Rate

Permintaan Ayah

Drama Series 1786

Siang itu, matahari menyinari bumi dengan sangat terik. Langit biru dan awan putih sangat indah dipandang kala itu. Perpaduan warna yang manis, semakin serasi dibuatnya salah satu ciptaan Tuhan itu.

Seorang gadis terduduk dibawah pohon. Menatap langit dan awan dari bawah sana. Tatapannya kosong, tetapi pikirannnya kalut. Kalut akan permintaan sang Ayah, yang memintanya untuk segera menikah.

"Menikahlah, Aul. Ayah hanya ingin kamu ada yang melindungi, ada yang menafkahi, dan mengurusmu. Dengan begitu, Ayah akan tenang jika suatu saat Tuhan memanggil Ayah."

Ucapan sang Ayah masih terngiang dalam benaknya. Jika saja dirinya sudah bekerja atau setidaknya lulus sekolah, mungkin ia tak akan menimbang keputusannya seberat ini.

Menikah disaat dirinya masih berstatus pelajar putih abu, pastinya akan menjadi tanda tanya pada setiap orang. Hamil diluar nikah lah, wanita jalang lah, ataupun serapah lainnya. Aulia bingung memikirkan hal ini.

Membenarkan kerudung yang membungkus kepalanya, lantaran tertiup angin. Gadis ini masih menatap langit biru diatas sana. Semoga Tuhan segera memberinya petunjuk.

Beranjak dari duduknya, gadis yang masih menggunakan seragam SMA-nya kini berjalan menuju ruangan dimana sang Ayah dirawat. Seketika bau obat-obatan memasuki rongga hidungnya tanpa permisi. Namun, ini sudahlah menjadi kebiasaan baginya, lantaran sudah tiga bulan dirinya slalu kemari, guna menjenguk sang Ayah.

Hidup di daerah orang membuat Aulia seakan sebatang kara saat ini. Terutama setelah sang Bunda sudah tak lagi bersama mereka beberapa tahun yang lalu.

Aulia memutar handle pintu ruang rawat sang Ayah. Gadis berhijab ini terkesiap, tatkala sudah ada dua pria diruangan sang Ayah. Siapa mereka?

Langkah yang sebelumnya terhenti, kini kembali melangkah, menuju ranjang pembaringan sang Ayah. Peribadi yang introvert, membuat gadis ini menutup dirinya dari kedua pria dihadapannya kini. Gadis ini memilih menunduk kemudian menggenggam erat tangan sang Ayah.

"Maafkan putri saya, ya, Pak. Aulia memang gadis introvert. Dia sulit bergaul." Ujar Pak Devan, yang tak lain ialah ayah dari Aulia.

"Tidak masalah, Pak. Saya sudah tahu kok masalah itu." Balas salah satu pria yang berdiri didepan Aulia, bernama Pak Raka Syahreza.

Aulia masih terdiam sembari menggenggam erat tangan sang Ayah. Sedangkan, sang Ayah nampak berbincang dengan Pak Raka.

Aulia menduga-duga, apakah laki-laki ini calon suaminya?

"Bagaimana, Aul? Apa kamu sudah punya jawaban dari permintaan Ayah waktu itu?"

Aulia mendesah berat, sepertinya percuma walau ia memiliki jawabannya sendiri, karena sang Ayah sudah memiliki jawabannya sendiri untuknya. "Aul ikut apa saja yang Ayah pinta pada Aul." Ujarnya pasrah.

Bersambung ...

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience