Rate

1. Sekolah Baru

Romance Series 1327

"Kak, bangunin adek kamu sana", perintah seorang wanita paruh baya yang sedang masak kepada anaknya yang laki-laki.

"Adek pemalas itu belum bangun lagi, bun?", tanya anak laki-laki tersebut.

"Kamu taulah... ", ucap wanita paruh baya tersebut.

"Udah cepetan sana kamu bangunin!", perintah wanita paruh baya tersebut.

"Oke, bun", ucap pria tersebut.

Pria itu pun bergegas menaiki tangga dan masuk ke dalam pintu bercat putih. Di dalammya di lapisi dengan warna pastel dan putih. Indah. Satu kata untuk kamar tersebut.

Wow....

Tapi, sangat di sayangkan. Cat kamarnya sudah bagus, tapi seluruh isi kamar berantakan layaknya kapal yang pecah. Apa lagi kamar tersebut di tempati oleh seorang gadis berumur 13 tahun.

Sumpah, gadis itu penghuni kamar atau monster penghuni kamar?

"Astagfirullah... Kamar gadis kok kaya kandang ayam. Kalo kaya gini mah mending tadi suruh dia tidur di kandang ayam aja", ucap seorang pria sambil berkacak pinggang setelah melihat isi kamar tersebut.

Lalu pria tersebut berjalan ke arah kasur. Di atas kasur tersebut terdapat seorang gadis cantik dan polos sedang terlelap.

"Ck..ck..ck..ck.. Bener-bener kaya ayam. Apa besok aku suruh dia tinggal di kandang ayam depan rumah aja?", tanya pria tersebut.

"Bangun Arliana... Bangun..", ucap pria tersebut sambil mengguncang-guncangkan tubuh Arliana.

Tapi tak ada respon se senti pun dari Arliana. Dia sepertinya tidak terpengaruh dengan tindakan pria tersebut. Akhirnya. Terlintas sebuah ide konyol yang ada dalam pikirannya.

Pria tersebut pun mulai merencanakan aksinya. Yaitu, menutup hidung Arliana agar tidak bisa bernafas. Setelah itu wajah Arliana langsung berwarna biru karena tidak bisa bernafas. Akhirnya dia pun terengah-engah.

Pria tersebut pun hanya bisa terkekeh sendiri melihat hasil ide konyolnya.

"HAAFFFTTT...... HUUUFFTTT.... Monster aneh.. Cepat hilangkan gas beracunmu itu.. Itu membuatku tak bisa bernafas", ujar gadis tersebut yang ternyata ngelindur.

Pria tersebut pun mengapit jari telunjuk dan jempolnya ke arah hidung Arliana. Setelah mendengar ucapan Arliana, pria itu akhirnya melepaskan cubitannya dan ketawa dengan keras.

"HAHAHAHA... kebayakan nonton fantasi sih gini! Monster aja di bawa ke mimpi", ucap pria tersebut sambil ketawa dengan keras.

Itu membuat Arliana terbangun dari tidurnya. Arliana pun mengucek matanya agar mengembalikan seluruh kesadarannya. Dia pun menatap kakaknya yang sedang tertawa layaknya orang gila.

"Kak? Kakak kenapa? Kakak waras kan?", tanya Arliana bingung.

"Sudahlah. Lupakan! Sekarang, cepat bangun dan mandi. kita sudah telat. Kau kan akan masuk sekolah baru. Cepat", ucap Pria tersebut.

"Baik kak Reza yang guantengnya kaya orang gila di jalanan", ucap Arliana lalu buru-buru langsung mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi.

"Heh! Dasar adek laknat loh!", ucap kak Reza kesal lalu keluar dari kamar Arliana.

skip aja........

"Arliana dan kakaknya pun sampai di gerbang sekolah Arliana. SMPN Harapan Bangsa Arliana pun memasuki gerbangnya. Untung belum masuk. Arliana pun segera masuk dan mencari ruang kepala sekolah.

Diperjalanan, dia bertemu dengan seorang kakak kelas perempuan yang super duper alay bin lebay. Dia memakai make up dengan menor dan menggunakam seragam yang menunjukkan bentuk tubuhnya.

Melihat itu, membuat Arliana eneg. Rasanya dia seperti ingin memuntahkan seluruh isi makanan paginya hari ini. Tapi, dia urungkan niat itu.

"Permisi, kak. Ruang kepala sekolah dimana ya, kak?", tanya Arliana dengan sopan kepada kakak kelas yang alay tersebut.

"Eh? Loh murid baru ya? Noh ruang kepala sekolah disono", ucap perempuan tersebit dengan senyum miringnya.

Itu membuat Arliana curiga. Apakah kakak kelas ini sedang mengerjainya? Atau tidak? Tapi tak ada cara lain selain percaya pada kakak ini. Karena disini sangat sepi. Hanya ada dirinya dan kakak kelas tersebut. Jadi, gak ada cara lain selain percaya sama kakak kelas alay tersebut.

"Oke. Makasih, kak", ucap Arliana lalu pergi menunu arah yang di tunjuk kakak alay tersebut.

Setelah sampai, Arliana bingung. dimana ruang kepala sekolah? disini hanya ada toilet untuk pria. Apakah dia di kerjai oleh kakak kelas tersebut? Oh my god. Bener-bener kakak kelas laknat! Bajingan! Awas saja!

Aliana pun segera pergi dari tempat itu. Tiba-tiba ada yang mencekal tangannya dari belakang. Arliana pun akhirnya menoleh ke belakang.

"Loh mau ngintipin anak cowo?", tanya orang yang mencekal tangan Arliana.

Mendengar itu, sontak Arliana langsung membulatkan matanya dan melongo tak percaya. Kenapa lelaki yang ada di hadapanya ini berpikiran seperti itu tentang dirinya?

"Kok? Kakak berpikiran gitu sih?! Nih ya! Aku jelasin! Aku tuh tersesat disini, terus aku nanya ke kakak kelas, kemana menuju ruang kepala sekolah, eh malahan aku di kerjain sama kakak kelas laknat itu", ucap Arliana menjelaskan.

"Kalau aku tidak percaya, bagaimana?", tanya lelaki tersebut.

"Terserah. Yang penting aku udah jelasin. Udah ah aku mau nyari ruang kepala sekolah. Jangan harap aku bakal nanya ke kakak. Pasti kakak mau ngerjain aku kalo aku nanya. Jadi mending aku nyari sendiri aja", ucap Arliana lalu pergi.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience