Rate

Tak terduga

Romance Series 887

"Eh kekantin yu! Laper nih" kata Ratih sambil memegangi perutnya sendiri.

"Kebiasaan banget sih lo ini udah mau pulang kenapa baru mau makan"kata Tira sambil memasukkan buku kedalam tasnya.

"Tau nih Ratih kenapa ga ikut kita kekantin tadi pas istirahat" sahut Vira yg sedang sibuk memainkan hpnya.

"Ya ampun, kan udah sering gue bilang masakan ibu tiri gue itu ga enak banget, jadi gue harus makan pas mau pulang aja supaya gue bisa ngindarin masakan dia itu, ayoo BFF koooh tercinta" kata Ratih sambil gelendotan ditangan Vira dan Tira. Mereka saling berpandangan dan akhirnya mereka berdua mengangguk, tidak mungkin mereka menolak permintaan Ratih itu, sebenarnya mereka kasihan pada Ratih yg punya ibu tiri yg tidak bisa masak. Ratih pernah cerita ibu tirinya itu anak tunggal yg sangat disayangi orang tua. Ibu tirinya itu bahkan tidak diizinkan untuk sekedar mengupas bawang katanya takut lecet. Dan lihat sekarang dampak terlalu dimanjakan saat sudah menikah masak nasi saja masih berasa beras.

"Makan di warung Pelipur Lapar nanti aku traktir tapi air aja ya hehe" kata Ratih

"Hmmm iya!" kata Tira dan Vira yg hanya mengangguk mengiyakan.

????

"Mbak!.. Mie ayam satu, kalian mau minum apa?" kata Ratih sambil duduk .

"Terserah" kata mereka berbarengan.

"Oh ok, Mbak air putih 2 es jeruk 1" kata Ratih sontak Tira dan Vira yg tadi sibuk liat hp langsung mengalihkan pandangannya ke Ratih.

"Iiih Ratih iklas ga sih nraktirnya" kata Vira menyubit lengan Ratih.

"Au, katanya terserah ya udah" kata Ratih sambil mengelus lengan yg dicubit Vira.

"Udah udah ya ampun berantem mulu, Mbak samain aja kaya Ratih" kata Tira menengahi.

"Eh liat deh ada video lucu banget nih di ig" kata Vira sambil memiringkan hpnya pada mereka.

"Saya akan menyanyikan lagu abdullah...

"Apanya yg lucu ?" celetuk Tira

"Liat dulu!"sahut Vira

"abdullah nama ayahnya aminah ibundanya"

Yuk main yuk

"Kok di acuhin sih adek nya" komentar Ratih

"Tau!"

"abdul muthalib kakeknya abu thalib pamannya khadijah istri setia~~"

Duaaar(suara geledek)

"Hahaahaa astaga ekspresi adeknya bikin ngakak" kata Ratih sambil tertawa keras.

"Iya, gemesin hahaha"sahut Tira sambil menepuk nepuk pahanya sendiri.

"Lucukan wkwk, nih ada satu lagi" kata Vira

"Mana mana?" kata Ratih

"Nih liat ya!"

"Allah,,,,Allah Allah~~"

Dua orang sholawatnya sambil duduk
Satu orang sholawatnya sambil berdiri pas mau duduk dengkulnya obset dan jatuh dari panggung semua orang ketawa.

"Hruft...ini mau ketawa takut dosa" kata Tira menahan tawanya.

"Hahaha aku ga tahan mau ketawa, lucu wkwkwk" kata Ratih sambil mengusap sudut matanya yg mengeluarkan air mata akibat tertawa.

"Udah, jangan terlalu tertawa nanti malah nangis loh!" kata Vira, sambil meneruskan meminum es jeruk.

"Looh kapan dantengnya pesenan kita" kata Ratih dan langsung menarik mie ayamnya untuk ia makan.

"Iya, udah lama?" tanya Tira sambil menyeruput  es jeruknya.

"Udah lama, kaliannya aja fokus ke hp mulu" sahut Vira santai.

"Eeeeeh tadi lo kan yg bikin kita fokus ke hp" kata Tira membela diri.

"Hehe iya sih" kata Vira sambil nyengir kuda. Dan merekapun saling diam sibuk dgn hp dan makanan minuman mereka.
20 menit berlalu merekapun akhirnya selesai makan dan pulang kerumah masing masing.

????

Virapun melajukan sepeda motornya dengan kecepatan 30 km. Dari kejahuan ia bisa melihat halaman  rumahnya ada sebuah mobil mewah terparkir, Virapun sampai dan memarkirkan sepeda motornya di tempat biasa ia meletakkan kendaraan kesayangannya yaitu dibawah pohon mangga.

"Ada tamu ya?, tapi siapa perasaan keluarga ibu ga punya mobil kaya gini, ini mah mobil orang kaya, eeem tapi siapa ya!" tanya Vira pada dirinya sendiri. Saat ia sedang asik bertanya tanya pada dirinya sendiri tiba tiba ada yg menepuk pundaknya. Vira terkejut sampai ia refleks mau memukul orang yg mengejutkannya, ia memang punya kebiasaan unik apabila ia dikejutkan tangannya seakan bergerak sendiri untuk melancarkan satu pukulan. Tapi saat dilihat orang tersebut adalah ibunya sendiri dan tangannya yg liar itu sudah ada dalam tangan ibunya. Beliau sudah biasa dgn kebisaan unik anaknya ini.

"Huuh ibu, hampir aja kena pukul"

"Udah, masuk yu" ajak ibunya halus, dahinya berkerut Vira heran dgn respon ibunya yg tidak seperti biasanya yg akan memukul balik pantat Vira. Ia hanya mengangguk dan berjalan beriringan dgn ibunya. Di ruang tamu memang ada tamu perempuan yg semuran dgn ibunya dan laki laki asing yg masih muda dgn matanya yg memandangi dari atas sampai bawah dari pancaran matanya ada rasa heran atau apalah Vira pun tidak mengerti. Laki laki asing itu adalah Yusufardi lulusan dari universitas indonesia, umur 21 thn anak dari Sitti dan Alm.Ardi yg meninggal 3 tahun yg lalu.

"Ini kenalin anak saya mbak" kata ibunya mengenalkan Vira pada mereka.

"Oh ini anaknya, cantik! , siapa namanya?" tanya Sitti.

"Eem nama saya Viraanisa biasa dipanggil Vira " jawab Vira sopan sambil mengulurkan tangan untuk salim yg sudah menjadi kebiasaannya saat bertemu dgn orang tua.

"Oh Vira" kata Sitti melihat Vira mengulurkan tangannya Sittipun mengulurkan tangannya dgn senang hati.

"Eem Vira permisi dulu mau ganti baju" kata Vira saat ingin berbalik ibunya mencegah dgn menahan tangannya.

"Nanti aja" kata ibu sambil menuntun Vira untuk duduk disampingnya. Vira heran dan bertanya tanya dalam hati kenapa dia harus ikut ngobrol biasanya juga ibunya akan mengusirnya untuk masuk kekamar.

"Langsung aja bu ya" kata Sitti dan ibu Vira membalas mengangguk.

"Sebelumnya kenalin nama ibu Sitti dan ini anak ibu namanya Yusuf Hermansyah panggil aja Yusuf" kata Sitti ramah sedangkan Yusuf hanya menampakkan wajah datar kerena ia masih tidak menduga bahwa perempuan yg ibunya calonkan untuk jadi istrinya masih berseragam Sma.

"Jadi gini nak Vira, ibu dan ibu kamu sudah sepakat menjodohkan kamu dan anak saya ini"kata ibu itu sambil melirik laki laki asing itu. Vira sangat terkejut nafasnya seakan habis, seperti kesamber geledek disiang hari, apa dia sekarang sedang bermimpi.

"Ee..maaf bisa diulang bu" kata Vira sambil meremas rok abu abunya, semoga saja dia salah dengar.

Sitti tersenyum ia tau tidak enaknya dijodohkan karena ia pun pernah merasakannya.

"Kamu sama Yusuf kami jodohin"
Tenggorokan Vira tercekat udara di dalam rumah seakan hilang begitu saja dan mata memanas tapi ia tahan untuk tidak ingin terlihat lemah.

Ini tidak adil mana mungkin ia dijodohkan tanpa diberi tahu terlebih dahulu setidaknya beri ia waktu untuk berfikir.

"Mereka sudah sepakat, gue bahkan ga pernah bilang mau, apa apaan ini" gumamnya dalam hati. Hatinya menangis ingin ia berteriak di hadapan mereka semua bahwa ia tidak ingin menikah sekarang. Saking shocknya ia bahkan tidak mampu mengatakan bahwa ia tidak mau atau minta penjelasan oleh mereka. Vira masih ingin menikmati waktu bebas saat nanti sudah lulus, ingin bekerja dan kuliah dan baru menikah 2 tahun lagi bukan mengurus suami dan anak.

"Pernikahan akan berlangsung 1 minggu setelah hari ini di luar kota supaya tidak ada yg tau bahwa kamu sudah punya suami, dan supaya kamu bisa sekolah dgn lancar tanpa diketahui siapapun"kata ibu itu. Dan kini pandangannya tertuju pada ibunya setelah ini ia akan menanyakan banyak hal tentang perjodohan ini. Ibunya menatap penuh harap agar anaknya ini mau menerima. Haruskah ia menolak tapi itu sama saja membuat malu dan juga mengecewakan ibunya dan ia tidak menginginkan hal itu terjadi. ia teringat ibunya sering curhat padanya soal kebutuhan Vira yg semakin bertambah dan ibunya bilang bahwa beliau tidak bisa lagi membiayai sekolah Vira dan meminta Vira untuk berhenti walaupun sebentar lagi anaknya itu akan lulus. Uangnya hanya cukup untuk kebutuhan untuk dirumah saja. Apakah itu alasan ibu menjodohkan dia dgn laki laki asing yg bernama Yusuf itu, Vira jadi kasihan pada ibunya yg banting tulang demi dirinya. Dan sekarang waktunya Vira yg berkorban tapi apakah dia siap.

"Ya Allah kalau memang ini jalan terbaik hamba ikhlas menerima perjodohan ini demi ibu" gumamnya dalam hati, apakah seberat ini menjalani hidup, kenapa ia mempunyai takdir seperti ini.

"Nak Vira maukan?" tanya Sitti memastikan karena yg diajak bicara hanya diam tidak ada penyanggahan apapun.

"Mau mau, mana ada cewe yg mau dijodohin apalagi gue baru masuk 17 tahun. Huuh... ok sabar ini demi ibu demi ibu aku yakin ini yg terbaik demi ibu!" gumam Vira untuk meyakinkan hatinya ini. Dengan menarik nafas panjang sambil menelan ludah yg terasa sangat pahit. Ini pasti takdir tuhan yg sudah ditentukan jauh sebelum Vira dilahirkan oleh ibunya, tidak ada yg namanya kebetulan bahkan tuhan sudah mengatur kapan daun akan jatuh.

"Bissmilah"

"Iya......saya mau!" kata Vira dgn suara pelan, sontak ibunya yg menebak Vira akan menolak mentah mentah perjodohan ini senang bukan main.

"Allhamdulliah" kata Sitti dan ibu Vira langsung memeluk Vira dan membisikkan ucapan"terima kasih" dan juga menciumi wajah anaknya itu dgn penuh rasa haru dan bahagia tentunya.

"Vira sayang ibu"batin Vira

Gaje ya??? sorry baru pemula
bukan penulis yg handal
kaya penulis lain
Tolong sumbangan Vote dan komennya para pembaca cerita
SWEATTHEART????

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience