Masih Sama Bu Lili

Romantic Comedy Completed 490

Hai nay, ini aku dani.
Inay.
Iya kak, kenapa ya?
Lagi apa?
Lagi belajar buat besok nih.
Udah makan?
Udah kak. Kan tadi ketemu nya pas ambil makan, hehe.
Ohiya lupa. Yaudah lanjut nanti ya
Iya kak.
Setelah itu dani men-charge baterai handphone nya. Ia keluar kamar dan masih dilihatkan zaki yang sedang asik bermain game.
“Gila lo zak! dari sore sampe malem gini dari tadi masih main itu aja! Belajar bego, besok ujian kan.”
“Males ah gue! Lagian gue juga besok pengawas nya sama bu lili. Dia kan asik yakan, jadi paling nyontek nya gampang.”
“Lah serius lo pengawas nya bu lili? Enak banget anjir! Gue kangen nih ama dia. Kabar nya gimana ya?”
“Lo lagi deketin inay dan kalau lo lupa.”
“Kangen apa dah? Kangen gue ke dia sebagai kakak gitu. Gue udah anggep bu lili kayak kaka gue sendiri zak.”
“Tai.”
“Yaudah ah gue mau tidur, ngantuk.”
“Gih! Dari pada ganggu gue mulu.”
Dani pun berjalan ke arah kamar nya lagi. Ia menidurkan diri nya dia atas ranjang milik nya. Ia mencoba memejamkan mata nya. Ada sesuatau yang mengganjal hati nya. Ia pun mengambil hanphone nya yang baru saja di-charge, mencari kontak yang sedang ia pikirkan.
Malem bu, saya ganggu gak?
Kontak yang dani pikirkan yaitu kontak yang telah di namai ibu cantik oleh nya. Beberapa menit lama nya tidak ada tanda-tanda balasan yang muncul. Ia memejamkan mata nya namun suara nyaring tanda pesan masuk membuat nya membuka mata nya kembali.
Malam dani. Kenapa ya?
“Asik! Di bales. Tapi gue bingung mau bales apaan. Ga mungkin kan gue langsung bilang kalau gua ngechat karena gue kangen ama dia. Bales apaan ya bingung gue! Ah elah, bilang aja kali ya kalau gue mau Tanya tentang kisi-kisi. Kan biar chatan nya lama.” Gumam dani pada diri nya sendiri.
Gini bu, saya pengen Tanya tentang kisi-kisi buat produktif.
Oh iya, saya belum kasih emang ya ke kelas kamu?
Gatau deh bu. Kalau saya sih belum dapet, hehe
Kamu Tanya aja coba ke temen kelas kamu
Engga ah bu. Mau nya ke ibu langsung. Jadi kalau ada yang ga ngerti saya langsung bisa nanya
Oh gitu?
Iya bu. Gimana?
Yaudah besok kan saya jadi pengawas. Kamu nanti minta aja ke saya. Nanti saya kasih.
Sekalian belajar langsung bisa ga bu? Abis saya pulang ujian.
Kalau saya ga kemana-mana yaudah ayo kita belajar
Yaudah kalau gitu. Makasih ya bu
Iya sama-sama
Maaf ganggu ya bu. Selamat malam jodoh nya dani ganteng. Mimpiin saya jadi pangeran putih nya ibu ya bu hehe
Gue labil banget anjay. Deketini inay, tapi masih nge-chat bu lili. Gue gatau perasaan gua sama inay. Maafin gue ya nay. Gumam dani, kemudian ia memejamkan mata nya dan tertidur dengan lelap nya.

****

Pagi yang cerah, menandakan bahwa semua murid di sekolah akan melaksanakan ujian untuk yang kedua kali nya. Ia akan berjuang bersama untuk mendapatkan nilai yang akan sangat dibanggakan untuk teman sebaya nya. Lain hal nya dengan siswi yang bernama dani. Mungkin yan ia pikirkan hari ini tentang apakah bu lili akan mengawas di kelas nya hari ini? atau tentang inay yang akan mengambil makanan yang akan bertemu dengan nya lagi?
“Zak! Ayo buru. Gue mau ke kelas ini.”
“Sabar apa. Lagian kan masih satu jam lagi dan ujian dimulai.”
“Gue mau belajar dulu di kelas. Pengen pelajarin materi yang gue ga ngerti.”
“Elah. Sok banget pinter najis.”
“Lah kalau gue bego yang ngajarin inay ke jalan yang lebih baik siapa?”
“Terserah dan. Yaudah ayo!”
Mereka pun berjalan ke arah kelas. Entah secara kebetulan atau tidak terlihat bu lili yang sedang melintasi mereka, telihat sangat anggun dan cantik dengan memakai kemeja kuning, senada dengan kerudung hijab warna coklat nya dan gelang tangan emas yang menjadi pelengkap kesempurnaan nya tengah berjalan kearah ruang guru.

“Zak, itu bu lili kan?”
“Iya dan.”
“Cakep banget anjir.”
“Biasa aja ah.”
“Buta kali mata lo bilang jelek!”
“Tuli kali kuping lo! Gue bilang biasa bukan jelek.”
“Gausah nge-gas anjing.”
“Udah ah dan. Masuk kelas yuk.”
“Yang ngawas pertama siapa lo zak?”
“gatau deh. Kenapa emang?”
“kalau bu lili salamin ya.”
“Hm.”
Mereka pun berpisah, menuju ruang kelas masing-masing. sesampai nya dani di kelas nya dia pun langsung belajar. Dia menepati omongan nya yaitu mempelajari materi yang belum di mengerti nya.
KRINGG.. SAAT NYA JAM PELAJARAN PERTAMA.
Bel telah berbunyi. Dani yang sangat fokus membaca tidak sadar bahwa pengawas telah duduk di depan nya.
“Tas nya taruh di depan ya. Kita langsung mulai aja ya.” Mendengar suar ayang di keluarkan oleh pengwas itu membuat dani mendongak, melihat seseorang yangsangat ingin di temui nya itu. Ya dia, siapa lagi kalau bukan bu lili.
“Bagiin ke belakang ya dani.” Bu lili memberikan beberapa soal dan lembar jawaban ke dani untuk diberikan kepada teman nya. Setelah semua nya telah di bagi oleh nya ia segera mengerjakan ujian tersebut. Mata nya terus saja tidak berhenti untuk melihat sosok yang sangat dicintai nya itu. Dalam hati ia berkata ya allah, aku ingin jodoh ku dia. Alay sekali bukan dani? Ya memang semenjak kenal dengan sosok bu lili ia menjadi sosok cowo yang sangat alay.
“Dani! Daritadi kamu bengong aja. Udah emang ngerjain nya? Kalau sudah sini kumpulkan.”
“Belum bu. Saya bengong Karena saya lagi mikir, kenapa tuhan bisa nyiptain makhluk nya secantik ibu.”
“DANI MODUS NAJIS!”
“PENGEN MUNTAH GUA DIH!”
“JIJIK DAN!” mungkin sorakan seperti yang sudah sering dani dapatkan. Ya tapi nama nya dani. Dia memang tidak punya malu dan jangan lupakan sifat nya yang sok tampan itu. Sedang kan bu lili yang terbiasa akan gombalan receh dari dani hanya bisa tersenyum tipis.
“Udah, udah. Lanjutin ulangan kalian!” ujar bu lili menengahi.
KRINGGG… KRINGGG..
“Nah, karena udah bel kumpulin ya lembar jawaban nya. Tapi sesuai kelas nya masing-masing ya.” Ujar bu lili. Para murid pun langsung mengumpulkan lembar jawaban mereka. Dani pun langsung berjalan ke arah asrama putra. Toh yang di inginkan sudah terkabul. Dia ingin bertemu dengan bu lili mungkin dia rindu itu saja.
Sesampai nya dia di asrama dia sudah melihat zaki yang sedang berdiri menghalangi langkah nya untuk memasuki kamar nya. Dani pun bertanya dengan malas.
“Kenapa zak?”
“Tadi gue denger yang ngawas kelas lo bu lili ya?”
“Iya, kenapa emang?”
“Trus lo gimana?”
“Gimana apa si maksud lo zak? Awas ah guexpengen masuk pengen tidur!” Zaki tetap menahan diri di depan pintu itu. Membuta dani geram seketika, menatap zaki dengan tatapan tajam nya.
“Lo masih suka sama bu lili?”
“Gue udah bilang gue cinta sama dia. Gue rasa lo ga lupa.” Jawab dani santai.
“TRUS NGAPAIN LO DEKETIN INAY GOBLOK?!”
“Masalah nya sama lo apa?”
“KALO LO DEKETIN INAY BUANG RASA CINTA LO KE BU LILI DAN!”
“GAUSAH NGEGAS ANJING.”
“GUE GASUKA LO MAININ INAY!”
“Lo kenapa si zak? Marah-marah ga jelas gini.”
“GUE SUKA SAMA INAY ANJING!”
Deg,
Gue suka sama inay.
“Ambil inay! Gue ga suka.”
“Harus nya lo sadar dan! Sampai kapan pun bu lili gabakal suka sama lo. Ngapain si lo masih merjuangin dia? Pahlawan yang berjuang rame-rame aja kalah. Apalagi lo yang berjuang sendirian.”
“Cinta memang butuh di perjuangkan zak! Agar cinta tau mana yang harus di pertahankan dan mana yang harus di lepaskan.”
“Gue bakal jauhin inay demi persahabatan kita. Misi zak gue cape mau tidur!”

******

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience