pagi hari yang cerah ku lalui dengan mengayuh sepeda biruku menyusuri petak petak jalan yang lumayan sepi di banding biasanya, di sudut kota tua itu adalah tujuan akhirku sembari kurasakan dinginnya angin yang tertiup dan hangatnya sinar mentari pagi yang menyinari dunia potongan-potongan ingatan yang tak bisa kulupakan muncul di benakku, sebuah ingatan tentang kecelakaan ayahku yang secara tiba-tiba sehingga membuat ibuku despresi selama beberapa bulan... *brakk* aku terjatuh lamunanku menghilang dalam sekejab ku pikir untuk pertama kalinya aku menabrak tiang listrik yang berdiri kokoh di pinggir jalan, aku hanya terdiam dan membuka mataku perlahan, sekali kedipan dua kali kedipan akupun terbelalak melihat seorang lelaki yang jatuh tersungkur kesakitan di depan ku dengan segera aku membantunya berdiri dan meminta maaf, lelaki itu berparas tinggi rupawan, dengan mata sinis yang siap menerkam apapun, dan ada banyak luka di beberapa bagian tubuhnya, membuat dia terlihat keren. "hei, kamu itu liat jalan gak sih?!" membentak, "maaf maaf aku tadi enggak liat kamu lewat, lukanya pasti sakit" aku membungkukkan badan berkali-kali dan membalut bagian tubuhnya yang terluka dengan sapu tangan creamku, "aw, ini luka bukan karena kamu tabrak barusan, udah ah lain kali diliat jalannya jangan ngelamun" dengan suara sinis dan meninggalkan diriku yang masih merasa bersalah dan melihatnya berlari memasuki sebuah gang, lelaki bermata sinis itu pergi, "padahal permintaan maafku belum di terima" batinku. lantunan lagu tomorrow oleh bts terdengar nyaring di handphone ku, di layar tertulis nama francisca memanggil dengan enggan aku mengangkat terlfonnya "elu gila ya? mau di pecat sama atasan? udah jam berapa coba? cepet kesini restoran udah mulai ramai", "iya iya ini masih di jal..." belum selesai aku menjawab francisca menutup telfonnya, akupun melanjutkan perjalananku menuju sudut kota tua yang kurang beberapa meter lagi.