komentar

Humor Series 316

Kita hidup tidak lepas dari yang namanya komentar dari orang lain baik dari keluarga, sahabat, tetangga,rekan kerja. Entah itu orang yang menyukai kita atau orang yang membenci kita sekalipun, kita tidak dapat bisa menghindari itu semua.

Saat hampir selesai kejenjang menegah atas (SMA/SMK) pertanyaan mulai datang dari mana saja baik dari pihak keluarga atau sahabat, Mau pilih mana pendidikan,kerja atau langsung menikah ? Dan jawaban mereka tentu berbeda ada yang ingin tetap memilih melanjutkan pendindikan ketingkat yang lebih tinggi, ada yang pula yang langsung bekerja untuk biaya pendidikan/biaya nikah (bagi cowok), atau membantu orang tuanya terlebih dahulu.
Dan ada juga yang memilih menikah muda.

Pasti mereka sudah mempertimbangkannya pilihan mana yang terbaik untuknya dan tentu itu tidak lepas dari dukungan keluarga terutama Orang tua..

. Dan ketika hampir memasuki kepala 2 pertanyaan horor mulai datang " Kapan nikah? " padahal menikah bukanlah ajang perlombaan bukan dilihat dari Usia melainkan kesiapan seseorang baik perempuan/laki laki.

Setelah selesai mencapai 3-4 tahun kuliah, kita ditanya lagi kapan bekerja ? Kan sia2 kuliah tapi gak kerja .. Bgtu banyak pertanyaan yang membuat hati kita merasa kan sakit ketika ditanyakan hal seperti itu. Padahal mereka tidak tau apa yang kita rasakan waktu itu ketika kita belum bekerja setelah menempuh perkuliahan.

Setelah kerja ada saja komentar orang2 disekitar yang membuat kita down lagi
Tentang gaji & tentang kapan nikah.
Mungkin saja orang yang ditanya sudah bersyukur dengan gaji yang diberikan tapi karna ada omongan dari orang lain tentang "gajinya gak sesuai " bisa jadi membuat sebagian orang yang tadinya bersyukur malah gak bersykur lagi

Setelah memutuskan menikah apakah komentar orang2 disekitar telah selesai ? Tentu tidak ! Malah semakin banyak rintangannya.
Mereka akan ditanya lagi "kapan punya keturunan?"
Padahal jika belum waktunya juga Allah tak memberikan, jdi berhentilah membuat pasangan yang dulunya penuh cinta kini semakin cemas dengan pertanyaan seperti itu

Dan adapula pertanyaan "kapan punya rumah sendiri ,  apa tidak mau mandiri ?
Tentu semua ingin mandiri dan ingin punya rumah sendiri namun terlepas dari itu semua kita juga harus melihat kedepan. Apakah sudah punya tabungan yang Cukup apa belum.

Sampai kapan pun kita gak bisa lepas dari itu semua, belajarlah mengontrol diri agar apa yang kita ucapakan tidak menyinggung perasaan orang lain.. Harta, anak, istri tentu itu hanyalah titipan. Yang menjdi bekal untuk kita di akhirat adalah ibadah kita, anak anak sholeh/sholeha

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience