Rate

Perang dingin

Drama Series 343

sudah sekitar tiga puluh menit aku merendam tubuh mungil ini dalam kolam air hangat yang menyebarkan wangi chamomile dan mawar, seorang pelayan kemudian membangunkan ku dari lamunan.
" Nona , madame bertanya apa anda sudah selesai membersihkan diri ?, ada tamu yang menunggu anda ! ". seru pelayan wanita yang sedari tadi berdiri di luar .
" aku akan keluar sebentar lagi, katakan pada madame aku tidak akan lama ! ". jawabku seraya menghela nafas.

" tamu ?, ku harap bukan seorang bangsawan tua yang tamak ! ". bibir ku menyeringai berimajinasi tentang para lelaki kaum ini .

ku balut tubuhku dengan kain sutra dan keluar dari kubangan wangi itu, berjalan pelan ke ruangan ku. bersiap untuk memikat seisi ruangan ketika menampakan wajahku setelah dua Minggu menghilang. para pelayan sudah mempersiapkan riasan terbaik untuk ku saat ini, bahkan beberapa perhiasan baru juga tersedia. aku memandang sebuah batu berwarna hitam yang melekat pada sebuah perak sebagai penghias tangan. sebenarnya di masa yang lain aku adalah seorang kolektor perhiasan gelang mewah di dunia, ketika melihat gelang berbatu hitam itu aku jadi begitu tertarik hingga ku raih dengan begitu cepat dan langsung memilihnya sebagai perhiasan pelengkap ku hari itu.

" batu apa ini ?, apa pengamatan ku tidak salah, bukankah ini black Jade ? ". aku memperlihatkannya pada pelayan wanita di sampingku .

" anda benar nona, itu batu black jade. seseorang menghadiahkannya untuk anda, beliau berpesan pada kurir pengantar barang bahwa batu ini juga bagus untuk menetralisir racun dan melancarkan metabolisme tubuh ! ". pelayan tadi menjelaskan dengan cepat .
" oh ya !?, kalau begitu orang baik manakah yang menghadiahkan ku sesuatu yang bermanfaat ini ? ". aku kembali bertanya, lalu sang pelayan hanya menjawab singkat pertanyaanku.

" beliau sudah menunggu anda nona !? ". kemudian diam dan melanjutkan menyisir rambutku yang panjang dan basah. para pelayan di sampingku begitu telaten, semua yang ku kenakan dan melekat pada tubuh ini mereka sangatlah tau apa yang sangat ku butuhkan, pakaian yang disiapkan pun bisa di bilang bukanlah bahan yang bisa kita temukan ketika berbelanja di pasar. ini dibuat dan di pesan khusus dari pengrajin istana.

otakku merasa sedikit janggal, bagaimana bisa aku mengenakan pakaian mahal dan mewah seperti ini. sedangkan aku bukanlah dari kalangan bangsawan istana. akhirnya rasa penasaran membawaku dengan cepat keluar untuk menemui siapa tamu setiaku.

aku berjalan anggun dan pelan, membawa semilir angin dan wangi mawar serta chamomile bersamaku. menyusuri setiap lantai dan tangga. mereka semua memandangiku dengan perasaan kagum.

" lihat, wanita tercantik tlah muncul ! ". seorang lelaki setengah baya mengangkat tangannya ketika melihatku.

semua orang memalingkan wajahnya untuk melihatku sejenak, saat semua orang begitu takjub melihat karya para pelayanku hanya satu orang yang tak memalingkan wajahnya dan masih asik meneguk alkohol di tangannya,seorang pelayan yang ikut bersama ku, menggiringku kepadanya.

" nona !, silahkan yang mulia sudah menunggu anda ! ". sang pelayan mempersilahkan ku untuk mendekat. aku hanya mengangguk dan menundukan kepala ketika mendengar kata yang mulia, yang ada di kepalaku saat itu adalah pria di hadapanku ini pasti seorang pangeran istana.

" yang mulia izinkan saya menemani anda ! ". kata-kata itu keluar begitu saja.
" duduklah, kenapa begitu formal ? ". pria ini tersenyum ramah.
wajahnya sangat menarik, sangat berbeda dari usimaree yang berwajah tegas dan terlihat kejam. wajah di hadapanku saat ini sangatlah lembut dan terlihat bijaksana. senyumnya yang menawan dengan bulu mata yang sangat panjang dan lebat, begitu lentik dan menegaskan wajahnya yang terlihat cantik, aku bahkan ragu jika diriku saat ini bisa menandingi wajahnya yang sangatlah rupawan.

mataku membesar dan kemudian mengecil kembali setelah puas mengagumi dia yang duduk di sampingku.

" ada apa ?, apa ada yang salah denganku ? ". dirinya menyentuh rambutku yang tergerai melalui atas bahu.

" tidak, apakah kita akrab yang mulia ? ". pertanyaanku, membuatnya terdiam sesaat sebelum akhirnya kembali menatapku.

" kenapa bertanya seperti itu ?, tentu saja kita akrab !, kita bukan hanya sekedar akrab ! ". dirinya ingin menjelaskan hubungan antara kami.

" benarkah ? ".aku memainkan wajahku seolah tidak percaya.

" apa kamu tidak percaya ?, ah benar aku mendengar rumor selama aku berada di Memphis bahwa kesayanganku kehilangan ingatannya karena kecelakaan ? ". dia mengangguk-anggukan kepalanya seolah dia ingin ikut bermain dengan ku. aku hanya menutupi senyumku dengan tangan untuk terlihat manis.

" moswen !, aku merindukanmu ! ". kalimat dengan nada halus itu seperti di ciptakan untuk menghipnotisku setiap kali bertemu dengannya. entah mengapa aku menganggap kalimat itu terdengar sangat lucu terdengar.

" rindu ? ,baru kali ini ada seseorang yang mengatakan kalimat konyol seperti itu padaku ! ".batinku membuatku terkekeh.

" apa kamu tidak merindukanku ? ". sang pangeran bertanya dengan mendekatkan wajahnya.

" yang mulia, merindukan anda ?. bagaimana aku bisa tahu saat ini aku merindukan anda, jika dalam ingatan baru ini aku baru saja berjumpa denganmu yang mulia ! ". aku mengatakannya dengan hati-hati .

" benar juga, jadi moswen bagamana caranya agar kamu merindukanku ? ". sang pangeran mengambil segenggam rambutku dan menciumnya dengan tenang, merasakan wangi dari tubuhku.

" pertanyaan seperti apa itu yang mulia, anda membuat hamba bingung ! ". aku hanya mencoba terlihat tidak mencolok.

" ha ha ha, setelah kecelakaan itu kamu jadi memiliki sisi humor yang sangat baik moswen. dulu kamu hanyalah gadis penurut yang sangat pendiam . sekarang nampaknya kamu sudah banyak bicara ! ". sang pangeran tertawa dan kemudian mengangkat gelas peraknya.

" kalau begitu tuangkan lah minuman untuk ku, itu sudah cukup untuk mengobati kerinduanku ! ". sang pangeran nampak sopan memperlakukanku, berbanding terbalik dengan usimaree yang sembarangan dan bersikap sangat arogan.

saat kami tengah berbincang, tiba-tiba seorang prajurit datang dan mengabarkan bahwa putra makhota datang berkunjung, kami di paksa untuk berhenti sejenak dan menyambutnya.

kepala kami tertunduk saat sang putra makhota memasuki ruangan, aku hanya memandang selendang sutra berwarna emas dan hijau yang dikenakannya berjuntai.

" angkat kepala kalian ! ". dirinya menginstruksikan pada kami semua dengan suara besarnya yang tak asing lagi bagiku.

ketika aku mengangkat wajahku dan bertemu pandang dengan wajah putra makhota aku terbelalak kaget saat melihat pria itu adalah usimaree. matanya menatap sinis ke arahku, aku merasakan sesuatu yang membuat perasaanku tak nyaman. setelah menatapku agak lama, usimaree akhirnya melihat ke arah pangeran lain di sampingku.

" tak ku sangka, pangeran amun langsung datang kemari sepulangnya dari Memphis ! ". usimaree tampak tersenyum nyinyir ke arahnya.

" hamba hanya ingin bersantai menghilangkan penat yang mulai putra makhota ! ". Amun tersenyum pada usimaree.

" bagaimana tugas yang ayahanda berikan padamu ?, aku dengar saat ini di Memphis mengalami krisis kekeringan yang cukup berat ! ". usimaree membahas masalah pemerintahan dengan tenang.

" anda benar yang mulia, saat ini di Memphis sedang mengalami krisis yang lebih sulit ketimbang thebes. saya sedang memikirkan jalan keluar untuk masalah ini ! ". amun tidak menampakan emosinya dan mengikuti alur pembicaraan dengan baik.

" kamu pasti sangat kesulitan, tapi tenang saja. aku meminta ayahanda untuk menyerahkan seluruh tugas kepadaku, bukankah semestinya itu tugas bagi putra makhota ! ". usimaree ingin menegaskan pada amun bahwa meskipun Firaun saat itu sangatlah percaya padanya, tapi dialah sang penerus raja dengan berusaha mengintimidasi amun.

" aku khawatir jika anda kewalahan yang mulia jika menghadapi semuanya sendiri !". amun mencoba menahan perasaannya. aku mulai mempelajari kedua lelaki ini ketika mereka mulai kembali berperang dingin. kini aku memahami seperti apa amun sebenarnya, meski banyak wanita begitu menggilai pangeran amun yang terkenal sopan dan lemah lembut, tapi sesungguhnya jauh di nalurinya amun begitu memiliki ambisi yang teramat besar untuk kursi penguasa ketimbang usimaree yang hanya senang mempermainkan emosinya setiap mereka bertemu.

" pangeran amun, aku begitu menghargai saudara sepertimu. tapi aku adalah penerus ayahanda di masa depan. bagaimana aku bisa menjadi penguasa yang kuat jika tak mampu mengemban tugas ini ?, apa pangeran amun keberatan ? ". usimaree meneguk minumannya seraya melirik ke arah ku dengan tajam.

" tentu saja yang mulia, bagaimana bisa aku keberatan jika anda merasa tak terbebani !? ". amun melemparkan senyumannya menutupi kemarahan di batinnya.

" dia mencoba menghentikanku menguasai Memphis, apa kamu pikir menghentikan ku saat ini bisa mengamankan posisimu usimaree ! ".ucap amun dalam hati.

aku melihat dengan jelas pertarungan antara kedua lelaki ini. aku mencoba memecah suasana sengit saat ini.

" maafkan hamba yang mulia, mengapa membicarakan masalah pemerintahan di dalam Harem, kami jelas tidak akan mengerti. akan sangat canggung rasanya bagi kami para wanita yang tidak terpelajar ini ! ". aku menundukan kepalaku .

" aha !, kamu benar sekali !, bagaimana jika sekarang kamu duduk di sisiku ? ". usimaree mencoba merampas ku dari sisi amun.

" tapi yang mulia, pangeran amun sudah lebih dulu bersama hamba ! ". aku mencoba waspada.

" apa anda keberatan pangeran amun, jika aku meminjam wanita cantik di sampingmu untuk menemaniku ? ". usimaree melemparkan senyum sinisnya kembali.

" aku tidak keberatan yang mulia ! , silahkan, moswen pergilah ke sisi putra makhota ! ". amun menyentuh jemariku untuk mengisyaratkan dengan tenang.

"
" baik yang mulia ! ". aku berdiri dan pindah di sisi usimaree.

to be continued...

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience