Jam menunjukkan pukul 3:00 am, Jane tiba² terbangun dari mimpinya yang menakutkan. Jane melihat ke arah jam...
“Huh...Baru jam 3 pagi.....” Kata Jane dalam hati.
Jane kembali baring ke katilnya, dia memikir tentang mimpinya yang dialami tadi yang amat indah dan tiba² bertukar menjadi misteri. Kebelakangan ini, setiap pukul 3:00 am, Jane pasti akan terbangun dari mimpi yang sama. Jane berasa sakit kepala apabila memikirkan tentang mimpinya.
“Tanya Mami sajalah besok.....mungkin mami tahu tentang sesuatu yang saya tidak tahu..." Kata Jane dalam hati lalu tidur.
Keesokkan harinya.....
“Jane....Cepat...Mami mau jalan sudah ni....” Kata Jass sambil memanggil anak perempuan tunggalnya yang sedang memakai kasut sekaloh.
“Ya mami.....Sudah!” Balas Jane dan membuka pintu kereta lalu masuk ke dalam perut kereta.
Jass mula memandu ke sekolah baru Jane. Perjalanannya dari rumah ke sekolah Jane mengambil masa yang agak lama untuk sampai. Jane duduk santai di belakang tempat duduk penumpang sambil melihat ke arah luar tingkap kereta. Dia teringat kembali tentang mimpinya semalam. Dalam mimpinya didatangi seorang budak perempuan yang comel bernama Lia. Dia dan Lia berada di padang yang sangat nyaman. Lia memakai gaun yang berwarna biru putih dan kasut berwarna merah. Bibirnya berwarna merah seperti darah, rambutnya panjang hingga ke aras pinggang. Budak perempuan itu sangat sempurna. Lia menyapa Jane lalu membawanya bermain. Jane merasakan yang dia dengan Lia bagaikan sahabat yang rapat. Sebelum ini, Jane tidak pernah merasakan hubungan seperti ini. Tetapi dalam sekelip mata, Lia ditarik oleh sesuatu dan hilang begitu sahaja. Kembali ke dunia realiti, Jane ingin menanya mamanya tetapi dia malas.
“Tanya saja lah!" Kata Jane dalam hati.
“Mami..." Jane memanggil puan Janet.
“Apa sayang? Kau mau makan?” Kata Jass kepada Jane.
“Ermm.....Mami kenal ka siapa si Lia?" Soal Jane.
Riak senyuman di wajah Jass terkejut mendengar soalan Jane. Jane berasa pelik terhadap mamanya ketika menanya soalan tentang Lia. Padahal, Lia hanya muncul di dalam alam mimpi dan bukannya muncul di dunia realiti. Jane malas melayan sikap mamanya lalu melihat ke skrin phonenya.
Kalau ikutkan hati, Jass ingin menipunya tetapi dia tidak yakin yang Jane akan termakan dengan penipuannya.
“Mmm....Tidak..." Jawab Jass.
“Tipu." Kata Jane selepas mendengar kata Jass.
Jass sekali lagi terkejut dan terus mendiamkan diri.
“Mami tipu saya....patutnya pagi tadi kita makan Pizza tapi mami masak nasi ayam." Kata Jane sambil melihat iklan yang di mainkan di skrin phonenya.
Jass lega apabila Jane bukannya berkata pasal Lia tetapi sedang bercakap pasal Pizza.
“Sorry....lain kali Mami orde ya?” Kata Jass kepada Jane.
Jane sekadar membalas “Ok” lalu kembali melihat ke skrin phone. Jass tersenyum sambil memandu. Persoalan tertimbul di kepala Jass, Bagaimana Jane mengetahui Lia? Seingat Jass, Dia tidak pernah menyebut nama Lia di depan Jane. Atau mungkin nenek Jane yang memberitahunya? Mustahil! Kerana Nenek Jane berpindah ke sini setelah Lia diculik. Persoalan itu membuatkan Jass menjadi lebih berhati hati dengan percakapannya terhadap Jane.
Dalam diam, Jane melihat ke arah Jass, Sebenarnya Jane sudah agak yang mamanya sedang menipunya. Cuma persoalannya ialah kenapa mamanya merahsiakannya? Soalan itu masih belum teungkap di kepala Jane.
“Tidak apa....Saya akan menyiasat nanti bila balik dari rumah.” Kata Jane dengan penuh keyakinan.
Share this novel