Charter 14 : ka ronal vs ka ridho

Romance Series 667

- memilih untuk dicintai akan lebih indah. Namun , aku lebih memilih untuk mencintai karena aku bisa mengatur rasa cintaku sendiri -

Rey kaffa

Sudah hari minggu lagi. Ini waktunya aku latihan management dan hari ini adalah latihan vocal. Aku harus bersemangat untuk latihan ini. Tapi, baru jam 7.30. Mungkin lebih baik, jika aku mandi pagi terlebih dahulu.

Ku lihat ka ridho yang berkeringat karena selesai berolahraga. Ia melepas bajunya dan duduk di sofa yang ada di depan kamar ka ridho. Aku melihatnya. Karena kamar mandi Lantai 2 berada tak jauh dari kamar ka ridho.

Begitu indah pemandangan ini. Dengan tubuh kekar, dan perut yang rata walau tanpa ada garisnya. Aku merasa ini adalah pemandangan yang sayang untuk dilewatkan. Namun, karena aku takut akan hal ini. Aku melewati ka ridho tanpa meliriknya. Seperti orang yang tak tau kalau ada orang lain disekitarnya.

" abis mandi nih ceritanya. Langsung lewat aja. Gua kaya gak dianggap " celetuk ka ridho kepadaku.

" eh ka ridho. Aku gak liat maaf " kataku sambil terus berjalan tanpa melihat ka ridho. Aku memasuki kamarku dan langsung menutup pintuku.

Dag dig dug
Begitu kencang detuk jantungku berdegup. Entah, kenapa Aku begitu merasakan sensasi luar biasa akan hal yang kulihat barusan. Tubuh itu basah akan keringat yang bercucuran. Aku menikmatinya.

Suara hape bergetar.
Ku ambil hape ku dari meja tempat belajarku. Ku lihat ada sms dari ka ronal.

" hari ini latihan kan de ? ". Tanyanya. Segera ku balas sms itu.
" ia ka, memangnya kenapa ?.

Ku taruh kembali hape Ku di atas meja belajarku. Ku pakai baju bergambarkan kartun favoritku onepiece dengan warna putih dan celana pendekku bewarna hitam.

Selesai berpakaian aku menuju ruang keluarga untuk menonton tv. Namun, sebelumnya aku mengambil sebuah roti dengan selai coklat untuk ku nikmati sambil menonton tv. Tentu tidak lupa dengan susu sebagai minumannya.

Ku tonton kartun doraemon di salah satu stasiun televisi terbaik di negara ini. Yang menyediakan tontonan keluarga setiap hari libur seperti ini.

Astaga aku lupa. Dengan handphoneku. Aku menuju lantai atas dan memasuki kamarku untuk mengambil handphone. Benar saja, saat ku check hape ku. Ada 11 sms dari ka ronal.

Sms 1

" ko tanya kenapa?
Emang gak boleh tanya ya de ?
Ya udah kalau aDe latihan. Nanti kaka dateng ya kesana. See you de "

Sms ke 2 Jaraknya 5 menit setelah sms pertama
" de, ko gak balas "

Sms ke 3 Jaraknya 1 menit dari sms ke 2

" de... Tadi awal balesnya cepat sekarang lama. Kamu lagi apa sih ".

Sms ke 4 masih waktu yang sama dengan sms ke 3

" de "

Sms ke 5 sampai ke 10 isinya sama

" de.. Lagi ngapain sih. Lama balasnya.. De ".

Sms ke 11, 5 menit jaraknya dari sms ke 10

" ya udah maaf ka ronal ganggu ".

Aku biarkan sms itu. Aku penasaran dengan sms selanjutnya. Walau, ada rasa sedikit kasihan sih. Namun, aku rasa kalau dia benar sayang dia pasti akan mengirimkan sms lagi atau menelepon. Aku jadi ingat saat hari kamis. Dia mengerjai aku.

Kamis lalu..

Nada dering hape ku berbunyi.
Kulihat siapa yang menelponku.
Nomor baru 0856 xxxxxxxxxx . ku angkat telpon itu. Karena aku pikir penting untuk ku angkat.

" selamat sore, benar ini dengan dimas ". Tanyanya.
" ia benar. Siapa nih ". Jawabku.
" tak perlu tau. Aku hanya penggemar suaramu. Maukah kamu menjadi pacarku ". Ucapnya yang membuatku berpikir kalau ini hanyalah orang gila.
" maaf gue gak kenal lu ". Ucapku dan langsung mematikan telpon itu.
Nomor telpon itu menelponku hampir 30x dan ku hiarkan saja.

Hari jumat...

Pagi saat aku bangun nomor telpon itu mengirimiku sms.

" jangan lupa makan dan semangat ". Dan aku hanya membaca tanpa membalas

Siang nya. Nomor itu menelponku terus menerus sampai 40 x lebih dan ku biarkan.

Sorenya dia mengirimiku sms.
" jangan lupa mandi, biar keliatan lebih tampan " dan sms ini pun aku biarkan saja

Malamnya dia mengirimiku sms kembali

" mimpi indah ya. Jangan lupa mimpiin aku ".

Dan ini terulang di hari sabtu.

Melihat sms itu aku merasa di teror terus menerus. Selama 3 hari ini. Aku hampir memutuskan untuk mengganti nomor hape ku. Namun, di hari sabtu pukul 10 lewat. Nomor ini mengirimiku sms.

" jika mau tau aku siapa. Telpon aku ".

Aku biarkan saja. Bagiku orang ini adalah orang gila yang stress gak ada kerjaan sampai sampai menerorku seperti ini.

Baru saja ku mau mematikan lampu kamarku. Hape ku berdering. Tanda ada telpon masuk. Dan ini dari nomor telpon yang sama. Ini waktunya aku berbicara untuk tidak mengganggu ku.

Aku mengangkatnya dan kemudian aku langsung berkata " gue mohon banget ya. Gak usah ganggu gue. Dasar orang stress ".

Kemudian baru saja mau ku matikan dia berkata " kenapa sih de, gak mau bales sms kaka, kenapa gak mau telpon kaka, kenapa ?".

Baru ku tau kalau itu adalah suara ka ronal.

" ka ronal ". Ucapku kaget
" ia de, jadi mau dimatiin ya telponnya kalau ka ronal yang telpon ?. Segitu marahnya ya. " ucapnya kepadaku.
" bukan gak mau bales sms kaka. Aku kira siapa. Lagian waktu Telpon pertama suaranya beda ?. Coba kaka bilang ini kaka Pasti aku udah bales sms kaka dan angkat telponnya kan ". Ucapku menjelaskan.

Akhirnya percakapan kami terus berlanjut. Dari pembicaraan soal lagi apa sampai pembicaraan yang gak jelas. Tak terasa waktu sudah jam 11.32 malam. Sudah 1 jam lebih kami berbicara melalui sambungan telepon. Dan akhirnya aku yang memutuskan untuk berkata ke ka ronal, bahwa aku mengantuk dan meminta untuk mengakhiri telponan ini.

Ka ronal setuju dan berkata, " ya udah deh. Makasih ya ade Kaka untuk hari ini, ka ronal seneng, save ya no ka ronal. Mimpi indah calon pacar kaka ".

Belum sempat ku menjawab ka ronal sudah mematikan telponnya.
Dan begitulah cerita kenapa aku bisa memiliki nomor ka ronal.

Handphone ku berdering.
Ku segera angkat karena ku tau itu dari ka ronal.

" ia hallo ka " kataku.
" kemana aja. Baru angkat. Kenapa harus di telpon dulu baru respon , kaka harus beli pulsa dulu tau gak buat telpon kamu tuh. Apa kamu gak punya pulsa de ?" Tanyanya kepadaku.
Aku tertawa dan berkata " Gpp ka males aja sms tuh. Lagian aku lagi fokus nonton doraemon ka " Jawabku

" kaka lagi apa " sambungku.
" ya udah deh kalau lagi nonton. Maaf ganggu. Padahal kaka mau ngobrol. Kangen ". Ucap ka ronal.

" gak ganggu ko ka". Kataku.
Belum sempet ku lanjutkan telponnya sudah dimatikan oleh ka ronal.

" kayanya ka ronal marah nih ". Pikirku dalam hati.
" Ya sudahlah. Kenapa harus marah . aku belum menjelaskan apapun kan. Padahal aku tadi mau bilang kalau mau ngobrol ngobrol aja. Belum sempet bilang gitu. Udah dimatiin. Dasar ka ronal ". Ucapku kembali dalam hati.

Ku lanjutkan menonton Doraemon. Kemudian, ka ridho dateng duduk di sampingku.

" mau kemana hari ini ? Gue ikut ya ". Tanya ka ridho.

" mau pergi latihan dan gue gak mau lu ikut ka ". Jawabku.

" lah kenapa ? Masa mau ikut gak boleh. Gue bosen tau ". Ucapnya.

Aku hanya meninggalkan ka ronal menuju kamarku tanpa menyambungkan pembicaraan dengan ka ridho.

Ku baringkan tubuhku diatas kasur.
Ka ridho tiba tiba saja membuka pintu dan langsung menindihku.

"Lu kenapa gak bolehin gue ikut ?". Kata ka ridho
" lu ngapain sih diatas gue. Awas gak ". Kataku sambil berusaha agar tubuhnya tidak berada di atasku.
" mangkanya boleh in kaka lu yang tampan ini ikut ya? Baru gue lepas". Pintanya kepadaku.
" ia. Ikut ". Kataku kepada ka ridho
" nah gitu dong". Kata ka ridho sambil berguling ke sebelah kiri dan sekarang posisinya tepat berada di sampingku.
" jangan lama ya lu ka, gue berangkat jam 12 loh ". Kataku kepada ka ridho.
" oke . siap 86 ". Jawab ka ridho sambil mencium pipiku kemudian berlalu meninggalkan kamarku.

"Ka ridho menciumku, kenapa Aku deg, deg an gini. " Ucapku dalam hati.

Namun, aku tersenyum lebar. Aku membayangkan ciuman itu.

hape ku bergetar tanda ada sms masuk. Rupanya dari ka ronal.

" de. Nanti jam stgh 12 kaka jemput . pokoknya ade siap siap. Jangan nolak. Nanti kita kesana bareng. Oke. See ya ade Kaka yang caem".

Isi sms itu buatku membayangkan ka ronal dan malam kejadian itu.

Hatiku bergejolak antara ka ronal dengan ka ridho. Kenapa mereka hadir dan membuatku seperti ini.

Ka ridho kaka sepupuku yang tanpa sadar aku suka memperhatikan dan memujanya tanpa ku tau apakah dia seperti ku juga atau tidak. Sedangkan ka ronal. Aku terpana dengan wajahnya, Aroma tubuhnya dan perlakuannya kepadaku dan ka ronal jelas jelas menyukai aku.

Antara ka ronal dan ka ridho. Aku harus apa dan bagaimana ?.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience