Rate

BAB 2

Romance Completed 541

Tiga jam telah berlalu, kue-kue itu habis terjual. Ini adalah pertama kali dagangan Nia habis dengan cepat. Tidak seperti biasanya pulang sampai larut malam. “Bagaimana? Daganganmu habis kerana ada aku”. Ucap Hilmi menyombongkan dirinya. “Tidak ini hanya kebetulan saja bukan kerana kau”. Jawab Nia menyangkal. “Bagaimana tidak bukan kerana aku? Daganganmu habis kerana wajahku yang ganteng ini”. Jawab Hilmi dengan percaya diri. “Baiklah, terserah kau saja, tapi terima kasih sudah membantuku”. Jawab Nia . “Ok, sekarang kau masuk, sampai besok aku akan membantumu lagi”. Ucap Hilmi sambil melambaikan tangannya dan melangkah pergi. “Apa kau bilang? Sampai besok? Kau tidak usah datang lagi! Dasar penguntit!”. Teriak Nia kepada Hilmi .

Dua bulan telah berlalu, tanpa sadar Nia dan Hilmi menjadi dekat. Sejak saat itu hari-hari sulit yang di lewati Nia terasa sedikit menyenangkan. Hilmi dan Nia sedang duduk di depan rumah Nia dan mereka sedang mengobrol dan kadang tertawa kerana candaan Hilmi . “Nia , apa kamu gak mau kuliah?”. Ucap Hilmi . “Bukan gak mau, tapi dengan kondisi aku yang gini, aku gak dapat . Aku ingin seperti yang lain dapat melanjutkan pendidikannya dan raih impian mereka. Aku juga ingin impianku terwujud. Tapi, takdirku bukan seperti itu”. Jawab Nia dengan tersenyum. “Maaf Nia seharusnya aku gak nanya itu”. Jawab Hilmi merasa bersalah. “Enggak kok, santai saja kali”. Jawab Nia . Hilmi memandangi wajah Nia sambil tersenyum. “Fer kok diem? Kenapa gak ngoceh lagi?”. Ucap Nia . “Nia , andai kita gak ketemu dalam keadaan seperti ini, pasti kita dari awal akan kenal dengan baik”. Ucap Hilmi . “Maksudnya?”. Jawab Nia tidak mengerti. “Tidak lupakan-lupakan”. Jawab Hilmi dengan cepat. “Fer, apa kita pernah bertemu sebelumnya? Kenapa kamu dapat kenal aku? Atau jangan-jangan kamu teman SD aku dan aku lupa”. Ucap Nia sambil mengingat-ingat. “Mungkin”. Jawab Hilmi . Dan obrolan mereka pun berlanjut sampai sore hari.

Pagi pun tiba, Hilmi sibuk mencari-cari Nia . Akhirnya Hilmi menemukan Nia di pinggir jalan sambil berjualan kue dengan semangat. “Nia aku cariin ternyata di sini. Ayo ikut aku”. Ucap Hilmi sambil menarik tangan Nia . “Tunggu dulu, kita mau ke mana?”. Jawab Nia memberhentikan langkahnya. “Kita ke rumah sakit, aku udah nemu donor mata yang cocok untuk kamu”. Jawab Hilmi dengan gembira. Nia pun langsung terdiam dan melamun beberapa detik. Apa ia tidak salah dengar dengan apa yang di katakan Hilmi ? Kenapa ia dapat tahu ada donor yang cocok untuknya? Apa ia mencari donor yang cocok untuknya selama ini? Banyak sekali pertanyaan di benak Nia dan ia ingin menanyakannya kepada Hilmi . “Nia ayo cepat! Malah bengong”. Ucap Hilmi membuyarkan lamunan Nia . “Fer, kenapa kamu..”. Ucap Nia belum selesai. “Sudahlah ayo”. Jawab Hilmi menarik tangan Nia .

Mereka telah sampai di Rumah Sakit. Nia sangat gembira kerana ia mendapatkan donor yang cocok dan ia dapat melihat lagi. Benar-benar sesuatu yang tidak terbayangkan sebelumnya olehnya. Tetapi, tetap saja masih banyak pertanyaan di dalam benak Nia . Tiga hari lagi Nia menjalani operasi dan ia sekarang berada di Rumah Sakit agar tidak terlalu lelah dan harus banyak istirahat sebelum operasi. “Tidur Nia , kamu harus banyak istirahat”. Ucap Hilmi yang sekarang berada di ruang rawat Nia . “Aku baik-baik saja, terima kasih untuk semuanya. Aku akan ganti biaya operasi ini nanti”. Ucap Nia . “Kamu gak usah pikir hal-hal itu. Pokoknya kamu harus istirahat”. Ucap Hilmi . “Fer, aku mau tanya sesuatu”. Ucap Nia . “Enggak, aku gak mau jawab. Aku tahu pasti kamu banyak pertanyaan buat aku. Aku bakalan jawab semuanya tapi gak sekarang, ok?”. Jawab Hilmi . “Ok”. Jawab Nia menyetujuinya. “Kamu juga pasti penasaran mau lihat wajahku yang ganteng ini kan?”. Ucap Hilmi dengan Percaya diri. “Ih, enggak banget”. Jawab Nia sambil tertawa.

Waktu berlalu begitu cepat, besok adalah hari dimana Nia akan melakukan operasi. “Nia kamu gugup untuk besok?”. Tanya Hilmi . “Hm.. Sedikit sih”. Jawab Nia ragu-ragu. “Semangat kamu pasti dapat ”. Ucap Hilmi sambil menepuk-nepuk kepala Nia . “Iya, kan ada kamu yang temani aku”. Jawab Nia . “Nia , maaf banget sebenarnya aku gak dapat temani kamu, ada tugas yang harus aku selesaikan, dan itu adalah penelitian ke luar kota. Maaf Nia ”. Ucap Hilmi ragu-ragu. “Oh.. gak apa-apa. Aku dapat sendiri kok”. Jawabnya sambil tersenyum tipis. “Nia sekali lagi maaf. Oh iya, aku udah siapkan hadiah kecil untuk kamu di rumah kamu”. Ucap Hilmi . “Aku jadi penasaran”. Jawab Nia . “Aku pasti akan ke sini setelah kamu selesai operasi dan sekarang kamu harus istirahat untuk besok”. Ucap Hilmi . Nia pun hanya mengangguk tersenyum. “Kenapa kamu harus pergi di saat ini? Apa itu sangat penting, hingga kamu harus pergi? Hilmi sepertinya aku jatuh cinta padamu. Aku ingin melihat wajahmu, tersenyum kepadamu. Terima kasih untuk semuanya. Aku ingin segera melihatmu, Hilmi ”. Gunam Nia dalam hatinya.

Ini adalah hari operasi Nia . Operasinya berjalan dengan lancar. Mata Nia masih ditutupi perban. Beberapa jam setelah operasi, perban itu di buka dan Nia perlahan-lahan membuka matanya. Awalnya penglihatan Nia tidak begitu jelas, namun setelah beberapa saat, matanya melihat dengan jelas. Nia akhirnya dapat melihat. Perasaannya sungguh luar biasa dan Nia tidak dapat berkata-kata. Nia sangat bahagia. Dunianya seakan kembali, kehidupannya kembali lagi. Ia tidak sabar untuk bertemu dengan Hilmi . Ia sangat penasaran untuk melihat wajah Hilmi seperti apa. senyuman pun tidak lepas dari wajah Nia . Tiga hari berlalu, Nia akan pulang ke rumahnya. Ada yang mengganjal di hatinya. Kenapa sampai saat ini Hilmi tidak datang menemuinya? Nia sangat gelisah.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience