19 : A Mistake

Science Fiction Series 2025

"Danny.." Jay nenepuk kuat belakang rakannya yang sedang duduk mengelamun di meja makan.
"Shit! Come on Jay.." Danny mengangkat kedua-dua tangannya ke udara tanda tidak puas hati dengan perbuatan Jay itu.
"Waw.. Saya ganggu mimpi kau di siang hari kah?" Jay ketawa perlahan melihat reaksi Danny itu.
"Hehh.. Mimpi apa pula.. Mana ada saya mimpi sekarang.. Kau tidak nampak kah saya tengah makan.." ujarnya lalu menunjuk ke arah makanan yang terhidang di hadapannya.
"Yalah tu.." kata Jay. "Betullah.. Ouh ya.. Can I ask you something.." tanya Danny.
"Waw.. Soalan kau memang tidak akan pernah berakhir oo kan.. Everytime I come to see you, mesti kau ada saja soalan.. Saya langsung tidak ada kesempatan mau tanya apa-apa sama kau.." kata Jay panjang lebar.
"Fine.. What your question.." tanya Danny. "Hmm.. Let me think first.. I guess no question.." tersengih-sengih Jay menjawab.
"What the heck Jay.. Bila saya suruh kau tanya, tiada pula.." Danny mengerutkan keningnya.
"Hehe.. Okay okay.. What you want to ask me.." tanya Jay pula.

Danny terdiam sejenak sebelum mengajukan soalannya. "So, can you tell me about Skylar.. Something that I don't know.." katannya.
"Something you don't know? Like what?" tanya Jay lagi.
"Well, like about her family.." kata Danny. "Hmm.. Why you want to know about her family?" kata Jay.
"I just want to know about it.. Well, last night she said something weird to me.. She talk about her mother and cara dia cakap tu macam dia ada problem dengan mama dia.." terang Danny.

Jay mengeluh perlahan. "Actually, she have a family problem.. That's why Sky tidak suka bercerita pasal family dia.. Her dad, uncle Benjamin died when she just five years old.. So, after he die, Sky's mum ada masalah untuk membesarkan dia seorang diri.. Like a lot of pressure on rising Sky alone.. Anty Emma hilangkan tekanan dia dengan alkohol.. Year after year, she become addict with alcohol.." cerita Jay.
Danny hanya mendengar tekun cerita Jay. "You know what.. Anty Emma cakap dia tidak mampu dah untuk jaga Skylar.. Sampaikan dia daftarkan Sky di rumah kebajikan kanak-kanak but my mum marah habis.. Sky masih ada saudara-mara, why need to send her there.. My mum said that.. So, from there, my mum ambil hak penjagaan Skylar and she live with us until now.." sambung Jay.

"So, that's why she said that huhh.." kata Danny perlahan.
"That's all I can tell you... Yang lain kau tanya sajalah dia.." kata Jay pula.
"I will try.. Anyway, thanks Jay.." ucap Danny. "Hmm.. Yelah.. Kalau kau tidak tanya dia, sampai bila-bila pun kau tidak akan kenal dia.." kata Jay lagi.
"Yalah.. Yalah.. Nanti saya tanya dia lah.." kata Danny pula.

* * *

"Arghh.. What's going on with me.." Skylar meraup perlahan mukanya. "What's this feeling.. Kenapa pula kena rasa bersalah, rindu, confuse at the same time.." katanya lagi.
Kali ini kepalanya pula digaru berkali-kali sehingga rambutnya serabut seperti sarang burung.
"Arhh.. I can't handle it anymore.. I need to see him.." Skylar berkata-kata sendiri.
Dia mengerling ke arah jam di handphonenya. "Hmm.. 8 malam.. I guess he's not sleeping yet now.." katanya lalu berjalan ke arah meja soleknya.
"Perasaan tertanya-tanya ni betul-betullah menganggu ketenteraman saya.. Did I say something weird that night.." Skylar bermonolog sendiri sambil mengenakan solekan ringkas pada wajahnya.
"Good.. Now, I'm getting crazy.. Kenapa juga perlu bersolek di malam hari.. No one gonna see your face at night day.." ujarnya lalu mengelap mukanya dengan wet tissue.
"Okay.. Just meet him and tell him about your feeling, Sky.." katanya lagi.

"Hye.. Did you see mum and dad?" tanya Daisy sebaik sahaja turun ke bilik bawah tanah.
"They go out just now.. Katanya ada meeting.." jawab Danny sambil tangannya laju menekan keyboard laptopnya.
"Hmm.. Yeke.. Diorang busy betul ah sejak akhir-akhir ni.." kata Daisy.
"Yeah.. Saya pun jarang nampak diorang di rumah sejak kebelakangan ni.. Maybe they are too busy.." kata Danny pula.
Daisy mengangguk setuju. "Hye, Daisy.. What going on with you and Eric?" tanya Danny tiba-tiba.
"Sorry? What?" Daisy mengerutkan dahinya. "I thought you guys are couple now.. But, Eric told me that you're not.." Danny berhenti menaip sambil pandangannya dialihkan ke arah Daisy.
"He told you that?" "Yeah.." "Well, actually, not yet.. We're not a couple yet.. Saya belum terima dia.." ujar Daisy.
"Why? Because I don't like him.." kata Danny. "Ermm.. Maybe.. Yalah, kakak belum accept dia sebab kau.. You tidak setuju hari tu, so I don't know.. Sama ada saya kena accept dia or not.." balas Daisy.
"Waww.. Tidak sangka pula kakak dengar kata-kata saya hari tu.. Yeah maybe I have a bad memories with him but benda tu tidak ada kena-mengena dengan kakak... Kakak sendiri cakap it's all about your feeling, why now kakak fikirkan tentang saya pula.." tanya Danny lagi.
"I try not to think about that, but benda tu asyik berlegar-legar dekat otak saya lah.. I want to accept Eric but how about Danny.. I always ask myself that.. I know accepting him will bring a bad memories to you.." jawab Daisy.
Danny terdiam seketika. "Just accept him.." katanya perlahan.
"What?" "Just accept him.. Kau tidak payahlah mau fikirkan saya sangat.. Just think about your feeling.. If you happy with him, then I'm happy for you too.. Maybe you right, saya sepatutnya tidak fikirkan terus pasal perkara yang sudah berlalu.." Danny mengangkat bahunya.
Daisy hanya memandang kosong Danny sambil mengeluh perlahan. "Are you sure about this.. Kakak still boleh tunggu sampai kau okay dengan Eric.." tanyanya.
"Yeah.. I'm sure.." kata Danny perlahan. "Waw.. What happen? Kenapa tiba-tiba okay dengan Eric.." Daish cuba untuk mengetahui lebih dalam.
"Nothing.. Just.. Just accept him.. Don't ask me why.." ujar Danny. Daisy hanya tersenyum penuh makna mendengar kata-kata adiknya itu.

Cahaya terang mula memenuhi ruangan bawah tanah itu. "What the hell.. Did you open it?" tanya Danny apabila melihat Ghost portal itu terpasang sendiri.
"Hell no.. Saya langsung tidak sentuh pun benda tu.." kata Daisy.

Kelihatan satu sosok tubuh mula keluar daripada portal itu.
Sebaik sahaja cahaya itu semakin menghilang, Danny dan Daisy saling berpandangan antara satu sama lain.

"Kelly? What are you doing here?" tanya Danny. "Who?" tanya Daisy kepada Danny.
"Ouhh.. She is Vald's daughter.. Vald penjaga saya di Ghost Zone.." jawab Danny.
Kelly memandang ke arah Danny. Mukanya berkerut seolah-olah menahan tangis.
"Hye, what happen?" Danny menjadi panik apabila tangisan Kelly memenuhi ruangan bawah tanah itu.
Dengan pantas dia berlari ke arah Danny kemudian memeluknya. "Hye.. What.. What happen.." tanya Danny lagi. Daisy hanya memandang hairan ke arah Kelly.

"I.. I'm scared.." tersekat-sekat suara Kelly menjawab. "You scared? Of what?" tanya Danny.
"They fighting too much.. I.. I hate it.." Kelly menangis teresak-esak dalam pelukan Danny.
"I'll bring some drink.." kata Daisy lalu berjalan laju naik ke atas walaupun masih bingung dengan kejadian yang sedang berlaku. Danny hanya mengangguk perlahan.

"Kelly.. Tell me.. What is going on.. Who is fighting.." Danny mengusap perlahan belakang Kelly.
"Nah, lap muka tu.. Kau basahkan baju saya lah.." katanya lagi lalu menhulurkan tissu yang diambil tidak jauh daripadanya.
"Ahh.. I really need a real brother like you now.." Kelly menyambut tissu itu kemudian mengelap lembut mukanya.
"What do you mean.." Danny mengerutkan dahinya.
Kelly mengangkat mukanya memandang Danny. "Sometimes I wish that I have siblings.. Bolehlah saya meluah sepuas hati saya.. But I only have you.. So, just be my brother for now.." katanya.
"Okey.." Danny memandangnya hairan. "Fine.. There is a big problem happening at my home right now.. Daddy bergaduh teruk dengan mummy.. You know.. A couple fight.. Husband wife fight.. Saya mengaku yang saya benci mummy saya but it doesn't mean that I don't love her.. I do love her but at the same time I hate her.." kata Kelly.
"So, it's just a simple fight.. A family fight.. Why you so scared?" tanya Danny.
"Seriously Danny.. I guess kau tidak pernah menghadapi family problem, right.." Kelly melepaskan pelukkannya.
"Err.. Maybe.." "Yeah.. Bukan maybe but memang tidak pernah.." Kelly masih mengelap sisa-sisa air matanya.
"So, tell me.." "Maybe for you it's not a big deal if there is a fight between the parents.. But for me, it is.. it is a big problem.. You know kan, my mum work with The Red Eyes.. My dad say, it is too dangerous for her to stay at our home.. He say, it is better to kill her than putting our lives in danger.." Kelly kembali menangis teresak-esak.
"I.. I thought my dad gonna kill her.. I just don't want to see her die in front of me.. I.. I don't want them to kill each other.. I just want a family.. Like a normal family.. Saya cuma mau my parents berbaik.." sambungnya sambil mengelap perlahan air matanya.

"Hye.. Hye.. Vald not gonna kill your mum.. I'm sure he still loves her.." pujuk Danny.
"I don't know Danny.." kata Kelly sambil menggelengkan kepalanya.
"Okay.. Come here.." Danny kembali memeluk Kelly sambil mengusap perlahan belakangnya.
"You wanna stay here tonight.. My parents ada kerja di luar.. Only me and my sister here.. Don't worry, Daisy have no problem with Ghost.." kata-katanya membuatkan Kelly tergelak kecil.
"Really.. I can stay here tonight.." tanya Kelly. "Yeah of course you can.." kata Danny.

"Wha.. What are you doing?" ujar seseorang di belakang mereka berdua.
Pertanyaan itu membuatkan Danny dan Kelly berpaling ke belakang. "Err.. Sky.. Wha.. What are you doing here?" tergagap-gagap Danny bertanya.
"Daisy say, you're down here... I thought you're alone.. And.. I'm sorry sebab dah ganggu kamu berdua.." Skylar berlalu naik ke atas dengan pantas.
"Hye! Sky..!" panggil Danny tetapi tidak diendahkan olehnya.
"Kelly, stay here.. I will see you later.." katanya lagi. Kelly hanya mengangguk kebingungan.

"Oo.. Sky, where are you going? I thought you come to see Danny.." tanya Daisy sebaik sahaja berjumpa dengan Skylar di ruang tamu.
"I'm going home.." sedikit keras nada suara Skylar menjawab. Dengan pantas dia keluar dari rumah meninggalkan Daisy yang masih terpinga-pinga.

"Hye.. What's going on.. Why she look so mad.." tanya Daisy kepada Danny pula.
"I think I made a mistake.." terburu-buru langkahnya mengejar Skylar.
"Waw.. Seseorang akan patah hati malam ni.." kata Daisy sambil menggeleng perlahan. Dia kembali berjalan menuju ke bilik bawah tanah.

"Hye, Sky! Kau dah salah faham ni..!" Danny cuba untuk mengejar Skylar tetapi semakin dia menghampiri semakin Skylar mempercepatkan langkahnya.
"Come on, Sky! Listen to me.." katanya lagi. "What! What you want me to listen!" Skylar menjerit perlahan. Dia menghentikan langkahnya kemudian menoleh ke arah Danny.
"What you gonna say, Danny.. I saw everything.. Itu dah cukup untuk menerangkan semua.. No need to explain anymore.." katanya.
"Bukan macam tulah.. You don't understand.. She is my sister.." "Thaa.. Your sister huhh.. You think I'm stupid.. You only have one sister lah.. Kalau mau menipu tu agak-agaklah.." marah Skylar.
"Yeah but.. Okay, listen to me.. She is a Ghost and just like I say just now, she is my sister, a Ghost sister.. Trust me, memang tiada apa-apa antara kami berdua.. We just have a family relationship.." Danny mencapai kedua-dua tangan Skylar.
"Bullshit.. Yeah, you got me Danny.. Lepaslah! I don't believe you.. Satu perkataan pun saya tidak percaya.." Skylar melepaskan tangannya daripada pegangan Danny.
Dengan pantas kakinya melangkah laju pergi dari situ. Danny mengurut perlahan dahinya kemudian cuba mengejar Skylar semula.

"I can't believe you do this to me, Danny.. Dalah menipu pun tidak pandai.." bebel Skylar lalu melintas jalan raya tanpa melihat kereta di kiri kanannya.
Hon kereta yang kuat menyebabkan Skylar terkaku di tengah-tengah jalan raya. Dia hanya berteriak kecil sambil menutup mukanya dengan lengannya.
"Sky!" jerit Danny. Dengan pantas dia berlari mendapatkan Skylar lalu membawanya naik ke udara.

Pemandu kereta itu kebingungan apabila orang yang hampir dilanggarnya hilang dengan sekelip mata. Dia kemudiannya kembali memandu setelah selesai melihat sekelilingnya.
"Hye.. You okay?" tanya Danny perlahan. "Wha... What happen.." Skylar membuka perlahan matanya.
Dia berteriak kuat apabila melihat Danny yang berubah sepenuhnya menjadi Ghost di hadapannya.
"Shit! Let me go!" jerit Skylar sambil meronta-ronta dalam pelukan Danny. "Okay.. Okay.. Saya turunkan kau.." Danny melonggarkan pelukkannya tetapi masih memaut badan Skylar agar tidak jatuh di atas jalan raya.
"Oh my God.." Skylar terkejut melihat keadaannya yang sedang berada di udara bersama-sama dengan Danny.

"Let me go, asshole!" Skylar menolak kuat Danny sebaik sahaja mendarat di atas jalan raya.
"Skylar.." kata Danny perlahan. Skylar hanya mengerutkan dahinya sambil berundur beberapa langkah menjauhi Danny. "Who the hell are you? Are you a Ghost? Danny! Where are you!" jeritnya.
"Sky.." Danny cuba menghampirinya. "Don't.. Don't come close to me.. Danny!" riak wajah Skylar mulai ketakutan. Dia masih cuba untuk memanggil Danny.

"Hye.. Hye.. It's me, Danny.." Danny cuba menghampiri Skylar.
"Stop!" Danny menghentikan langkahnya. Skylar mengerutkan dahinya sambil memandang tajam ke arah Danny.
"Sky, it's me.. See.. It's me.." Danny berubah kepada keadaan dirinya yang asal. "No.. No.." Skylar menggeleng laju.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience