Prologue

Romance Series 252

Bunyi lagu di corong radio kedengaran. Remaja lelaki itu menjuling matanya.

"YOU SHOW ME I HAVE REASON, THAT I SHOULD LOVE MYSELF"

Lagu itu bermain perlahan di sekitar supermarket. Other people seem to enjoy the slow and catchy song except one teenage boy who still stand in the same place for five minute straight.

"Er adik? Adik cari apa-apa ke?" Jurujual wanita yang melihat remaja lelaki tadi berdiri tanpa sebarang pergerakan kini memutuskan untuk menegurnya.

"He can't be a thief kan?" Bisik hati jurujual wanita itu sambil melihat remaja lelaki itu atas bawah " baju dia nampak mahal. Tak kan pencuri kot..."

Remaja lelaki itu,di sebalik mask hitam yang dipakainya membuat bunyi "tshh"

"I'm not a thief,you're blind?" Dia menjawab jengkel saat renungan mata jurujual wanita itu masih tertumpu ke arah baju di badanya.

"Eh!?" Jurujual wanita itu menjadi malu " sorry. Just kakak tengok adik dari tadi berdiri dekat sini."

"I'm not your adik and don't you know preying into customer business is rude?" Balasannya kasar " and if you that curious, i"m waiting for that bastard to come."

Jurujual wanita itu kaget "that...bastard?."

Serentak itu,pintu supermarket itu terbuka, menunjukkan kelibat seorang lelaki berambut biru tinggi dan kacak, rambutnya disikat kemas ke belakang,memberikan imej seorang businessman kepada sesiapa yang melihatnya, memakai suit berwarna hitam yang dari jauh sudah boleh di agak how expensive it cost.

Disisinya,kelihatan seorang wanita cantik,memakai dress yang menunjukkan lentuk tubunya serta terbelah di bahagian kaki.

Mereka berdua bergerak ke
Jurujual wanita itu berbagi arah kepada lelaki itu dan remaja lelaki di ssbelahnya.

"They got the same hair colour? Was it his brother? That guy sure is hot." Jurujual wanita itu berbisik sendirian.

Langkah lelaki itu tiba di tempat kedua mereka berdiri. Wajah kacaknya turut memberi aura " you can look how hot i am and droll about it but you can never touch me".

Renungan matanya tajam dan dingin " where the groceries?"

Remaja lelaki itu bertukar wajah menjadi sedingin lelaki di hadapanya " do you think i'm your maid? Go fetch the good yourself."

Jurujual wanita itu menutup mulutnya memandang mereka " oh my, how can this teenager be so rude dekat abang dia."

"But they do look alike,the genes sure is good in this family.I think the brother look familiar,but where did i see him?" Jurujual itu menyambung berbicara di dalam hati

"Adik.." jurujual itu akhirnya bersuara setelah semua pihak di depannya tidak bersuara " tak baik adik layan abang adik macam ni, lebih baik kala.."

"Who the fish is my brother?" Remaja lelaki itu memotong percakapannya.

Jurujual wanita itu memandang malu kearah lelaki itu " this handsome young man lah,who else?"

Lelaki itu, tanpa senyuman di wajahnya akhirnya membuka mulut "  i think your mean, his father."

"Ah ayah adi...eh!" Jurujual wanita itu menjerit kecil "ay...ayah?"

Wanita cantik yang dari tadi melilit lenganya dengan lelaki itu senyum sinis "oh my Haine dear, i think you look too young and hot to be called a father.Apatah lagi people look at us and thought we're newlyweed."

Wajahnya menunjukkan riak bangga saat mengucapkan ayat itu.

Remaja lelaki itu memandang bosan kearah wanita cantik itu sebelum melihat ayahnya " who this again? Last week it were some bimbo you meet at bar. I know your standard were low but i don't think it were this low"

"I.." wanita cantik itu membuat riak lemah dan memandang Haine dengan harapan dirinya dibela dari percakapan kasar remaja lelaki itu.

But people can dream,sure.

Haine melihat wanita itu melalui sesaat " ah, who are you again?"

Wajah wanita itu bertukar merah akibat malu " Haine, i'm Shin Hye, your secretary. I'm been working for you dah dua tahun!"

"Ah.." Haine kelihatan tidak berminat dengan esakan wanita itu. Dia memandang anaknya " Han Serim, you really don't get the groceries at all?

Shin Hye mengigit bibirnya. Dia memandang marah ke arah Serim akibat di ignore oleh Haine.

Han Serim menunjukkan jari tengahnya " fuck you Han Haine. I'm out."

Dia berjalan pergi dari tempat itu.

Han Haine mengalihkan wajahnya kearah Serim " you know where to find the driver right?"

Serim tidak menjawab. Langkahnya diatur laju kearah pintu keluar.

Jurujual wanita itu mula memikirkan panggilan nama manusia di hadapannya. " Han Serim..Han Haine..Han..omg!"

Did the guy infront her THE Han Haine, the richest guy in this country? That Han Haine?!

But what did that kind of guy doing in this lowly supermarket?

Shin Hye mula merengek " Haine...anak awak...."

Haine menarik tangannya. His gaze turn cold " go pick the groceries. that the reason i brough you here. 3 minute. Or i leave you here."

His voice sound inhumane.

"Haine!" Shin Hye sedikit terkejut dengan ayat Haine.

"2 minute and half." Dingin Haine membalas. Dia melihat jam tangannya.

"Tshhh" Shin Hye membuat bunyi sebelum berlari kearah rak makanan.

Jurujual wanita itu melihat kearah Haine yang riak wajahnya kaku dan dingin.

Scary.This guy is freaking scary.

Haine melihat wanita di sebelahnya. "Did my son wait long?"

Perbualan mengejut itu membuat jurujual wanita itu sedikit terkesima " ah.... Dalam 5 minute macam tu. I thought he were lost."

"Lost?" Haine kembali bertanya.

Jurujual wanita itu mengangguk " when i ask, he tell me he waiting for a bastard..ah!"

Jurujual wanita itu sekali lagi menutup mulutnya apabila dia menyedari dia terlepas kata.

Haine yang mendengar ayat jurujual wanita itu kini tersenyum kecil. Senyuman itu membuatkan wajah kacak miliknya memberi aura lembut.

"He really said that, thought so.." dia berkata lemah. Pandangannya bertukar kosong.

Jurujual wanita itu melihat riak lelaki itu yang berubah dari lembut ke sedih sebelum kembali ke riak biasa dingin dan stoic.

This guy. He look...lonely.
...................................................................

Pintu kereta mewah itu dibuka oleh pemandu lelaki pertengahan tahun.

"Drive away." Senada Serim memberi arahan.

Pemandu lelaki itu mengerutkan dahinya "Young master.."

"Drive.Or i run away again." Serim mula mengugut.

"But how about master Haine.?" Pemandu lelaki itu kembali bertanya.

Serim tidak menjawab. Dia memakai earpods di telingganya.

Pemandu itu menutup pintu kereta sebelum menelefon Haine.

Seminit kemudian, Haine keluar dari supermarket itu seorang diri tanpa ditemani Shin Hye.

"Master!" Pemandu lelaki itu membuka pintu kereta itu sambil menundukkan badannya sedikit.

Serim yang baru hendak membuka halaman twitternya menjeling " you left that bitch.?"

"Ah..." Haine yang baru duduk menoleh

"You forget she here don't you." Serim mengeluh " sometimes i wonder how playboy like you still don't get STD."

"Well son, have you hear something called protection.anyways, how old i am?" Haine mengangkat keningnya.

Serim melihat wajah ayahnya " did your head suis get cut or what. How could you forget you're 34 this year."

Haine make a cunning smile " am i married?"

Serim kini hampir hilang sabar " the fuck is wrong with you. You divorce mom years ago."

Haine still with his cunning smile " so me, a healthy 34 years old and single
can't even have some pleasure outside? I sure not a nun, are you?"

Han Serim give up on talking to his dad. He open the volume to the maximum and lost in media social.

Fuck for this guy gettin the STD, i hope the death reaper take him instead.

With his attitude, hell sure look like his actual home.

hello, crystalixle again ಥ‿ಥ so Etoile and Infinitum shared the same universe, in some part you will have the cross over between this two novel, after all the character is related. anyways, thank you for reading my third work. have fun!

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience