Rate

Prolog

Crime Series 334

Pukul 08.00
Gedung Penyidik Lt. 5

'tok...tok...tok' derap suara langkah kaki memenuhi ruangan. Seorang perempuan dengan setelan kerja yang rapi sedang berjalan melalui lorong  dengan langkah kaki yang terburu-buru. Ia bernama Cantika yang akrab dipanggil Caca.

'ceklek' suara pintu terbuka.

"Pagi Ca, mau minum kopi?" ucap Surya.

"Tidak, terima kasih. Ngomong-ngomong Dirga sudah datang atau belum ya?" ucap Caca.

"Belum Ca, beberapa pekan ini Dirga sedang sibuk. Caca mau menunggu? Mungkin sebentar lagi Dirga akan datang." ucap Surya

"Iya. Saya tunggu di ruang sana saja, sekalian saya juga mau memilah dokumen yang akan diberikan kepada Dirga. Permisi." ucap Caca

"Silahkan, Caca. Jangan sungkan." ucap Surya.

Caca pun berjalan kearah ruang tunggu dengan santai. Ia merogoh saku celananya untuk mengambil handphonenya yang sedang berbunyi. Tertera nama Dirga di layar handphonenya. Ia segera mengangkat panggilan tersebut.

"Halo, Ca maaf ya gue telat ada urusan. Tunggu aja di ruang tunggu samping ruangan gue. 15 menit lagi gue sampe." ucap Dirga dari seberang.

"o...tut...tut...tut.."

'yah, si Dirga orang belum jawab udh dimatiin aja. Kalo cuman ngasih tahu kayak gitu doang mah pake voice note aja, ngapain coba kalo telepon tapi ujung-ujungnya dia doang yang ngomong. Dasar orang pelit pulsa. Makanya ikutan giveaway pulsa biar gak pelit. Xixixi...' batin Caca

"Huft... Gak nyangka banyak kasus pembunuhan akhir-akhir ini. Kemarin kasus pembunuhan CEO PT. Cepulimited sekarang ahli waris dari CEO kemarin sedang dalam keadaan sekarat. Kalo ditebak-tebak sih pasti perebutan kekuasaan. Tapi gak tau juga sih." ucap Caca

15 menit berlalu terdengar suara Dirga yang sedang menyapa anggota tim-nya yang kemudian berjalan ke arah ruang tunggu.

"Hey, ngomongin-nya di ruangan gue aja Ca. Yuk!" Ucap Dirga

"Tumben lu keliatan pucat banget, lu kenapa?" Tanya Caca

"Beberapa pekan ini gue lembur, banyak banget kasus numpuk. Belum kelar yang satu tambah lagi yang lain.  Ditambah lagi akhir-akhir ini cuaca gak mendukung. Jadi ada kabar apa Ca?" jelas Dirga

"Ada kasus baru Ga. Kasus ini masuk kedalam kategori percobaan pembunuhan. Motif pembunuhan belum diketahui tapi spekulasi sementara perebutan kekuasaan. Korban bernama Max Allison Bramashta. Korban mengalami cedera berat. Detail cedera, mengalami patah tulang rusuk, tulang kering hancur, patah tulang leher, bekas tusukan pisau/belati didekat jantung serta gegar otak ringan. Kondisi korban sedang dalam keadaan kritis dan dirawat di RS. Cipto Mangunkusumo. Menurut data penyidik lapangan pelaku tidak meninggalkan jejak apapun." lapor Caca

"Bukannya Max ini anak dari Bapak Michael Avarsk Bramashta kasus kemarin bukan? Mustahil untuk tidak meninggalkan jejak apapun, pati ada yang terlewat." sanggah Dirga

"Yahhh, bisa jadi pelaku menggunakan sarung tangan dan tidak melepasnya atau malah dibakar untuk menghilangkan barang bukti. Kasus ini sedikit rumit." ucap Caca

Dirga membolak-balik kertas yang berisi laporan tentang kasus tersebut. Setelah beberapa lama membaca, ia mengernyitkan dahi.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience