Rate

BAB 3

Romance Completed 361

Aku berjalan menghampirinya yang tanpa kusadari ia juga bersegera berjalan menghampiriku. Ketika kami sudah saling berhadapan, aku memeluk tubuhnya yang mungil itu dengan erat yang tingginya hanya sedadaku, ia membalas pelukkanku dengan erat pula.
“Aku juga cinta kamu, Indah!” Untuk yang pertama kalinya aku berkata langsung dengan menggunakan mulutku tanpa dengan bahasa isyarat. Mendengarku berkata begitu tangisnya semakin menjadi-jadi. Ia menumpahkan tangisnya di dalam pelukanku.
“Jangan menangis, Indah!” Aku berkata sambil menghapus air matanya setelah kumelepas pelukannya.
“Maaf, aku tidak langsung mengatakan ini padamu. Sebenarnya, aku merasakan hal yang sama sepertimu. Tapi, aku terlalu takut kamu tidak akan merasakan hal yang sama sepertiku kerana keadaanku ini.” Tambahku yang kembali menggunakan bahasa isyarat.
“Tidak, Kal , tidak. Kamu salah. Aku merasakan hal itu saat pertama kali aku melangkahkan kaki menuju kursi yang ada di sampingmu yang akan menjadi tempat dudukku di kelas yang baru. Kamu bisa melihat, kan, bagaimana sikap aku ke kamu? Bagaimana aku melihat kamu? Apa aku pernah menyinggung tentang keadaanmu? Tidak, kan?!” Indah juga menggunakan bahasa isyarat untuk menjawab.
“Jujur, aku memang sempat terkejut saat berkenalan denganmu lalu mengetahui keadaanmu. Kamu yang terlihat sempurna, ternyata memiliki kekurangan juga. Tapi aku tidak mempedulikan itu, kerana cinta tidak seperti itu. Cinta adalah perasaan seseorang yang menyanyangi seseorang yang dicintainya dengan tulus tanpa memandang kelebihan dan kekurangannya dia.” Tambahnya.
“Tapi kamu terlalu sempurna, Indah. Kamu bisa mendapat laki-laki yang lebih sempurna dariku.”
“Apa yang sempurna harus berpasangan dengan yang sempurna juga? Tidak, kan, Kal ?! Aku tidak sesempurna yang kamu bayangkan, aku juga memiliki kekurangan sama sepertimu. Kekuranganku memang tidak dari segi fisikku, tapi aku mempunyai kekurangan kerana manusia terlahir tidak ada yang sempurna, pasti memiliki kekurangan juga kelebihan. Kekurangan dan kelebihan itu ada agar manusia bisa saling membantu dan melengkapi. Aku mencintaimu bukan kerana dari kesempurnaan dirimu, tapi kerana hatimu!” Indah menepuk dadaku dengan lembut.
“Kamu tahu lagu yang kubawakan tadi itu untuk siapa? Itu untuk kamu, Kal , untuk kamu. Aku belajar dengan keras bahasa isyarat dari awal aku mengetahui bagaimana cara berkomunikasimu agar aku bisa mengobrol denganmu dan mengetahui apa yang kamu ucapkan. Aku tidak mau kamu lelah jika terus menerus menjawab ucapanku dengan tulisan dan membaca gerak bibirku untuk mengetahui apa yang kukatakan.”
“Biarkan aku mencintaimu, biarkan aku menjadi telinga dan mulutmu, biarkan aku menjadi teman dan penyempurna hidupmu. Aku mencintaimu, Haikal !”
Air mata kembali jatuh membasahi pipinya yang halus. Melihatnya menangis seperti itu aku kembali memeluknya dengan harapan ia bisa tenang setelah menumpahkan tangisnya padaku.
“Maafkan aku, Ndah, maafkan aku sudah mengecewakanmu. kerana keadaan yang seperti ini aku jadi menyia-nyiakan cintamu. Maafkan aku, aku mencintaimu. Kamu mau, kan, menjadi teman hidupku?!” Aku berkata setelah melepas pelukannya. Indah hanya menganggukkan kepala sambil tersenyum sebagai jawabannya.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience