Rate

Prolog

Romance Series 271

Nadia Celine Putri, seorang gadis remaja yang sebentar lagi akan menginjak usia 18 tahun. Anak tunggal dari pasangan Carlotta Luzelia Putri dan Ariel Christian Holan itu kini tengah tertidur pulas di atas ranjang empuk yang bergambar polkadot.

Matahari baru saja muncul di permukaan. Nadia baru saja ke alam mimpi ketika jam wekernya menjerit nyaring.Dengan gerakan malas, Nadia menaikkan masker penutup matanya, lalu mematikan bunyi jam weker miliknya.

"Hoaehhhmm... gue ngantuk banget," ucap Nadia sambil meregangkan tubuhnya. "Oh iya, by the way kok mama belum bangunin Nadia ya?"

Tok... tok... tok

"Siapa?" tanya Nadia menuju pintu kamarnya. "Gue, Arjun," ucap Arjuna kemudian masuk ke kamar Nadia.

"Oh, kok tumben lo kesini?" tanya Nadia masih menguap.

"Ya, soalnya orang tua lo sama orang tua gue lagi ke Spanyol buat urusan kantor. Jadi, selama sebulan gue bakal tinggal di rumah lo," jelas Arjuna.

Nadia masih duduk di ranjangnya santai. "Oh."

"Kok 'oh'? lo nggak mau sekolah nih?" ucap Arjuna. "Emang sekarang jam berapa?" tanya Nadia.

"Jam 7 lebih 15 menit."

Nadia sontak terkejut mendengar jawaban dari Arjuna. "Kok lo nggak bangunin gue sih?"

Arjuna mengerutkan dahinya. "Lah, emang gue babu lo? buruan mandi gih--lo bau banget."

"Iya, udah pergi sana," Nadia mengusir Arjuna dari kamarnya, lalu mencuci mulutnya dengan mouthwash tanpa menggosok giginya. Kemudian mencuci wajahnya dengan air dan sabun wajah, lalu memakai seragam putih abu-abunya tanpa mandi.

"Siap deh," ucap Nadia sambil merapikan rambutnya, lalu berjalan keluar menuju dapur.

??

"Mbok Ming mana Jun?" tanya Nadia setelah sampai dapur. "Pulang kampung. Nih sandwich buat lo, udah gue siapin," Arjuna menyodorkan sepiring sandwich dan segelas susu coklat pada Nadia.

Nadia menunjukkan deretan gigi putihnya. "Makasih sepupu gue yang paling ganteng."

"Jelaslah paling ganteng, sepupu lo kan cuma gue," desis Arjuna.

"Hehehe, tapi thank buat sarapannya," Nadia mencubit pipi Juna. "Iya, ma- sama," ucap Juna sedikit tertawa.

"Yuk berangkat," ajak Nadia setelah selesai makan. "Yuk, tapi pakai jaketnya dulu," sahut Arjuna. "Ayeye captain."

??

"Jun, ini harus gimana? pak satpamnya udah siaga tuh di luar," ucap Nadia pada sepupunya.

"Tenang aja, sepupu lo ini kan jenius," ucap Arjuna santai lalu menghampiri satpam yang tengah berdiri di depan gerbang SMA Pelita.

"Maaf pak saya telat," ucap Arjuna sambil menundukkan kepalanya. "Ah iya, nggak papa kok nak Arjuna masuk aja," ucap satpam itu sambil membukakan gerbang untuk Arjuna.

"Makasih pak, tapi pacar saya juga ikutan telat. Dia boleh ikutan masuk kan pak?" tanya Arjuna memelas.

"Boleh kok," ucap satpam itu.

Mereka kemudian masuk ke dalam halaman SMA Pelita, halaman yang luas, pohon rindang dan ratusan bunga Anggrek terpampang rapi di setiap sudut bangunan semakin menambah kesan nyaman untuk belajar. Ditambah jembatan buatan yang terletak di halaman belakang sekolah, yang semakin menambah kesan Indah.

Nadia menghentikan jalannya."Jun, kok lo dibolehin sih masuk?"

"Gue kan juara umum di sekolah ini dan juara 1 lomba olimpiade biologi tingkat Nasional, nggak mungkin lah gue di jemur dihalaman. Kan malu-maluin sekolah," tutur Juna, tangannya terangkat untuk menyingkirkan rambut yang menutupi kening Nadia.

"Iya, gue tau. Tapi jangan nyebutin juaranya juga dong. Gue kan jadi iri," desis Nadia.

Juna mendekatkan wajahnya pada Nadia. "Makanya, semester ini lo harus bisa ngalahin gue di olimpiade Biologi."

"Tapi lo kan pin-" kata-kata Nadia sempat terpotong saat Juna langsung berlari meninggalkannya. "Ih lo mah," gerutu Nadia sambil menghentakkan kakinya.

??

"Hi, Nad!" sapa Lexa dan Michel yang tengah duduk di bangku kelas. "Hi juga sahabat gue yang cantik," balas Nadia sambil memeluk kedua sahabatnya.

"Kok tumben telat?" tanya Lexa.

Nadia menaruh tasnya, lalu duduk disamping Lexa dan Michel. "Ortu gue lagi ke Spanyol, jadi mama nggak bangunin gue."

"Oh. Tadi di hukum sama pak satpam?" tanya Michel.

Nadia menggelengkan kepalanya. "Nggak."

"Kok bisa?" tanya Lexa dan Michel serempak. "Kan yang nganter gue Juna," jawab Nadia sambil menaruh telunjuknya di pipinya.

Michel menatap Nadia binging."Juna? Arjuna Geraldye?"

"Iya, Arjuna Geraldye," jawab Nadia.

"Kok bisa ada cogan yang nganterin lo?" tanya Michel.

"Iya. Lo kan rada-rada aneh orangnya?" timpal Lexa.

Nadia mencubit pipi Lexa dan Michel gemas. "Dia kan sepupu gue, njir."

"Owh my Gawd! ternyata selama ini gue sahabatan sama sepupunya pangeran impian gue," teriak Michel histeris.

Lexa menjitak kepala Michel. "Alay lo! tapi Juna beneran sepupu lo?"

"Iya," jawab Nadia sambil mengunyah permen karetnya.

"Berhubung hari ini jamkos, gimana kalau kita ke kantin yuk?" ajak Michel. Dia memang suka makan, tapi dia juga yang paling hobi kurus diantara mereka bertiga.

"Entah kemana makanan lo pergi Chel?" Lexa menggelengkan kepalanya sambil tertawa sedikit.

"Ih kalian mah... pokoknya Mi mau ke kantin," keukeuh Michel.

"Ya udah. Let's go. Come to the canteen," ajak Nadia sambil menggandeng kedua tangan sahabatnya.

"Let's go," seru Lexa Dan Michel serempak.

??

Saat memasuki kantin, terlihat beberapa orang menatap mereka dengan pandangan 'lucu'. Ada juga yang tertawa ketika mereka lewat.

Nadia,Lexa, dan Michel tampak santai dengan ocehan dan pandangan mereka. Mereka tetap melanjutkan jalannya menuju sebuah bangku kosong di kantin.

"Eh, biar gue aja yang pesan makanannya," ucap Nadia yang kemudian diangguki oleh kedua sahabatnya.

"Ya udah, gue pesan Nasi goreng, sama lemon tea ya Nad," seru Lexa.

"Gue samain aja," ucap Michel.

Nadia mengangguk mengerti. "Oke."

Ia pun berjalan menuju kedai Nasi goreng. "Bu Nasi gorengnya 3, sama lemon tea 3 ya bu," ucap Nadia ramah.

"Iya neng," balas Bu Arum sopan.
"Bwuahahaha, lo itu nggak mandi ya?" celetuk seorang pria di samping Nadia.

Lah kok ni orang tau kalau gue belum mandi? Emang kelihatan banget ya?

"Ih, gue udah mandi kok," desis Nadia. Kemudian pria itu mengambil sesuatu dari rambutnya.

"Ini apa?" tanya pria itu sambil menunjuk sebuah masker penutup mata bergambar kucing.

Oh, jadi ini yang diketawain semua orang. Pantesan si Michel, Lexa sama Juna ketawa terus dari tadi.

"Aanu itu pu-punya gue," ucap Nadia gagap.

"Ya terus ngapain di bawa ke sekolah? pasti lo nggak mandi ya? apalagi gambar maskernya kucing--pasti males kek yang punya," ucap pria itu lagi.

"Udah kok. Sini balikin," ucap Nadia sambil meminta masker penutup matanya.

Pria itu memasukkan masker penutup mata milik Nadia ke saku celananya. "Ini gue sita, karena bukan termasuk benda yang harus dibawa ke sekolah."

Nadia malah menatap lurus mata pria itu. Mata yang segelap malam. "Ih, emang lo siapa berani nyita punya gue?"

"Ketos(ketua osis)," ucap pria itu yang membuat Nadia terbungkam. "Kalau lo mau ini kembali, lo harus nyari cowok yang namanya Nathan Sam Anthonio. Lo harus minta tanda tangan dia dan foto bareng," ucap pria itu lalu pergi meninggalkan Nadia sendiri di depan penjual nasi goreng.

"Neng, nasinya sudah jadi. Mau bibi anterin atau neng bawa sendiri?" tanya bi Arum sopan.

"Anterin aja bi," balas Nadia lalu membayar nasi dan minumannya.

??

Pria itu mengeluarkan masker penutup mata milik Nadia dari saku celananya. "Lucu juga ya maskernya," ucap pria itu sambil tersenyum menatap masker yang di pegangnya.

_________________

Hi~hi??

Jumpa lagi dengan Van. Gimana menurut kalian story baru Van?

Bagus atau jelek? Kalau bagus jangan lupa vote dan komennya ya,??????

Untuk castnya menyusul nanti ya!

Salam sayang, Vani.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience