BAB 6

Romance Completed 28744

Lubang punggung yang kecil itu ku jolok denagn jari telunjuk ku.... Serta merta kemutan yang kuat ku rasakan. Muka Zura sedikit berkerut. Aku lantas bertanya apa rasanya bila jari ku menikam masuk ke dalam lubang punggung nya....

"Perit sikit...!' jawab Zura lembut. Namun dia mengatakan yang dia juga amat menyukai cara ku itu. Selasai saja semua warm up itu ku lakukan, maka tibalah ketikanya aku hendak menusuk kan batang ku ke dalam farajnya. Zura kembali ku telentangkan... kakinya ku kankangkan seluas mungkin.. Tiada tentangan yang ku terima.

Kini kepala batang ku tepat berada di permukaan faraj Zura. Aku tidak terus memasukkan nya. Aku berhenti seketika sebelum menarik nafas dan lepas itu barulah ku rendahkan sikit badan ku hinggalah zakar ku dapat ku jolok masuk ke dalam farajnya.

Tembus saja lipatan faraj Zura bila zakar ku mula mengasak masuk maka terdengarlah letusan suara Zura yang cuba ditahannya selama ini. Merengek dan merintih dia bila hentakan ku makin lama makin kasar dan laju. Air berahi Zura makin melimpah keluar. Berkocak-kocak bunyinya bila saja gerakan keluar masuk zakar ku terus berlaku. Dinding faraj yang lembut itu terus menggesel-gesel kepala zakar ku.

Aku juga dapat merasakan yang Zura telah klimaks bila zakar ku dijerut kuat oleh farajnya. Di samping itu aku juga dapat merasakan semburan air berahi Zura yang begitu banyak membasahi farajnya. Ianya membuak buak hingga meleleh-leleh keluar ke celah kelangkang nya. Zura terkapar tidak berkutik selepas itu. Faraj nya menerima saja kemasukan dan henjutan terus-terusan dari ku. Tubuhnya bergerak gerak bila aku menghinggut rakus. Matanya terpejam rapat. Cuma nafasnya saja yang bergerak pantas.

Akhirnya setelah lebih setengah jam aku mengerjakan Zura dengan berbagai cara dan posisi, aku mengambil keputusan untuk tidak lagi mengawal klimaks ku. Lantas ku mencabut zakar ku dari dalam faraj nya. Aku ingin melakukan sesuatu yang paling aku ingin rasai. Aku membisikan pada Zura yang aku berkerkeinginan untuk mendatanginya dari pintu belakang. Mulanya Zura agak keberatan. Namun setelah ku pujuk dan kurayu, tambahan pula dia sendiri mengatakan yang dia telah tidak berdaya dan telah klimaks lebih tiga kali, maka dia pun mengangguk saja menyetujui kehandak ku.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience