Rate

Bab 1

Romance Series 835

-----------Pertemuan tidak sengaja-----------

.

.

Mark Ridho Winata adalah seorang mafia kelas kakap, ia sering melakukan kejahatan dari yang tampak hingga yang tidak tampak. Pertempuran melalui fisik maupun teknologi adalah sebuah kegiatan yang sudah menjadi runitasnya sehari-hari. Ia selalu menang dalam melawan siapapun. Dalam dunia yang penuh dengan kejahatanpun sudah sangat mengenal Mark bagaimana.

Siapa yang berani melawan Mark? tentu saja tidak ada...

Apalagi kini Mark sedang berada dalam melakukan transaksi senjata api dalam jumlah besar-besaran, ia kini bertemu dengan kliennya seorang pengusaha dengan memakai kemeja putih dipadu dengan jas hitam dan celana dasar senada membuat aura Mark keluar. Ia sangat dihormati dan memiliki anak buah yang cukup banyak dan tentu saja sangat ahli dalam bidang mereka masing-masing.

Ia kini bertransaksi dengan seorang pengusaha kaya raya dibidang tekstil. Mark tidak begitu peduli dengan latar belakang mereka semua yang terpenting bagi Mark adalah sebuah keuntungan yang besar. Walau bisa diakui Mark sudah memiliki kekayaan yang luar biasa tapi pria tampan itu tidak pernah puas, ia selalu ingin lebih dan lebih. Ia masih menggeluti dunia ini.

Sebenarnya ntah apa yang ia cari dalam dunianya ini dan ntah sampai kapan juga ia akan bertahan dengan dunia ini. Dunia yang penuh dengan ketidak adilan, dunia yang bisa membuatmu tertekan. Kau tidak tau siapa temanmu dan musuhmu. Semua bisa menjadi teman dan bisa jadi musuh. Jika kau lengah maka kau harus bersiap untuk turun tahtamu atau kau akan mati demi itu.

Orang yang Mark tunggu telah sampai, ia seorang pria dengan postur tubuh tinggi dan memiliki jakun.

"lama tidak berjumpa Rei Phiravich."

Mark bersalaman dengan kliennya yang bernama Rei tersebut. Pria tampan yang lebih tinggi dari Mark itu tersenyum kepada Mark lalu ia memberikan sebuah koper dan selembar cek kepada Mark.

Mark menerima dengan senang hati, ia dapat melihat berapa nominal angka dalam ceknya dan itu membuat dirinya begitu bahagia.

"apakah semuanya lengkap?" tanya Rei

"tentu saja, kau bisa mempercayaiku." Mark menepuk bahu Rei, Rei tersenyum. setelah itu kedua orang tersebut saling pergi kearah berlawanan.

.

.

Mark masuk kedalam mobil sportnya lalu ia melaju dengan kecepatan kencang. jalan yang cukup ramai tidak membuat ia menurunkan kecepatannya. ia sangat senang sekarang, bukan karena ia mendapatkan cek itu saja tapi adahal lain yang membuat dirinya bahagia. Tentu saja ia telah menipu pria yang habis ia temui barusan.

Senjata yang ia jual kepada Pria itu barusan adalah yang palsu bukan yang asli. Curang? Tapi itulah Mark Ridho Winata pria berdarah Indo itu tersenyum sinis. tapi bagaimana bisa ia selama ini aman-aman saja. sebenarnya ini adalah hal pertama kali yang ia lakukan. Bagaimana bisa?

Selama ini Mark jujur dengan semua dagangannya dan apapun yang ia kerjakan, tapi akhir-akhir ini ia terlalu bosan. Ia sudah lama tidak berkelahi dengan seseorang. Apa semua orang didunia ini sangat takut kepadanya, tapi jika memang iya terus ia harus bagaimana.

Hidup tenang damai dan ditakuti oleh semua orang itu tidak enak, tidak ada yang menantang sama sekali. Ia putuskan sudah cukup tiga tahun ia hidup dengan damai tidak melakukan perkelahian. Kini ia akan mulai lagi perkelahian itu dengan cara tentu saja seperti tadi.

Mark cukup yakin bahwa orang itu akan mengejarnya dan akan kembali mencari Mark dikarenakan senjata-senjata itu adalah palsu dan untuk uang mereka yang Mark ambil.

Mark terkadang juga berpikir sebenarnya senjata-senjata itu mereka gunakan untuk apa. Bukankah senjata itu dibuat untuk berperang, jikalau begitu berarti tindakan Mark sudah benar bukan. Dengan ini senjata yang selama ini ia simpan akan berguna. Ia merindukan memegang pistol dan menembak seseorang hingga mati dihdapannya. Ia merindukan itu semua. Gila? Ha... kalian jangan terlalu banyak bicara. Jangan salahkan Mark tapi salahkan dunia ini yang terlalu membosankan jika hidup dengan kedamaian.

Brakkkk...

Terdengar suara tabrakan. Mark menabrak sesuatu, ia menabrak mobil yang ada dihadapannya. Ia melihat kekiri dan kekanan jalan terlihat sepi tidak ada orang yang lewat dijalanan itu hanya mobilnya dan mobil orang yang ia tabrak. Ia mendecak kesal, bagaimana bisa jalanan yang sepi begini ia bisa menabrak seseorang. Mark keluar dari dalam mobilnya ia berjalan dan melihat mobil didepannya.

Ia mengetuk-ngetuk pintu mobil hitam itu, tapi tidak ada jawaban dari dalam.apakah ia sudah meninggal? Pikir Mark. tanpa pikir lama Mark langsung saja memecahkan kaca mobil itu.

Didalam sana ia dapat melihat seorang wanita cantik, ia mengerjapkan matanya ketika ia sadar bahwa ia telah termenung cukup lama.

Dalam beberapa detik ia sempat terpesona dengan kecantikan seorang wanita yang tengah pingsan disana tapi untung saja ia cepat sadar dan menolong Wanita cantik itu keluar dari dalam mobil. Mark mengendongnya masuk kedalam mobilnya, setidaknya walau mobil depannya terlihat sudah hancur tapi masih bisa ia pakai untuk sampai kerumah.

Mark membawa wanita cantik itu kedalam rumah besarnya, rumahnya memang sangat besar dan ada banyak penjaga juga disana itulah rumah seorang mafia yang bernama Mark Ridho Winata.

Mark membawa Wanita cantik itu kedalam salah satu kamar lalu ia menyuruh anak buahnya untuk memanggil dokter. Tidak butuh waktu lama dokter yang dipanggil sudah datang.

Mark segara menyuruh dokter tersebut untuk masuk dan memeriksa wanita yang ia bawa barusan. Untuk beberapa alasan yang ada Mark juga tidak mengerti kenapa ia menjadi sangat khawatir dengan wanita itu. Ntah kenapa Mark merasa cemas, ia belum pernah seperti ini sebelumnya.

Bawahannya yang selama ini terus bersamanyapun juga terlihat heran, ia melihat seorang Mark Ridho Winata Boss besar sedang cemas menunggu diluar berharap bahwa orang yang didalam kamar sana baik-baik saja padahal Mark telah sering membunuh orang tapi kenapa bisa ia merasakan ketakutan seperti ini. Tolong ingatkan mereka bahwa sesungguhnya Mark juga memiliki hati nurani dan ia juga masih seorang manusia bukan iblis sepenuhnya.

Beberapa pengawal yang ada disana melihat ekspresi Mark saling berbisik, mereka mengira-ngira bahwa orang didalam sana adalah seseorang yang sangat berarti bagi Mark tapi faktanya tidak sama sekali.

Mark tidak mengenal wanita itu. Mark tidak kenal sama sekali sama wanita yang berada didalam sana yang ia tolong. Bahkan ia juga baru pertama kali melihat wanita tersebut.

Setelah dokter tiba mark segera menghampiri dokter tersebut. Ia menanyakan berbagai pertanyaan kepada dokter tersebut dengan bertubi-tubi hingga dokter tersebut bingung harus menjawab yang mana.

"Mark tenangkan dirimu." Ucap seorang pria berpostur tegap sama seperti Mark.

"Dokter bagaimana keadaan wanita yang didalam sana?" tanya pria tersebut yang tadi menyuruh Mark untuk tenang.

"ia sedikit mengalami gagar otak karena benturan, tapi untungnya tidak terlalu serius. Untuk sekarang ia masih belum sadar tapi aku rasa ia sebentar lagi akan sadar." Ucap dokter tersebut. Mark membuang napas sedikit lega setelah mendengar penjelasan dokter tersebut.

"ini resep obat, tolong berikan ketika ia bangun nanti." Ucap dokter tersebut.

"terima kasih."

Dokter tersebut berjalan keluar dengan ditemani pemuda yang menyuruh Mark untuk tenang tersebut, lagian ia juga sekalian untuk keluar membeli obat yang dokter itu berikan.

Mark tidak ikut menemani dokter itu keluar, Mark langsung masuk kedalam kamar tersebut dan menemui wanita yang masih memejam mata tersebut.

Mark memerhatikan wajah wanita itu dengan seksama, ntah kenapa ia merasa takjub dengan kecantikan wanita itu.

Apakah Mark telah jatuh cinta dengan seseorang yang baru ia temui? Bahkan namanya saja Mark belum tau.

Tapi Mark tidak bsisa pungkiri bahwa wanita yang dihadapan ia kini sangat cantik dan Mark ingin memilikinya.

Tangan kekarnya ia mencoba mengelus lembut pipi wanita cantik itu. Bahkan ketika Mark menyentuh pipinya terasa sangat lembut dan halus. kulitnya putih seperti susu dan sangat lembut.

Mark menundukkan kepalanya menatap mata yang masih terpejam itu lalu hidungnya dan wanita itu entah sejak kapan telah saling bersentuhan. Mark mencium wanita itu, pertama adalah kecupan kecil. Terasa sangat lembut dan membuat Mark semakin ingin menginginkan lebih.

Mark menciumi lagi bibir mungil wanita itu dengan kecupan dan emutan-emutan kecil, ia seakan terlarut dalam kegiatannya. Bibir wanita cantik itu menjadi permainan yang mengasyikan bagi mark padahal wanita itu masih belum sadarkan diri dan Mark dengan beraninya langsung main menciumnya tanpa ia mau berniat berhenti.

Mesum.

Bibir itu manis, itulah kata batin Mark. sepertinya Mark sekarang telah memiliki candu baru dalam kehidupannya yaitu bibir wanita cantik yang ia sendiri tidak tau namanya.

Kau harus menjadi milikku dan tidak akan ada seorangpun yang boleh memilikimu.

Mark menggenggam tangan nan halus itu lalu ia melanjutkan keinginannya yang masih mau bermain dengan bibir wanita cantik itu..

"apakah kau ingin menciuminya sampai ia bangun."

Suara sedikit serak itu membuat Mark kesal, ia tahu suara siapa itu. Mark langsung menatap pria itu dengan tatapan mematikan tapi tentu saja pria yang ia tatap tidak memberi rasa takut sama sekali. Mark sangat kesal, padahal ia lagi sedang enak-enaknya ia bahkan ingin melakukan hal yang lebih dari itu tapi sayangnya orang tua ini mengganggu dirinya.

"tidak bisakah kau mengetok pintu dulu Gun." ucap Mark masih dengan nada kesalnya.

"aku hanya ingin memberi ini." Pria yang bernama Gun tersebut memberikan plastik kecil dan menaruhnya disudut kasur tersebut.

"apa itu?" tanya Mark

"obat yang dokter Wahyu berikan tadi."

Rencana pria tersebut ingin meletakkan di atas meja tapi ntah kenapa ia sangat malas berjalan untuk menaruhnya dikarenakan Mark sedang berdiri disana. ia pikir daripada ia membuat pria mesum itu semakin marah lebih baik ia segera pergi dari sana.

"aku akan pergi, ohiya kalau tidak salah didalam laci ada sebungkus rasa strowberry." Ucap Gun lalu ia segera pergi secepatnya sebelum ia mendapatkan satu teriakan dari Mark

"Gun Anata!!!!"

- - - - - -

Mark menggerutu, ia sangat kesal sama Gun. enak saja ia pikir Mark adalah seorang Pria macam apa yang akan memperkosa seseorang dalam keadaan tidak sadar. Mark tidak seperti itu okay, kalian harus percaya tapi bagaimana dengan insiden Mark mencium bibir wanita itu.. ahhh itu pengecualian. Mark hanya sedikit khilaf saja waktu itu walau sebenarnya kalau saja Gun tidak datang Mark mungkin akan melakukan hal Gun pikirkan itu..

Tapi tidak tidak.. Mark bukan seperti Gun yang maniak sex.. Mark walau seorang penjahat dan sering melakukan kejahatan ia cukup yakin bahwa ia seorang yang baik dan ia juga belum pernah melakukan sek kepada siapapun. Walau ia juga sering gonta ganti pasangan dan menciumi para gadis manis tapi Mark tidak pernah berniatan bermain seks dengan mereka.

Jadi jangan samakan Mark dengan Gun yang selalu candu akan seks tersebut. Terkadang Mark merasa kasian dengan kekasihnya memiliki seorang kekasih seperti Gun. ahh memikirkannya saja Mark merasa..... ah sudahlah bukan urusannya.

Yang sekarang didalam pikiran Mark yang terpenting adalah seorang wanita yang terbaring didalam sana, ia juga belum menunjukkan tanda-tanda bangun. Apa ia akan baik-baik saja? itulah yang Mark pikirkan dari tadi. ntah kenapa Mark ingin sekali wanita itu sadar dan Mark juga penasaran siapa nama wanita cantik itu.

---TBC

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience