Chapter 1 : Seseorang

Mystery & Detective Series 458

                                                                                  Bagian 1

Dipagi yang cerah,yang diiringi siulan burung-burung,dan suara alarm membangunkan Arya.

"Sudah pagi ya.."

Arya berbicara sendiri sambil menguap dan mematikan alarm.

"Ini hari pertama sekolah setelah liburan semester 1 , aku harus semangat"

Arya bangkit dari tempat tidur sambil berjalan ke kamar mandi.

Sfx:byur...byur

Suara air dari kamar mandi terdengar hingga ruang tamu.

"Arya sarapannya udah siap nanti sebelum berangkat sarapan dulu ya emak mau kepasar"

Suara wanita paruh baya terdengar dengar dari ruang tamu dengan nada tinggi dan suara yang agak keras hingga terdengar ke kamar mandi.

"iya Mak nanti Arya makan..."

"hari ini gw mendapat tugas piket, rada kesel sih kenapa hari pertama masuk itu harus hari senin sih..."

Arya bergumam sendiri sambil terus berjalan.

Di kejauhan Arya melihat sesosok anak remaja yang seumuran dengannya yang berlari menghampirinya.

"Arya woi... Arya..."

Suara teriakan yang berasal dari remaja yang menggunakan pakaian sekolah yang sama dengan arya, itu adalah sahabat Arya namanya Ryan.

"Oh Yan, tumben berangkat pagi"

Arya menatap remaja tersebut dengan curiga.

"Emang gw selalu dateng pagi kampret,ngajak berantem ni orang"

Ryan itu menjawab dengan sinis dengan penuh rasa kesal.

"Hehehe becanda kok ga usah serius-serius nanti sakit hati loh"

Arya menenangkan suasana dengan sedikit candaan.
"Dasar jo**s"

Ryan mengejek Arya dengan dengan kata yang menyat hati.

"Anjir ga sadar diri ngatain gw jo**s"

Arya membalas ejekan itu dengan ejekan yang sama sambil tertawa.

"Oh ya,Arya udah liat berita? katanya ada buronan kabur dari penjara"

Tanpa memperdulikan ejekan Arya, Ryan mengubah topik pembicaraan.

Arya terdiam sesaat dengan wajah terkejut ia berkata:

"Masa sih? baru tau gw daerah mana?"

Ryan dengan wajah serius dan tawa kecil yang tak terdengar, berkata:

"Beneran kalo ga salah kantor polisi kampung sebelah"

"Mungkin ga sih tu orang larinya ke desa kita Arya?"

Dengan wajah penasaran ryan mengeritkan alisnya sambil berpikir.

"Menurutku sih mungkin.kalo dia kabur dari kantor polisi desa sebelah yah kemungkinan besar dia larinya kesini soalnya desa ini dekat gunung dan hutan."

Arya berbicara dengan santai menjawab pertanyaan dari Ryan.

"Oh iya gw ingat berita yang semalem itu ya yang narapidana kabur itu.... ternyata itu dari desa sebelah.

Arya berusaha mengingat berita yang ia tonton semalam.

"kalo ga salah narapidananya itu mantan pembunuh berantai yang sering kabur dari penjara."

"Hahahaha jangan ngelawak pagi-pagi sakit perut nih gw jadinya,
Kalo emang dia udah ada di desa kita pasti nanti ada berita seseorang telah terbunuh lah gimana sih lu"

Dengan wajah sedikit ketakutan dan tawa yang terpaksa Ryan berusaha membantah kalo si narapidana ada di desa.

"Tapi kemungkinan dia ada di desa kita itu cukup tinggi loh.. soalnya di desa kita kan banyak orang dari luar daerah yang sering berkunjung untuk berkemah di hutan dekat gunung jadi kalo ada luar orang di sini tidak akan dicurigai oleh warga desa. Ditambah lagi beritanya kan baru semalem jadi kemungkinannya kecil kalo warga sadar dia narapidana yang kabur"

Arya meyakinkan Ryan bahwa opininya itu benar dengan beberapa argumentasi dari analisisnya.

"Begitu ya cukup berbahaya yah... hehehe"

Ryan dengan ekspresi ketakutan yang berusaha ia tutup-tutupi mengiyakan pendapat Arya.

Setelah itu Arya dan Ryan terus bejalan sambil mengobrolkan hal-hal yang tidak terlalu penting.

Bagian 2

"hyaaaaaa......."

Sesampai mereka disekolah mereka mendengar suara teriakan dari seorang wanita.

Mendengar teriakan itu mereka berlari menghampiri sumber suara.

Ryan melihat Seorang wanita paruh baya berda duduk di atas lantai dengan wajah ketakutan seperti habis melihat hantu.

"Ada apa bu?"

Ryan bertanya dengan dengan penuh rasa kebingungan.

Ibu itu tak berkata apapun namun ia menunjuk pintu ruang kelas 1A. Karena penasaran mereka medekati pintu lalu mereka melihat cairan berwarna merah mengalir keluar dari bawah pintu. Mereka pun semakin penasaran lalu Ryan membuka pintu dan....

Mereka kaget dan ketakutam hingga tak dapat bergerak melihat sesosok mayat tergeletak diatas meja guru yang berlumuran darah.

.

.

Mereka terdiam beberapa saat karena syok melihat sesuatu yang tidak biasa mereka lihat itu.

Setelah beberapa saat, Arya sadar bahwa mayat tersebut adalah Pak Budi wali kelas 1A.

Tak lama sekolah dikelilingi warga dan polisi.

Jasad Pak Budi pun dibawa oleh polisi untuk diotopsi.

"Kalian berdua bisa bicara kemari sebentar."

Seorang polisi dengan pakaian lengkap memanggil kami.

"Iya ada apa Pak?."

Dengan perasaan syok yang masih membekas Arya menjawab panggilan polisi itu.

"Bisa kamu ceritakan kronologi kejadian yang kamu tau?."

Dengan nada serius dan mata yang tajam yang tertuju kepada Arya polisi tersebut melontarkan pertanyaan.

"jadi begini pak..........."

Arya menjelaskan apa yang ia ketahui.

Bagian 3

Lalu sekolah diliburkan selama masa penyelidikan.

Di sebuah rumah yang berukuran tidak terlalu besar,lebih tepatnya ruang tamu rumah Arya.

"oh iya, gw bingung dari tadi lu ngapain di rumah gw yan?."

Arya menatap tajam ke arah Ryan seakan-akan mengatakan

"Apa mau lo kerumah gw pagi-pagi gini nyari sarapan hah?."

Merespon tatapan tajam Arya, Ryan tersenyum licik dan menatap balik Arya dan seakan-akan berkata

"ya iyalah ada yang gratis kenapa engga".

Konflik telepati antara dua sahabat yang bisa saling membaca pikiran sahabatnya tanpa harus di beritahu, pertengkaran dalam pikiran itu terus berlanjut hingga...

"Haaa... Yaudah terserah lu aja dah gw nyerah".

Arya menelah nafas melalui mulut dengan ekspresi pasrah dengan keinginan Ryan.

"Nah gitu dong itu baru sahabat"

Dengan ekspresi senang seolah-olah baru saja memenangkan perang yang berat.

.

"Sudah 2 hari ya setelah kejadian itu ,apa kita akan terus begini Arya?"

Setelah suasana tenang Ryan mulai berbicara untuk membuka topik obrolan.

"Yah mau gimana lagi karena situasi di luar lagi ga aman jadi temen-temen pada ga boleh keluar rumah"

Dengan suara lemah sambil berduduk sila di lantai meletakan dagu di atas telapak tangan, dengan ekspresi bosan Arya menjawab pertanyaan Ryan.

"Oi Arya, menurut luh aneh ga sih?".

"Aneh lah orang anak lain pada ga boleh keluar rumah lu malah maen ke rumah gw?"

Dengan nada yang agak tinggi Arya menjawab pertanyaan Ryan.

"Bukan itu maksud gw ****** , yang gw maksud itu kejadian tempo hari!! lagian rumah gw kan Cuma beda 2 rumah dari sini."

Dengan nada tinggi dan ekspresi marah.

Arya terkejut terdiam sesaat dengan ekspresi kagetnya yang masih terlihat jelas Arya mulai bicara untuk menenangkan Ryan, dan Berkata:

"santai dong jangan ngegas gw bercanda doank, santai ok santai..."

Dengan nada lembut Arya menenangkan Ryan.

Setelah Ryan tenang, Arya mulai bicara:

"Jadi gini gw juga tau kejadian ini terlalu aneh"

"Ok gw udah tenang gw Cuma masih syok soal kejadian tempo hari."

Sfx: Tok... Tok... Tok...

Suara ketukan pintu terdengar.

Mendengar suara ketukan pintu Arya sebagai tuan rumah berlari ke pintu masuk sambil berkata:

"iya tunggu sebentar..."

"Siapa lagi sih pagi-pagi begini.."

Arya bergumam sendiri sambil berfikir siapa yang datang.

Sfx:ceklek

Suara pintu terdengar terbuka.

Arya membuka pintu sambil berkata:

"kalo cari Emak saya dia lagi......"

Belum sempat Arya menyelesaikan kata-katanya ia terdiam melihat sesosok wanita dengan rambut hitam panjang dengan mata coklat kehitam-hitaman yang menggunakan pakaian mirip gaun berwarna putih. Melihat Arya yang terdiam perempuan itu pun tersenyum dan Berkata:

"Lamaga ketemu ya Arya...." 

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience