Rate

Episode 2

Romance Series 129

Rinai perlahan membuka pintu dan berjalan mengendap - endap memasuki kamar Rei. Terlihat selimut tebal menutupi hampir seluruh permukaan tempat tidur dan menutupi seluruh tubuh Rei. Rinai berjalan perlahan tanpa mengeluarkan suara sedikitpun semakin mendekati tempat tidur Rei. Dalam hati Rinai mulai menghitung mundur 3....2....1!

"MBULLL!!!!" Teriak Rinai sembari menyingkap selimut yang menutupi tubuh Rei. Hingga mengagetkan Rei yang masih tertidur pulas, Rei langsung terduduk mendengar suara teriakan Rinai,ketika kedua matanya terbuka Rei melihat wajah seorang cewek menatapnya tepat di hadapannya begitu dekat hanya berjarak kurang dari 1 jengkal saja dari wajahnya.

"M...bul" desis Rinai mengerjapkan kedua matanya beberapa kali dan hampir lupa untuk bernafas, tak kalah terkejutnya melihat cowok tampan tepat di depan matanya menatapnya setengah sadar, tidak mengenakan baju dan tanpa ada sehelai benangpun yang menutupi dada bidangnya.

"Arrggghhhh!!!" Rei terkejut dan langsung melompat dari tempat tidur langsung meraih T-shirt miliknya yang tergeletak tidak jauh dari tempatnya berada saat ini.

"Heh!!! Siapa Lo masuk kamar orang sembarangan tidak pakai ketuk pintu dulu. Terus ngapain Lo ada di kamar Gue" tanya Rei memasang mata elang.

Rinai masih berdiri mematung tak mengira jika cowok yang dulunya gendut dengan pipi chubby teman masa kecilnya kini tumbuh menjadi cowok super tampan dengan dada six pack sungguh mendekati sempurna keindahan dari sang pencipta.

Rinai tertawa kikuk berjalan lebih mendekat pada Rei . Rinai berdiri tepat di hadapan Rei , menjinjitkan kedua kakinya lalu dengan cepat menjitak kepala mulus Rei sedikit keras hingga membuat Rei meringis kesakitan. Rei masih belum tahu siapa cewek gila yang tiba - tiba muncul dengan berani menjitak kepalanya dan di daerah kekuasaannya sendiri.

"Wahhh gila Lo ya" Rei mulai geram.

"Ya elah Mbul gitu saja sewot" Rinai terkekeh.

"Mbul... Mbul... Nama Gue Rain bukan Mbul, kalau bukan cewek sudah Gue karungin Lo . Lalu habis itu Gue lempar biar jadi santapan buaya rawa" Rei menatap tajam.

"Rei , Nai... ayo makan malam dulu sudah Mamah siapin tuh di meja" Mamah Rei tiba - tiba muncul dari balik pintu .

Hening......

"Nai????? " Rei menatap cewek mungil di hadapannya dengan seksama. Rinai tersenyum memperlihatkan dua lesung pipi dan sederet gigi putihnya.

"Astaga mati Guee" Rei menepuk jidat begitu tersadar dan mengingat sosok Rinai di masa lalu.

16 tahun yang lalu...

Rabu pagi, seperti biasanya sebagian waktu istirahat Rei menghabiskan waktunya dengan bermain mobil remote control di pinggir lapangan di samping kelasnya ketika tengah asik memainkan remote control di tangannya tanpa dia sadari segerombolan anak - anak dari sekolah dasar datang menghampirinya.

"Berikan mainannya" ucap anak bertubuh paling tinggi, dengan kasar merebut remote control dari tangan Rei dan membuatnya tersungkur di atas rumput.

Meskipun tubuh Rei lebih gempal namun tetap saja Rei hanyalah anak TK biasa yang terlalu penakut untuk melawan anak - anak yang lebih senior darinya. Kerah baju Rei dicengkeramnya hingga Rei semakin terpojok dan semakin terintimidasi.

"Awas kalau sampai bilang bu guru" ancamnya.

Rei menggangguk pasrah,selain karena kalah tinggi, kalah jumlah, dan kalah usia tidak ada pilihan lain lagi bagi Rei selain menuruti perkataannya tanpa membantah sedikitpun.

PLEETAKK!!!

Sebuah permen lolypop bergambar strawberry mendarat tepat di punggung tangan kanan anak yang mencengkram kerah baju Rei .

"AU!!!" Merintih kesakitan. Anak bertubuh paling tinggi melepaskan cengkeraman tangannya dari baju Rei.

"Siapa tadi yang melemparkan permen ini!!" Semuanya saling celingukan mencari biang kerok yang sudah melemparkan lolipop bergambar strawberry.

"Lepasin Mbul!!! Anak nakal" teriak Nai menyembul dari balik pohon dengan sebuah ketapel berisi lolipop di tangannya siap untuk diluncurkan.

Nai mengarahkan bidikan ketapelnya ke sepatu anak dari sekolah dasar yang telah mengganggu Rei. Sebuah jeritan kesakitan kembali terdengar membuat Nai kegirangan karena bidikannya tepat mengenai sasaran . Rambut kuncir dua mirip tanduk rusa, Nai terlihat mengenakan baju yang sama dengan yang dikenakan Rei saat ini.

"Nai lari!!" Teriak Rei sekuat tenaga namun Nai tak mau mendengarkan Rei malah semakin berjalan mendekat.

Begitu dekat Nai melompat, mengigit tangan anak yang bertubuh paling tinggi hingga membuatnya menangis berteriak kesakitan mencoba melepaskan diri dari gigitan Rinai. Setelah Rinai melepaskan gigitannya anak - anak sekolah dasar itu langsung bergegas lari tanpa perlawanan. Rinai tertawa penuh kemenangan, memperlihatkan lesung pipi dan 2 gigi ompongnya.

Rinai mengambil remote control dan mobil - mobilan yang tergeletak tak jauh dari tempatnya berdiri saat ini. Rinai mengulurkan tangannya dan mengembalikan mobil - mobilan pada pemiliknya yaitu Rei.

"Nih ambil" ucap Rinai dengan senyum sumringah.

Itulah untuk pertama kalinya Rinai menjadi sosok pahlawan bagi Rei.

Dua hari berikutnya gerombolan anak kelas dua sekolah dasar yang semuanya sudah dapat dipastikan berjenis kelamin laki - laki menyeret Rei ke belakang gedung sekolah. Mereka mengintimidasi Rei yang memang tidak memiliki keberanian untuk melawan mereka semua yang berjumlah tujuh anak.

"Kalian, lepaskan Mbul!!" Sekali lagi Rinai menyembul dari balik tembok, rambut kuncir dua mirip tanduk rusa melambai diterpa angin yang berhembus.

"Hah! Anak itu sudah datang" anak bertubuh tinggi yang dua hari lalu menangis terkena gigitan Rinai kini menatapnya sinis.

Anak perempuan berdiri penuh senyum dan kembali memperlihatkan lesung pipi dan gigi ompong dibagian bawah depan.

"Nai!!! Lariii dari sinii" teriak Rei.

"Berisik". Anak laki-laki bertubuh kurus dan paling tinggi diantara semuanya bergerak akan menjitak kepala Rei.

PLEETAKK!! Sebuah terikan kembali terdengar ketika sebuah lolipop bergambar strawberry menerjang bebas mengenai lengan tangan kanan. Lima anak maju berjalan mendekat pada Rinai. Dalam hitungan menit kelima anak laki -laki yang ukuran tubuhnya lebih tinggi dan lebih besar dari Rinai mereka semua tersungkur di atas Rumput.

Rinai kembali terkekeh menunjukan kedua lesung pipi. Hingga membuat geram kedua anak yang masih tersisa, keduanya maju bersama - sama namun tak jauh berbeda, keduanya ikut tersungkur diatas rumput bergabung besama yang lain. Rei ternganga tak menyangka jika gadis sekecil dan semanis Rinai bisa melumpuhkan dan mengalahkan ketujuh anak yang lebih dewasa dan lebih besar darinya. Rinai berjalan mendekati salah satu anak yang merupakan ketua dari ketujuh anak - anak nakal itu. Rinai jongkok di depannya, kedua tangan terlipat di depan dada, Rinai membisikan sesuatu yang sama sekali tidak bisa terdengar oleh Rei.

"Mulai besok pagi, kalian harus memberikan permen lolipop masing - masing 1 buah rasa strawberry, kakak sudah tahukan kelasku dimana? Jadi jangan sampai lupa kalau tidak kalian akan tanggung sendiri akibatnya". Di akhir kata Rinai tersenyum dan menoleh pada Rei yang dari tadi belum beranjak dari tempatnya.

Sejak saat itu tiap pagi salah satu anak dari mereka bertujuh datang ke kelas Rinai hanya untuk memberikan 7 lolipop kesukaanya dan mulai saat itu pula Rinai memaksa Rei untuk menghabiskan lolipop bersamanya. Jika Rei menolak Rinai selalu berpura - pura menangis,lalu mengadu pada gurunya. Tidak ada pilihan lain selain harus menuruti apapun yang Rinai inginkan darinya.

To be continued...

jangan lupa follow , favorit, like , share dan comment untuk dapat mengikuti episode selanjutnya .

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience