Rate

BAB 2

Drama Completed 310

Pada saat David bercerita dengan Rena mengenai Finn, Finn langsung mendorong-dorong badan David dan Rena seolah-olah ingin ikut dalam perbualan . Pada masa yang sama, David dan Rena terus berhenti berbual dan menukar topik perbualan. Saat Finn pergi, Rena berkata, “Rimas betul dengan dia tu, kepochi!!”.
“Iya, sekarang aku jadi agak pun menyampah kat dia. Dia tu orang yang berambisi tinggi sama tinggi dengan sifat kepohnya”, ujar David .

Istirahat pun selesai dan semua murid kembali ke kelas. “Anak-anak, besok ulangan Fisika ya, bab gejala gelombang dan gema harmonik.”, kata Bu Hartati. Finn langsung bertanya kepada David , “David , lu belajar dari mana aja buat besok?”. “Hmm, Paling dari latihan sama baca catatan aja.”, kata David . “Oh, oke deh.”, kata Finn. David sangat yakin, di ulangan pertama ini, Finn ingin mendapatkan nilai yang bagus, kerana ia tahu David adalah seorang murid yang pintar, maka Finn selalu ingin mengikuti cara David agar mendapat nilai yang bagus pula.

Setelah pulang sekolah, David tidur siang sebentar dan langsung belajar untuk ulangan besok. Tiba-tiba, Finn mengirim pesan, “David , lu ada latihan soal punya kakak lu gak? Kalau ada, bagi dong.” David memang memiliki latihan soal milik kakaknya kerana kakaknya pernah bersekolah di Santo Devotio juga, akhirnya David memberikan latihan soal milik kakaknya ke Finn. “Udah segini doang nih? Tidak ada yang lain?”, kata Finn. David merasa kesal dan berfikir , “Dasar si Finn, udah bagus dikasih malah tidak k percayaan. Udah gitu tidak bilang terima kasih lagi.” David memutuskan untuk tidak terlalu dekat lagi dengan Finn kerana David tidak lagi merasa nyaman berteman dengan Finn.

Keesokan harinya, ulangan fisika pun dimulai. Kerana David sudah belajar dengan giat, maka ia bisa mengerjakan soal-soal ulangan fisika tersebut dengan baik. Setelah ulangan selesai, Finn berkata, “Aduh, tadi aku gak bisa ngerjain dua nomor lagi, tidak dapet 100 deh aku .”. “Ah, aku juga gak terlalu bisa. Hahaha.”, kata David . Dugaan David selama ini benar, memang Finn adalah murid yang haus akan nilai. Berbeda dengan Finn, David tidak pernah pamer dan selalu rendah hati, ia adalah orang yang tidak sombong.

Bel istirahat pun dibunyikan, David tidak lagi mau terlalu dekat dengan Finn, tetapi Finn belum menyadarinya. Sejak saat itu, David mulai dekat dengan Rena , Tristan dan Alex. Mereka berempat sering membicarakan tentang keburukkan Finn. Sampai suatu saat, “Eh, kalian lagi ngomongin apaan sih? Ikutan dong.”, kata Finn. Secara tiba-tiba, kami langsung diam dan senyum satu sama lain. Lalu, mungkin tiba-tiba Finn menyadari bahwa ia ditolak oleh mereka berempat sehingga Finn langsung pergi ke luar kelas. Lalu kami langsung melanjutkan pembicaraan kami.

Satu minggu berlalu, dan ulangan Fisika pun dibagikan. “Athena, Betsy, Feneta, Glenn, Rena …”, kata Bu Hartati sambil membagikan ulangan. “David , selamat kamu mendapatkan nilai tertinggi, yaitu 100.”, lanjut Bu Hartati. Satu kelas pun ramai dan bersorak-sorak memberikan selamat kepada David . Lalu tiba-tiba Finn berkata, “Babi!, Sialan! Uhh, aku harus lebih rajin!”. Mendengar demikian, David merasa bahwa Finn tidak senang ketika David mendapatkan nilai lebih tinggi darinya. David menjadi bingung, dan ia berfikir bahwa, jika anda seorang teman yang baik, anda seharusnya senang ketika seorang temannya mendapatkan nilai yang bagus.

Mulai saat itu, David tambah bengang dengan sikap Finn yang egois seperti itu. Sepulang sekolah, David menceritakan kepada ibunya mengenai hal tersebut. “Bu, si Finn itu orangnya menyebalkan ya, dia iri kerana aku dapat nilai yang lebih bagus darinya.”. “Biarin aja, orang sirik seperti itu gak akan pernah bisa menang.”, kata ibunya. David berfikir bahwa perkataan ibunya benar, maka sejak saat itu, ia mengabaikan apapun yang dikatakan oleh Finn. David juga bercerita kepada teman-teman lainnya mengenai Finn. “Udah lah David , abaikan aja tuh omongannya si Finn, orang seperti itu gak bakal sukses.”, kata teman-temannya. Perasaan tertekan David semakin hari semakin hilang kerana teman-teman lainnya mendukung dan mendampingi David selalu.

Persahabatan David dan Finn semakin hari semakin retak. Sejak saat itu, Finn jarang mengirim SMS kepada David . Tidak hanya David yang merasa kesal dengan Finn, tetapi hampir semua murid di kelas tidak suka dengan perilaku Finn. Semakin hari, Finn semakin dijauhi oleh teman-temannya di kelas. Ia masih belum sadar akan perilakunya yang membuat orang lain jengkel. David berfikir , setiap orang memiliki mata, maka mereka bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Itu yang membuat David sadar bahwa teman-teman lain juga bisa menilai sikap Finn dan memilih mana teman yang baik dan mana teman yang buruk. David melihat tidak ada perubahan sedikitpun pada sikap ambisius dan sombong dalam diri Finn. “David , kenapa sih satu kelas pada jauhin aku tiba-tiba? Emang aku ada salah apa sih?, tanya Finn tiba-tiba. David hanya diam dan menjawab, “Lihat aja diri lu sendiri, ada yang salah atau tidak k, kerana orang lain marah pasti ada sebabnya Finn.” Lalu David pun langsung pergi meninggalkan Finn tanpa mendengar jawaban dari Finn.

Ulangan Kenaikan Kelas hampir tiba, semua murid termasuk David dan Finn mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk meraih juara kelas. Tentu ini kesempatan bagi David untuk mendapatkan kembali beasiswa untuk tahun ajaran baru. Di saat-saat terakhir kelas XI, David pun menghabiskan waktunya bersama dengan teman-temannya sedangkan Finn belajar terus menerus untuk mendapatkan juara kelas. David tidak takut akan hal tersebut, ia tidak takut akan dikalahkan oleh Finn, kerana David hanya berusaha semaksimal mungkin bukan melebihi kapasitas maksimal, kerana David berfikir bahwa hidup bukan hanya untuk belajar, ada kalanya kita harus menyenangkan diri kita sendiri. Setelah Ulangan Kenaikan Kelas selesai, para murid hanya menunggu waktu untuk pengambilan rapor.

Hari pengambilan rapor pun telah tiba, tidak disangka-sangka, David meraih juara umum di antara 3 kelas XI IPA. Orangtuanya sangat bangga pada David dan ia meraih beasiswa. Finn merasa frustasi kerana ia tidak meraih juara pertama, padahal ia berfikir bahwa ia telah belajar sangat maksimal. Lalu, David berkata kepada Finn, “Orang yang sirik, sangat ambisius dan tidak senang akan kesuksesan orang lain tidak akan merasakan kesuksesan pada dirinya.”

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience