Rate

Sword I - Raja Penyakitan

Fantasy Series 261

*Hyuuusshh*

Angin berhembus cukup kencang hingga menerbangkan dedaunan.

dedaunan tersebut jatuh perlahan ke sungai di dekatnya dan di sungai tersebut terlihat seorang wanita berambut hijau yang sedang berlarian di tengah sungai, sedangkan di tepi sungai seorang pria berambut coklat terlihat sedang berbaring di rumput sambil memandangi langit yang dipenuhi dengan kepulan awan berwarna putih.

"Peteer!" Panggil wanita berambut hijau kepada pria yang sedang berbaring di rerumputan.

Mendengar suara yang memanggilnya Peter pun segera beranjak dari tidurnya dan mendapati wanita berambut hijau yang sedang berlari menghampirinya dengan wajah berseri-seri.

"Emerald..." wajah Peter memerah saat melihat wajah Emerald yang sangat ceria.

"Peter ayo sini!" ajak Emerald penuh semangat.

"Apa sih, sudah kubilang aku tidak mau bermain di sungai, bukankah itu terlihat kekanak-kanakkan bagi seorang Ksatria kerajaan sepertiku?"

"Ayolah kali ini saja, bukankah karena pekerjaanmu kita jadi jarang bertemu?" ucap Emerald sambil menarik lengan Peter namun pria berambut coklat itu sepertinya tidak mau kena air sama sekali dan segera melakukan perlawanan.

"Su-sudah kubilang aku tidak mau!" ucap Peter melepaskan tangannya dari genggaman tangan Emerald dengan kasar.

"Aww sakit..."

"Ma-maaf Emerald apa ka.."

"Peter!" belum sempat menyelesaikan kata-katanya tiba-tiba saja seorang Prajurit Kerajaan memanggil Peter. "Raja Ryo memanggilmu!"

Peter pun menoleh ke belakang dan melihat seorang Ksatria ber-armor lengkap yang sedang berjalan ke arahnya, lalu Peter kembali menatap Emerald dan berkata:

"Emerald aku pergi dulu."

"Yah bukankah kamu lagi libur?" ucap Emerald lesu.

"Lain kali saja ya, pulang nanti aku janji akan bermain denganmu di sungai."

"Janji ya,"

"Tentu saja, seorang Ksatria tidak pernah mengingkari kata-katanya," ucap Peter lalu pergi bersama Ksatria itu.

Emerald memandangi punggung Peter yang terus menjauh dengan wajah kecewa sekaligus kesal.

"Sial kenapa sih Raja penyakitan itu selalu memanggilnya!" pikir Emerald kesal. "Mengganggu saja! Kuharap Raja itu segera mati oleh penyakitnya!"

***

14:20

Kastil Kerajaan Desa Kebakaran

Di ruang kerajaan, Peter dan Ksatria bernama Reki menghadap Raja Ryo yang sedang duduk di singgasananya.

Di singgasananya Raja Ryo duduk dengan di dampingi dua selir yang berdiri di belakangnya, wajahnya sangat pucat dan tubuhnya melemah karena digerogoti oleh kutukan yang disebabkan oleh seorang penyihir yang ia bunuh ribuan tahun lalu.

Sementara itu di samping Raja Ryo, seorang pria tua berjubah hitam terlihat sangat kesal karena keterlambatan Peter dan Reki.

"Lamanya, berani sekali kalian membuat Raja Ryo menunggu!" ucap pria tua itu sambil menunjuk-nunjuk Reki dan Peter.

"He.. He.. Ya maaf, soalnya tadi aku sempat kesusahan saat mencari Peter he.. he.." ucap Reki cengengesan.

"Malah cengengesan kau kira kau sedang menghadap siapa hah!"

"Sudah cukup Mentri Sun Quan, tidak apa-apa," sela Raja Ryo.

"Tapi..."

"Sudahlah, dengan keadaanku yang seperti ini aku tidak mau membuang-buang waktuku karena hal sepele,"

Mentri Sun Quan pun terdiam setelah Raja Ryo berkata seperti itu.

"Jadi kenapa yang mulia memanggilku?" tanya Peter langsung to the point.

"Kof! Kof! Kof!" Raja Ryo tiba-tiba terbatuk dan ia pun segera menutup mulutnya dengan telapak tangannya namun saat Raja Ryo melepaskan telapak tangannya dari mulutnya ia terkejut melihat telapak tangannya yang berlumuran darah hitam yang berbau anyir. "Penyihir sialan!" pikir Raja Ryo kesal.

Saat melihat tuannya kesakitan, dua selir di belakang Raja Ryo langsung sigap menghampiri Raja Ryo dan berebut membersihkan tangan Raja yang berlumuran darah dengan tisu.

"Tuan kau tidak apa-apa?" Tanya Crysta, wanita berdada besar dan memiliki rambut pirang pendek.

"Tidak apa-apa, aku merasa baikan setelah melihat kalian berdua sangat perhatian pada raja tua sepertiku," ucap Raja Ryo sambil mengusap belahan dada Crysta yang cukup besar.

"Curaaang!" sela gadis berambut putih cemburu, "kenapa tuan hanya melirik pada wanita berdada besar itu, aku juga mau!"

Mendengar itu Raja Ryo pun lekas mengelus rambut putih Rina yang sangat halus seperti bulu kucing.

"Fu.. fu.. fu.. Kalian berdua memang sangat manja," pikir Raja Ryo sambil tertawa kecil.

"Pemandangan macam apa ini, entah kenapa aku merasa kesal melihatnya," Pikir Reki cemburu karena telah menjomblo seumur hidupnya. "Kenapa mereka berdua bisa sangat terpikat pada raja penyakitan itu, padahal umur mereka terpaut jauh dengan raja berumur ribuan tahun itu, sial Raja Ryo yang perkasa memang hebat, usia dan kutukan sekalipun tidak bisa menghentikannya dalam memikat hati para wanita."

"Cukup! Aku kehabisan kesabaranku!" ucap Peter lalu mengeluarkan Katana dari sarungnya dan mengacungkan katana-nya pada Raja Ryo yang sedang memanjakan dua selirnya. "Padahal aku sudah repot-repot datang kemari dan merelakan liburanku, berhentilah bermain-main dengan mainanmu  raja anjing dan cepat jelaskan kenapa kau memanggilku!"

"BERANINYA KAU!" bentak Mentri Sun Quan matanya memerah.

Suasana pun memanas dan dalam sekejap tiga belas Kesatria Kerajaan terkuat yang berada di belakang Peter dan Reky mengepung mereka berdua dengan membuat baris lingkaran.

"Berani sekali kalian mengepungku, apa kalian sudah bosan hidup?" ucap Peter bersiap menghunuskan pedangnya, "menyingkirlah, monster saja takut dengan keahlian berpedangku, apa kalian sebegitunya ingin mati di tanganku!"

"Hey Peter, jaga mulutmu! Mereka itu tiga belas Ksatria Kerajaan terkuat loh!" ucap Reky Panik.

To be Continued...

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience