Rate

Prologue

Romance Series 857

Kenalin dulu, nama gue Bukhari. Kejadian cerita ini terjadi di Serang, pada tahun 2000.

Hari ini hujan turun dengan lebat, sangat lebat, bahkan petirnya pun menyambar-nyambar dengan suara yang gelegar. Badan gue basah dan gue memutuskan berteduh disalah satu ruko yang berada tepat di pinggir jalan, gue parkirkan motor butut gue dan gue berlari ke arah ruko itu.

Di ruko ini ada satu orang wanita yang mengenakan jilbab sangat panjang dengan cadar di wajahnya, matanya lentik dan gue rasa kulitnya juga putih, walaupun tertutup jilbab dan cadar yang syar'i namun tetap saja kecantikannya tidak dapat ditutupi.

Kami hanya berdua di depan ruko ini, dan hujan semakin deras sampai-sampai langit siang ini terlihat sangat gelap, padahal jam baru menunjukkan pukul 1 siang, karena bosan gue mencoba menegur wanita ini.

"Mba, darimana?" tanya gue basabasi

Dia diam saja, gue mencoba berpikir positif, mungkin saja dia tidak ingin berbicara kepada yang bukan mahromnya.

"Nama saya Bukhari." Gue mencoba lagi

Tapi tetap saja tidak ada respond darinya.

"Mba? Sehat?" tanya gue lagi

Lalu, tiba-tiba wanita itu terjatuh dan pingsan tepat di depan gue, gue erkejut dan panik dan gue tidak tahu harus berbuat apa, ingin sekali gue menolongnya, tapi gue takut untuk melakukan sesuatu, gue meminta tolongpun tidak ada siapapun disini, dan jalanan sangat sepi karena hujan yang turun, ingin menyentuhnya juga segan karena pakaian yang ia kenakan, ini adalah moment teraneh yang pernah gue alami. Dengan mengumpulkan keberanian, akhirnya gue melakukan sesuatu, gue menundukkan badan gue lalu dengan perlahan gue,

...
...
...
...
...
...

Menyentuh tubuh wanita ini dengan telunjuk gue sambil memanggil-manggilnya.

"Mba, mba."

Tetap tidak ada respond, panik kembali menerpa kondisi gue saat ini, lalu pikiran mengancam mulai menggerogoti otak gue, jangan-jangan dia memegang sebuah bom, lalu dia akan meledakkan dirinya disini, tapi.... tidak tidak tidak, untuk sekarang gue harus mencoba berpikir positif, karena nyawa orang adalah taruhannya.

Dengan mengumpulkan keberanian, akhirnya gue punya sebuah ide dan keputusan, gue harus berlari ketengah-tengah hujan dan mencari mobil untuk menolong wanita ini, gue tarik nafas dalam-dalam, lebih dalam, lebih dalam, sangat dalam, sangat dalam, yaaaa !!! Gue berlari melawan hujan sembari berteriak dengan keras.

"Toloooooooooooooooooooooooooong!!!!" Teriak gue

Gue berlari ke arah jalanan, dan lagi-lagi gue berteriak dengan keras.

"Toloooooooooooooooong!!!" Teriak gue lagi

Sampai tiba-tiba ada sebuah mobil yang menghampiri gue.

"Ada apa mas?" tanya supir mobil itu

"Ada cewe pingsan om, disana." Kata gue sembari menunjuk wanita itu

"Ih, terroris ya?" tanyanya

"Bukan om, bukan."

"Ga berani lah."

"Tolong om, nyawa taruhannya."

Cukup alot negosiasi yang terjadi, gue terus mencoba meyakinkan bahwa wanita itu bukan terroris dan akhirnya pemilik mobil itu mau menolongnya dan membawanya kerumah sakit, gue mengikuti mobil itu kerumah sakit dengan motor butut gue.

Sampainya dirumah sakit, gue keluarkan wanita bercadar ini dan gue gendong ke UGD, dokter disana dengan sigap memberikan pertolongan, dan gue menghampiri pemilik mobil tadi lalu mengucapkan terimakasih, dan gue duduk menunggu di UGD dengan tubuh yang basah, tidak lama kemudian seorang dokter wanita menghampiri gue.

"Kamu siapanya?" tanyanya

Gue jelasin semuanya ke dokter ini bahwa gue bertemu dia di depan ruko, dan gue ceritakan kronologisnya.

"Dia Hipotermia, sebetulnya tidak apa-apa, hanya saja jika telat mungkin akan berbahaya." Jelas dokter ini

"Lalu dok untuk biaya, bagaimana?" tanya gue

"Apakah dia bawa tas?" tanya dokter ini

Tas? Tas? Sialan! Tasnya ada di mobil tadi.

"Sebentar dok." Kata gue

Gue berlari ke depan dan mencari mobil yang menolong tadi, tapi sudah tidak ada, sial sial sial! Sialan tuh om-om, liat aja kalau sampai ketemu lagi gue cingcang jadi 12 bagian lu!

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience