Rate

BAB 2

Horror & Thriller Completed 229

Lama-lama perbincangan hebat kami malah semakin sengit, dan terakhir dia bilang,”Ya Udah! Kalau gak mau nganter, aku pergi sendiri aja”. Tapi aku masih teguh pada pendirianku,”Silahkan aku juga gak akan pernah nganter kamu kembali kerumah itu”. Dia malah kesal dengar jawaban dariku, dia langsung pergi, untuk nyeberang lagi ke rumah itu. Aku diam aja gak peduli apapun, tapi aku lihat jam dan angkanya menunjuk ke 09.59, dan itu mengingatkanku kembali akan semua kejadian dirumah itu. Aku langsung perhatikan Devi menyeberang jalan, tapi dikejauhan jalan aku lihat ada satu Bis Pariwisata dengan kecepatan penuh, dan mungkin supirnya tidak sadar kalau di depan masih lampu merah. Kemudian aku perhatikan lagi Devi telah setengah jalan keseberang, aku langsung lari, aku gak peduli akan pendirianku. Aku berusaha untuk selamatkan Devi, kerana sepertinya dia dan penyeberang lainya gak sadar akan Bis tersebut. Tapi tiba-tiba Bis langsung menabrak kendaraan yang ada didepannya, dan aku lihat terjadi tabrakan beruntun. Aku cemas, jangan-jangan… Aku cari dimana Devi, apa dia udah sampai keseberang, apa dia selamat? Asap dan debu menghalangi pandanganku.. Aku melihat kepinggir,,, orang-orang berusaha membantu kecelakaan ini,,, tapi aku masih belum menemukan Devi, mungkin dia udah sampai dirumah itu pikirku… Tapi… Aku lihat disebelahku ada mobil yang ketabrak, disebelahnya lagi aku melihat tubuh perempuan tergeletak berlumuran darah… Aku mendekatinya perlahan, dan ternyata… “itu Devi”.. Innalillahi,,, Tubuhku lemas, aku terjatuh diantara semua keributan pasca kecelakaan ini… Aku lihat kekanan, kembali ada satu lagi Bis Pariwisata mendekat dan sangat cepat, aku gak mengerti kenapa aku malah diam saja disamping jasad Devi, disaat Bis itu hendak menabrakku,, tubuhku seolah tidak bisa digerakan dan seakan menerima takdir, yang beberapa detik lagi akan menimpaku… Kemudian saat bemper Bis tersebut tepat nempel di wajahku,,, Aku tersadar ternyata semua itu hanya lamunanku. Ternyata sekarang aku masih dirumah tua itu, melihat diriku sendiri di cermin. Aku lihat jam tanganku masih menunjuk angka 08.31, dengan penuh kesadaran, aku membujuk Devi untuk segera pergi dari rumah tua ini. Dia ketakutan dan dia juga memintaku untuk mengantarnya langsung pulang kerumah.

Akhirnya, sampai juga dirumah Devi dengan selamat, dia mengajaku untuk masuk dan diam dulu dirumahnya. Aku mau, kerana aku akan Shalat Dhuha juga bareng keluarga dia. Di ruang tamu aku duduk dengan Devi, kami saling menceritakan semua hal yang dialami dirumah itu, aku menceritakan lamunanku, dia juga menceritakan yang dia alami. Ceritanya sama dengan apa yang dia ceritain saat aku berhalusinasi, namun kali ini dia bilang, kalau itu gak nyata, dan cuman halusinasinya dirumah itu. Dia ceritain kalau, dia sempat melihat keruangan gelap, dan melihat sesorang yang bersayap indah. Dan dia tinggal di sebuah tempat seperti Surga, bertahun-tahun dan abadi. Tapi, ketika dia hendak didorong ke kawah api (Mungkin itu Neraka), dan terjun kedalamnya. Dia tersadar kalau itu cuman lamunannya. Aku masih bingung dan belum mengerti, apa yang benar-benar terjadi, tapi kerana aku banyak tugas dirumah, aku pamitan sama Devi dan keluarganya, aku langsung pulang kerumah.

Dirumah, aku masih memikirkan kejadian hari ini, terutama yang terjadi padaku. Aku pikir, apakah lamunanku dirumah itu, masa depan yang akan terjadi. Aku istirahat dan duduk dikursi melihat acara tivi. Aku coba liat berita dan aku kaget dan tidak percaya, kalau di lampu merah dekat seberang rumah tua itu, ada kecelakaan beruntun, yang disebabkan oleh dua Bis Pariwisata. Dan aku lihat waktu kejadianya pukul 09.59, dan memakan korban tewas 28 orang, temasuk para penyeberang jalan. Aku pikir, kalau Devi bersih keras seperti yang kulamunkan, korbannya pasti akan 30 orang, ditambah aku dan Devi. Tapi aku masih sulit memahami yang terjadi, rumah itu, Devi, dan petaka yang hampir saja menimpaku dan Devi hari ini. Hingga selama sebulan aku gak berani datang lagi kerumah itu, walaupun hanya melihat dari jauh.

Sampai terdengar berita, kalau rumah itu di bongkar dan diratakan, untuk dijadikan pemakaman umum. Aku penasaran dan pengen lihat, kerana kabarnya, banyak korban kecelakaan yang tewas dimakamkan disana. Dan sampailah aku disana, ternyata kalau sudah rata, tempatnya menjadi kelihatan lebih luas. Aku lihat ada orang tua berpakaian hitam disana, aku hampiri dan dia berucap,”pemakaman ini dulunya adalah pemakaman juga”. Aku tidak mengerti, tapi aku mengobrol cukup banyak dengan dia. Hingga aku beranikan diri untuk menceritakan kejadian sebulan kebelakang, tentang aku, Devi, rumah, dan kecelakaan pukul 09.59. Dan aku tidak percaya, ternyata dia menanggapi ceritaku,”Semua yang kamu alami bukan takdir nak,, kamu memang belum waktunya untuk meninggalkan dunia ini, tapi jika kamu memang dapat melihat masa depan dirumah itu,,, itulah yang dianggap godaan setan,,, kamu harus berhati-hati, petaka dirumah itu tidak akan terjadi jika kamu tidak memasukinya”. Terus apa yang terjadi sama Devi,”Orang bersayap yang dilihat teman wanitamu, adalah jelmaan. Jika dia berpikir berada disurga dan dijatuhkan keneraka, artinya surganya setan adalah nerakanya tuhan, setiap orang harus berhati-hati dalam mengambil jalan pilihan”. Aku mengangguk, walaupun jujur sebenarnya aku kurang paham, apa yang dia ucapkan. Tapi aku pikir, itulah jalan yang ditunjukan tuhan dan aku harus menerimanya, mungkin itu pesan untuk jadi pelajaran hidupku.

Serentak aku tanggahkan kepalaku kelangit, aku lihat awan, dan aku rasakan angin sejuk dipemakaman itu. Aku rasa, sudah waktunya aku lebih banyak bersyukur, dan sudah waktunya aku lebih dekat dengan tuhan. Kerana itulah cara terjauh dari petaka, dan hal buruk yang mencoba mendekatiku. Terakhir, aku lupakan semua yang terbelakang, dan aku coba semangat lagi untuk lari kedepan…

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience