"Cie.. cie.. ehemm... cie.. Hie sama Tie... cie... ayo dinikahkan yo... cie... ehe... "
itu adalah kata yang membuat telinga Pricylia mau pecah dan ia udah gak kuat buat nahan air mata yang sudah ada di ujung mata... ya akhirnya air mata itu keluar tapi ia langsung mengusapnya.. dan segera membasuhnya di kamar mandi...

sejak saat itulah rasa move on itu muncul.. tapi kadang ia tetap berharap dan selalu menantinya dengan pengorbanan dan air mata...

Sampai akhirnya dia mengutarakan perasaannya kepada seseorang tepat di depan mataku walupun ia mengutarakannya dengan humor...

Pikirannya sudah hampir pecah karena masalah-masalah hidup yang menimpanya berturut-turut..

Dari yang selalu dipersalahkan hingga patah hati...

Ia selalu menulis puisi untuk mencurahkan perasaannya dalam sebuah catatan..

Ia selalu ingin move on tapi nyatanya sampai sekarang ia tidak bisa melupakan kenangan itu..

Ia berusaha terus menerus dari pagi hingga malam bahkan dalam mimpinya untuk mencari kesibukan hingga bisa melupakannya, sampai akhirnya dia jatuh sakit.

Saat sakit pun lelaki yang membuatnya patah hati selalu muncul yang membuat Pricylia semakin susah move on, ya walaupun ia tidak mengutarakannya bahwa ia tidak suka pada Pricylia tapi Pricylia tahu dari tatap matanya kepada temannya itu...