ep.1

Romance Series 676

Hari itu saat pagi menyapa,adzan berkumandang dan aku bangun dari tempat tidurku.
Beranjak ke kamar mandi dan mulai mengambil air wudhu setelah itu melaksanakan shalat subuh,bersiap ke sekolah dan mulai menimba ilmu sebanyak banyaknya.

"Via..coba lihat kesana deh!" Kata salah seorang temanku bernama vania yang mengatakan hal itu sambil menunjuk kearahnya. Ya dia..seorang aldo yang berjalan sendiri dari ujung jalan menuju ke sekolah. Betapa terkejutnya aku. aku yang saat itu sedang berada di samping jalan langsung menyeberang tanpa melihat ada mobil atau motor yang melaju. Hal itu membuat vania terkejut dan berteriak "Viaa..!!!" aldo yang melihatku hanya tersenyum dan menundukann pandangan. Ya..aldo adalah anak seorang Ustadz kalo kata anak jaman sekarang sih alim gitulah.

Sesampainya dikelas aku langsung masuk dengan tergesa-gesa dengan nafas yang belum beraturan. "Kamu kenapa.?" sapa salah seorang temanku bernama ella. "Nga papa tadi cuma ketemu seorang mahluk cipataan Tuhan yang sangat tampan " kataku dengan nada bercanda. "aldo ya.?" sahut temanku vina yang saat itu sedang berada disamping ella.

Tiba-tiba vania datang dengan mengedor pintu kelasku "Via jahat !" dengan nada bicara yang sekaan meunjukan bahwa ia sedang marah. "ya maaf." kata lembutku yang mengatakan sebuah penyesalan. Tak beberapa lama setelah hal itu aldo pun melewati kelasku,dia memandangku dengan tatapan yang berbeda dan senyuman yang bahagia. Tak lama kemudian "ekhemm..siapa tu yang barusan lewat.?" goda ella kepadaku,,"Tau ah..mau kekantin aja beli coklat " jawabku sambil meengandeng tangan vania dan beranjak pergi kekantin.

"Kamu ngapain sih ya.? bentar lagi mau bel,ngapain kekantin segala,ntar kalo ketemu sama guru BK gimana.? trus kalo kita masuk ruang BK gimana..??(paniik) habis ini juga pelajarannya pak an..." kata vania dengan segala kecerewetannya.Belum selesai bicara tiba*dia berhenti mengatakan hal itu,"Ada apa koq udah berhenti ngocehnya.?" godaku terhadapnya,Tangan vania yang tadi kugandeng tiba-tiba dilepasnya dan memegang wajahku lalu menunjukan sesuatu. Tanpa pikir panjang air mata menetes seketika,,hati rasanya hancur tak karuan. "yang sabar ya." kata vania menenangkanku. Aldo..iya aldo yang membuat air mata ini menetes dia sedang bersama temanku lala. Bagaimana tidak menanggis sikap lala yang semakin hari semakin dekat dengan aldo membuatku sekan ingin mundur dan melupakan aldo. Tapi karna aku masih sayang cukup lah itu menjadi alasanku bertahan.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience