh siswa behamburan keluar melangkah kearah koridor sekolah menuju gerbang untuk pulang.

'Akariii' teriak seorang perempuan bernametag?Izumi. Akari tak mendengarnya, ia tak menoleh kebelakang pun. Izumi tak menyerah ia mulai mempercepat langkahnya.

Tap'
Tap'
Tap'

Izumi terlihat berlari kecil mensejajarkan langkahnya dengan Akari. Namun hampir gagal tatkala Akari terlalu cepat melangkah.

"Hei Akari, Aku memanggilmu.." Izumi menarik pergelangan tangan Akari. Akari pun berhenti melangkah. Terlihat ia melepaskan Headset ditelinganya.

Izumi menghela nafas,
"Pantas saja Ia tak mendengarku." umpat Izumi kesal.

"Apa yang mau Kau bicarakan?" Tanya Akari langsung pada inti pembicaraan. Terlihat Izumi yang mengumpat kesal atas sikap Akari yang memang selalu menyebalkan setiap harinya.

Izumi mendekat kearah telinga Akari, membisikan sesuatu
"Apa Kau gila hah, tindakkanmu menurunkan image-ku." Gerutu Akari kesal dengan ucapan Izumi. "Lain kali kau harus memikirkannya" lanjut Akari

"Sejujurnya Aku mencintainya, Namun Kau tau kan ia berbeda denganku. Jadi kupikir Kau sangat sepadan dengannya." Jawab Izumi sedih, tak menunggu lama ia tersenyum lalu menepuk bahu Akari.

Seketika Akari bergumam,
"NO WAY"

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience