Tes•°•°
Masa percobaan°•°•
°°°
Namaku Ola. Sabiola Cello Brata. Malam ini aku sedang berada di sudut ruangan di samping kaca besar yang menghadap ke jalan raya bersama satu gelas kosong yang tadinya berisi caramel macchiato, segelas caramel macchiato yang tinggal setengah, sepotong cheese cake, dan lagu-lagu Taylor Swift yang terdengar dari pengeras suara di Cafe Ruang Teduh, di daerah Kemang, Jakarta Selatan.
Hari ini tanggal 18 Agustus 2019, aku berumur 26 tahun dan masih lajang. Saat ini aku bekerja di sebuah butik pakaian pengantin sebagai seorang desainer sekaligus owner. Aku juga bekerja sebagai penulis lepas di sebuah perusahaan penerbitan, dan beberapa menit yang lalu aku baru saja mengirimkan tulisanku kepada Mbak Tata, sang editor.
Sekarang, aku menatap tetesan air yang mengalir di kaca jendela. Di luar sana sedang hujan dan sepertinya angin berhembus cukup kencang. Aku kembali menatap layar laptopku yang masih menyala sejak dua jam terakhir.
Setelah memastikan tulisanku terkirim, aku melirik jam di sudut kanan layar laptop. Pukul 19.30, masih terlalu dini untuk pulang. Tanganku iseng membuka folder yang bernama 'Unscripted'. Folder berisi foto-foto pada waktu aku masih SMA bertahun-tahun yang lalu.
Aku tersenyum saat slide foto menampilkan fotoku bersama dengan seorang lelaki yang merupakan pacarku di masa itu. Seseorang yang selalu membuatku tersenyum, meski terkadang amat sangat menyebalkan. Seseorang yang sangat inginku ceritakan kisahnya pada kalian. Aku juga bingung, kenapa aku harus menceritakan kisah ini. Tapi, seperti ada sesuatu yang mendorongku untuk terus bercerita.
Sebenarnya aku sama sekali tidak begitu pandai merangkai kata, tetapi aku akan berusaha bercerita dengan jujur. Apa yang akan aku ceritakan sesuai dengan kejadian yang aku ingat, dan dari sudut pandangku tentunya. Tapi maaf aku tidak bisa menceritakannya secara detail karena mungkin kalian akan bosan dan aku sebenarnya juga tidak mengingat detailnya. Hehe.
Sampai saat aku menulis cerita ini, aku masih sering merindukannya. Masih sering bertanya-tanya bagaimana kabarnya, apakah masih mengingatku? Apakah masih sering rindu seperti aku?
Ceritaku dimulai ketika aku masih tinggal di Jakarta sembilan tahun yang lalu, sebelum papa pindah tugas ke Yogyakarta, dan aku kuliah di Bandung. Sebelum akhirnya aku kembali menginjakkan kaki di Jakarta.
Saat itu aku merupakan ketua ekskul teater 9sekaligus senior di salah satu sekolah menengah atas di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur.
Dan ini lah ceritaku ...
Share this novel