Rate

Satu

Romance Series 169

Jam menunjukkan pukul 6 pagi. Seperti biasa, almira sudah stand by dikamarku, membangunkanku yang euh… mengganggu tidurku. Dengan langakh gontai aku pergi kekamar mandi dengan didorong oleh almira.
Tidak hampir 30 menit, aku sudah siap dengan seragam sekolahku, dan segera berangkat sekolah menggunakan motor matic almira. Sesampainya disekolah, hal pertama yang aku lakukan bersama almira adalah mencari kelas kami.
Sebuah kebetulan atau memang jawaban dari do’a-do’a kami ketika kami ditempatkan di satu kelas yang sama. Di kelas 12 IPA 2. Suasana mulai riuh saat memasuki kelas, apalagi katanya akan ada murid pindahan yang akan ditempatkan dikelas ini.
Ketika bel masuk berbunyi bersamaan dengan wali kelas kami, semua terdiam saat wali kelas kami tidak datang sendirian, dia bersama dengan seorang cowok. Dan itu… gavin, mantan pacarku.
Dulu kami pacaran LDR, dia disurabaya sedangkan aku di Jakarta. Kami menjalani hubungan selama 7 bulan setelah itu memutuskan untuk putus dengan alasan sepele saja menurutku. Takut aku main dengan cowok lain dibelakang dia. Padahal kan aku ini termasuk cewek yang setia.
Lalu dia duduk tepat dibelakangku. Entah ini perasaan ku atau emang benar, dia sedikit lebih tampan. Dulu kami bertemu hanya seminggu sekali atau bahkan tidak sama sekali. Hanya bertukar pesan atau video call. Sejak dulu sampai sekarang aku memang masih mencintai dia, aku bahkan tidak setuju saat dia memutuskan hubungan kami. Tapi sebagai cewek terhormat maka aku meng’iyakankeputusannya.
Hari ini seolah lembaran baru dimulai, dengan dia masa laluku eaaa..
Jam pelajaran dimulai, aktivitas belajar mengajar seperti biasanya dilakukan dihari pertama sekolah sungguh tidak mengenakan. Pasalnya aku lupa caranya menulis, sudah kaku banget, males pula belajar.
4 jam pelajaran mampu aku lewati dengan yah… lumayan. Aku segera menarik tangan almira kekantin, mencari tempat yang kosong yang teryata sudah penuh.
“mau duduk dimana ra?” umpat almira.
“sudah penuh, masa iya kita gak jajan, mana perut aku laper banget lagi” aku melirik perutku sambil mengusap-usap.
“bentar…” almira menerobos kerumunan siswa yang berjubel untuk mendapat jajanan. Tidak lama kemudian, almira kembali dengan mmbawa dua roti dan dua air mineral.
“masa iya nggak bisa ganjel perut”
“hmm… kamu tau kan selera makan aku itu lagi naik, kalo makan roti satu ini mah kayak makan nasi secuil, nggak bakal kenyang”
“yaudah, makan dua-duanya”
“ah mira, aku bercanda kali, yu ah cari tempat enak buat ngobrol, ada yang mau aku certain sama kamu, penting”
Aku menarik tangan almira sampai disebuah kursi putih dekat taman sekolah. Sambil melahap rotiku, aku mulai bercerita tentang gavin, mantan pacarku yang sekarang sekolah disini, sekelas pula. Almira pasti ngak bakal ngeh sama dia, karena aku nggak banyak cerita tentang gavin sama almira.
Setelah almira mendengar ceritaku tentang gavin, hampir saja air yang sedang ia minum menyembur ke mukaku, huh emang dasar.
“seriusan kamu? Emang dia? Walaupun kamu nggak banyak cerita sama aku tentang dia, setidaknya kan kamu pernah memperlihatkan foto dia ke aku, dan aku juga nggak pikun-pikun amat. Setau aku tuh ya, difoto itu, dia kayak culun gitu fara”
“ya aku juga kaget, mungkin sekarang dia udah berubah, secara kan itu udah satu tahun yang lalu” aku memainkan roti sisanya.
“terus gimana? Kamu mau bilang sama dia atau minta penjelasan kenapa dia memilih untuk memutuskan kamu, dan tiba-tiba dia muncul lagi disini? Kamu harus tau semuanya, minta dia jelasin”
“nggak bisa, aku malu” aku mengedarkan pandanganku kesekeliling, takutnya dia muncul tiba-tiba dan mendengar pembicaran kami, kan nggak lucu.
“terus kamu maunya gimana?”
“nggak tau, aku pengennya sih kayak yang kamu bilang, dia jelasin sama aku kenapa waktu itu dia memutuskan aku dengan alasan yang tidak jelas. Tapi bagaiana memulainya? Aku ini seorang perempuan, perempuan itu kodratnya menunggu, bukan memulai”
“elah…kalau gitu terus kapan taunya bego sih”[]

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience