BAB 11

Romance Completed 5443

Deru napasku yang terengah-engah mulai melemah. Aku jatuh terduduk di dekat pohon besar di samping gerbang komplek.

Mengingat semua kejadian yang telah kuperbuat, aku menyesal. Mengapa aku putus dengan Faris cuma gara-gara teman lama yang sudah punya pacar? Aku ini kenapa?

Puk..

Aku menoleh ke belakang, seseorang telah menepuk pundakku. Mataku membesar sekaligus berbinar melihat sosok orang itu.

“Rain!!”

Aku mencoba bangkit dari dudukku. Tapi, aku terjatuh lagi. Kakiku sudah tak kuat menopang tubuhku.

“Kamu kenapa, Rean?”

“Ng-nggak tahu. Aku gak kuat jalan lagi.”

Rain berjalan ke depanku, lalu, berjongkok membelakangiku.

“Cepetan naik.”

“Eh?” Aku terdiam.

“Udah, sini, aku gendong,” ucapnya sambil menepuk punggungnya menyuruhku naik.

Aku pun naik ke punggungnya. Aroma sejuk yang menenangkan hatiku tercium lagi. Rain pun berjalan mengantarku ke rumah dengan menggendongku.

Langit jingga berubah kebiruan, lalu, berganti dengan langit hitam tempat rembulan singgah bersama bintang-bintang kecilnya. Lampu-lampu jalan mulai menyala. Rain masih menggendongku, kami berjalan di bawah lampu yang remang di sepanjang jalan ini.

“Wah, kamu jadi gendut, Rean,” sahutnya sambil tertawa kecil.

“Aku gak gendut!” sanggahku.

Aku merasakan wajahku memanas, pasti sudah semerah tomat sekarang.

“Rain.”

“Ya?”

“Maaf, gara-gara aku, kamu gak jadi ke toko buku,” rintihku. Mataku memerah lagi, bersiap mengeluarkan air mata.

“Gak apa-apa. Pasti ada sesuatu, kan?”

“Maaf, ya, Rain.” Aku mulai terisak, air mata mulai berjatuhan. “M-maaf. Maaf!”

Tangisanku semakin menjadi. Air mata dengan derasnya mengalir di wajahku. Hanya kata “maaf” yang bisa aku katakan.

“Maaf, Rain. Maaf. Huu.. huu..”

Suara Kina terdengar lagi di benakku.

Disaat kamu suka sama seseorang, apapun yang kamu lihat akan berwarna.

Benar. Jalanan ini, langit ini, lampu yang remang ini, bahkan, udara yang kuhirup ini, semua terasa berwarna. Semuanya indah meskipun aku sedang menangis.

Bintang-bintang di langit pun akan bersinar.

Ya. Bintang di langit bersinar dengan sangat terang menyinari aku dan Rain.

Hati dan pikiran kamu juga pasti cuma tertuju ke orang itu, dan kamu bakalan damai dan bahagia selama mengingatnya.

Iya! Itu benar! Semua kenangan burukku rasanya menghilang saat aku bersama Rain. Di samping tangisanku ini, yang aku rasakan, yang aku pikirkan, hanyalah Rain.

Aku bahagia bersamanya.

Tangisku masih mengalir dengan deras di sepanjang jalan ini. Air mataku terus berjatuhan membasahi punggung Rain yang masih terus berjalan menggendongku.

“Maaf, Rain.”

Maaf, karena telah mencintai dirimu yang telah dimiliki orang lain… Maaf kerana aku tidak pernah berhenti memburu hatimu, cuba menawan hatimu dan terus-terus mengejar cintamu. Maafkan aku.’’

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience