JANJI SANDI

Romance Series 231

Tanggal 14 September 2018, tepat hari ulang tahun kakak kelasku yang biasa aku panggil kak San nama lengkapnya Sandi Peradana.
Aku bersama sahabat-sahabat dekat kak San seperti Ka lika, Risky, johan, Stif dan Bagas memberikan kejutan. tepat pukul jam 12 malam aku bersama-sama yang lainya sudah berada di depan pintu kamar kost kak San, aku membawa kue tart untuk kak San, tiba-tiba kak San keluar dari kamarnya. dan ia terkejut melihat di depan kamarnya begitu ramai, " happy birthday San. happy birthday. happy birthday. happy birthday to you." kataku dan lainya menyayikan lagu selamat ulang tahun.
Kak San tersenyum lebar terlihat kebahagiaan meliputi dirinya. Satu per satu sahabat-sahabatnya mengucapakan selamat ulang tahun Serta harapan baru untuk usia kak San yang genap 18 tahun, Tak lupa aku pun mengucapakan selamat ulang tahun untuk kak San.
"selamat ulang tahun kak. panjang umur dan sehat selalu. sukses yah kak. smoga impian kakak dan bandnya bisa tercapai." harapanku untuk kak San
Kak San terenyum manis. "thanks Lisa." kata kak San sembari merangkul aku. rasanya nyaman sekali. kue potongan pertama kak San berikan untuk Ka lika, memang pantas Ka lika mendapatkan itu karna di antara yang lainya Ka lika lah yang paling dekat dengan kak San, ada rasa cemburu dan iri kenapa bukan aku yang mendapatkan suapan pertama dari kak San, tapi tak apalah toh aku bahagia dengan malam ini penuh canda tawa.

Disudut taman kampus San dan Lika tengah duduk berdua di bangku taman sembari menikmati es teh yang ia beli di kantin kampus.
“Lika, thanks yah atas kejutan tadi malam. gue gak nyangka bisa dapet kejutan yang begitu meriah buat gue.” kata San
“makasihnya bukan ke gue kali San.”
“terus kesiapa donk?”
“ke Lisa. dia yang buat rencana kejutan semalem buat loe. gue sih sama yang lainya Cuma ikut-ikutan doang buat rame-ramein acara biar seru.”
“ohh.” kata San. lalu terdiam tertunduk.” harusnya semalam gue ngasih potongan pertama itu ke Lisa.” kata Sandi dalam hati.
“hey San ngelamun gitu.”
“gak kok. oh yah by the way. thanks atas kado gitarnya.”
“ke gue lagi sih.”
“nah terus ke siapa dong?”
“ke Lisa lagi. gue ama yang lainya Cuma milihin model gitar kesukaan loe. selebihnya Lisa deh”
“terus kado dari loe mana?” pinta Sandi
“loe minta kado dari gue. ?” Tanya Lika
“tentu. loe kan temen gue”
“oh yah gue punya dua kado buat loe, yang pertama ini buat loe.” kata Lika sembari memberikan jam tangan yang selama ini Sandi ingin memilikinya.
“waahh keren Lika, gue suka kado dari loe. ini kan jam tangan yang gue impi-impikan” kata Sandi lalu membulak balik serta mencoba untuk memakainya.” terus kado yang kedua apa Lika” lanjutnya
“gue punya kabar bahagia en sekarang gue lagi bahagia.”
“apa tuh, gue penasaran ni.”
“gue baru ajah jadian sama Zaka.”
“hah jadian sama Zaka!, kapan Lika. ?”
“2 hari yang lalu, sorry baru ngasih tau sekarang. kemaren-kamarenkan loe sibuk sama band loe sampe-sampe handphone pun loe matiin” kata Lika dengan santainya. Sandi kembali terdiam dan tertunduk kebahagiaan yang Lika rasakan dengan Zaka adalah duri bagi Sandi, kecewa itulah yang Sandi rasakan karna cintanya bertepuk sebelah tangan.
“Lika, loe tau gue sayang sama loe. kenapa loe harus jadian sama Zaka sih.” kata Sandi.
“san, loe tau gue sayang sama Zaka, dia baik dan perhatian sama gue. Zaka juga sayang sama gue, gue nyaman sama Zaka.”
“tapi gue juga sayang sama loe. Lik loe tau kan gue sayang sama loe udah lama.” kata Sandi sembari memegang tangan Lika
“San, gue tau. gue juga sayang sama loe. tapi sayang gue adalah sebagai sahabat gak lebih dari itu…” menarik nafas panjang. merasakan getirnya cinta yang ia rasakan untuk Lika yang tak terbalaskan.” maafin gue Lika, gue terlalu memaksakan perasaan ini. gue mau loe pilih gue atau Zaka?” kata Sandi penuh harap
“San jangan egois dong… gue tetep sayang loe. tapi sebagai teman dan gue gak bisa buat lebih dari itu… maafin gue.” Lika pun berdiri.
“baiklah, gue mengalah smoga bahagia bersama Zaka.” kata Sandi lalu beranjak pergi meninggalkan Lika sendiri di taman kampus.
@studio band#

Pukul 14. 00 aku berkunjung ke studio band milik kak Sandi. tidak terlalu ramai hanya ada johan dan stif. “hay semua…” sapaku
Johan dan Stif menyambutku. “eh Lisa.”
Aku meletakkan dua dus kecil berisi kue-kue pasar.
“waahh apa ini…” Tanya Stif.
“kue pasar bikinan mamah. silahkan makan.” jawab ku
“Lisa kamu tau ajah kita-kita lagi pada kelaparan.” sambut johan lalu mengambil 1 kue yang ada di hadapannya.
Aku tersenyum. “oh yah kak Sandi mana?” tanyaku kemudian
“masih di kampus, bentar lagi juga dia datang.”
Sandi pun datang…
“panjang umur tuh bocah. baru ajah diomongin.” kata Bagas
Sandi datang dengan wajah termenung… ia terlihat sangat tidak bersamangat hari ini. ia lalu duduk di sampingku.
“kenapa loe broo. muka loe kok kusut gitu.” sambut stif.
Sandi tak merespon ia hanya terdiam membisu. pilu masih ia rasakan.
Handphone milik sandi bordering. namun ia biarkan begitu saja
“itu kak handphonenya bunyi. kenapa gak diangkat?” kataku pada kak sandi
“males” jawabnya juteek
Terlihat nama kontak “Lika cantik memanggil”
“itu kan Ka lika memanggil. kasian kan kalau gak di angkat-angkat telphonenya.”
Sandi lagi-lagi hanya terdiam. tanpa seizin sandi aku mengambil handphonenya dan mengangkat telpon dari Ka lika.
“iya ka. ini Lisa”
“Lisa, Sandi ada sama kamu?”
“ia ka, di studio. ka kesini ajah rame kok.” ajak ku
“emm enggak deh, ka ada janji sama temen ka… ya udah salam ajah buat yang lainya.” kata Lika lalu langsung mengakhiri pembicaraan.
Aku kembali meletakan handphone sandi.
“apa katanya?” Tanya sandi begitu juteknya
“jutek banget tanyanya… gak ada apa-apa kok Cuma nanyain kakak ada disini atau gak. en ka lika nitip salam buat yang lainya” jawabku
“udah Cuma gitu doang?’
“iaa. kakak kenapa sih? sinis banget, lagi ada masalah yah sama Ka lika?” tanyaku kemudian
“sudahlah gak usah dibahas… bentar lagi latihan kakak mau ngumpulin mood kakak.” kata kak Sandi lalu bangkit menuju ruang latihan.

"Lisa pulang sama siapa? gue antar sampe rumah yah" ajak Risky
Belum sempat aku jawab tawaran dari Risky, Sandi langsung menyerobot jawaban." Lisa pulang bareng gue. hayoo lisa kita pulang." kata sandi tanpa sepertujuanku ia menarik tanganku. risky pun mengalah tanpa balas kata-kata...
Kak sandi tak langsung mengantarkanku pulang. ia mengajakku ke suatu tempat." kita mau kemana kak?" tanyaku.
"kakak mau ngajak kamu ketempat favorit kakak."
Aku pun menurut. ada rasa penasaran.
Kak sandi mengajak ku naik ke atas gedung. "waahhh indah sekali. keren kak." kagumku
"ini tempat favorit kakak, indahkan? kita bisa melihat seluruh sudut kota Jakarta dari sini. kita juga bisa mengeluarkan semua unek-unek, rasa kesel kita disini." ungkapnya
"oh yah? caranya."
Kak sandi melangkah maju lalu berdiri di tepi gedung yang di batasi tembok setinggi dada. kemudian ia berteriak sekencangnya. seperti yang ia katakana ia tengah membuang semua kekesalannya.
"aaaahhhhhhhhhh.......... !" teriak kak sandi
Lalu aku mendekati kak sandi..." boleh aku ikut teriak?"
Kak sandi tersenyum lalu mengangguk. aku pun dan kak sandi teriak bersama melepaskan beban masing-masing yang dipendam.
"aaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhh......!" aku pun berteriak sekencang mungkin.
Benar-benar plong. seperti tak punya beban... "kakak hebat bisa menemukan tempat sekeren ini"
"setiap kali kakak punya masalah dan galau kakak selalu datang kesini. kakak berteriak sekencang mungkin. dengan berteriak kakak seperti sedang membuang dan membaginya pada orang-orang. dan setelah itu kakak merasa lebih baik dan entah kenapa rasanya hilang semua beban yang kakak rasakan." curahnya pada ku
"apa aku boleh suatu saat datang kesini sendiri."
"tentu. kamu boleh datang kapanpun yang kamu mau." kata kak sandi lalu memelukku.

“gak bisa gitu donk mah…Lisa tetap ingin kuliah di Jakarta. lisa ingin 1 kampus dengan kak sandi…” tolakku pada mamah yang ingin menguliahkan aku ke universitas negri yang ada di yogyakarta.
“Lisa, dengerin mamah sayang… ini permintan nenek kamu.” pinta mamahnya penuh perhatian.
“terus Lisa harus tinggal di yogyakarta dong.”
“ya iyalah Lis. disana kamu akan tinggal di rumah eyang.”
Aku sejenak terdiam…” Lisa pikir-pikir dulu mah.” kataku… aku beranjak meraih handphoneku dan keluar kamar meninggalkan mamah sendiri di kamar. aku terus berjalan keluar rumah hingga keluar komplek perumahan yang aku tinggali bersama mamah dan kedua kakakku.
Aku menghentikan taksi. dan menuju gedung tinggi. aku ingin meluapakan kekecewaan ku. aku ingin berteriak sekencang mungkin… di gedung tinggi itu.
Aku termenung terdiam… aku lama melamun, merasakan kecewa atas keputusan mamah dan keluarga besarku…
Lalu aku berteriak.” aaaaaaaaakhhhhhhh…” teriakku seakan segala kekesalanku keluar…
“teriakanmu sangat indah.” ucap Sandi tiba-tiba mengagetkan ku.
“kakak? sejak kapan kakak ada disini?” tanyaku kemudian
“baru saja… kenapa? punya masalah yah?”
Aku mengangguk seraya mengiyakan… “boleh kakak tau apa masalahmu?”
“mamah dan yang lainya berniat mengkuliahkan aku ke universitas yang ada di Yogyakarta.”
“waahh bagus itu… bukankah universitas yang ada di Yogyakarta itu bagus.” kata sandi berpendapat
“kok kakak gitu. Lisa gak mau kak. lisa pengen kuliah di jakarta… kalau Lisa kuliah di Yogyakarta otomatis lisa akan tinggal disana dan lisa gak bisa.” kata lisa lalu tak melanjutkan ucapanya
“gak bisa apa? Kuliah di Jakarta atau di Yogyakarta itu sama saja, kan kita yang menjalaninya.” kata sandi mencoba memberi saran.
Dalam hatiku berkata.” kakak gak tau sih…. Lisa gak bisa jauh dari kakak, bagi Lisa kakak adalah penyemangat Lisa.”
“kenapa diam Lis?” Tanya Sandi
“gak kenapa-kenapa. oh yah kakak punya masalah apa datang ke gedung tinggi ini?”
Sandi menghela nafas kemudian. “boleh kakak jujur sama kamu Liss.”
Aku langsung mengangguk.
“kakak sayang sama Lisa…”
Deg. deg. suara detak jantungku berdetak lebih kencang dan tak seperti biasanya…hal yang aku tunggu selama ini dari kak Sandi akhirnya terucap juga dari bibir manis milik kak sandi.
“kakak sayang sama lisa bukan seperti yang dulu, layaknya senior dan junior. rasa ini datang dari hati kakak…” ucap sandi
Butiran bening itu mengalir tanpa di perintah…
Aku merasa bahagia. bahagia yang luar biasa. kak sandi menghapus air mata yang mengalir di pipiku…” bisakah kita lebih dari sekedar teman dan sahabat?” kata kak sandi. aku tersenyum dan mengangguk… kak sandi langsung memelukku erat.” maafkan aku Liss, aku terpaksa melakukan ini, aku ingin menghapus cintaku untuk Lika. dan belajar mencintai orang lain.” kata Sandi dalam hatinya…
Dan malam itu juga aku resmi berpacaran dengan sandi.
Malam itu juga aku kembali ke rumah di temani kak sandi dengan hati penuh kebahagiaan.

"mah. Lisa akan turuti kemauan mamah dan eyang. lisa akan kuliah ke Yogyakarta." kataku
mamah yang tadi sibuk dengan kegiatanya menyiapkan sarapan terhenti mendengarkan ucapan anaknya itu...
"benarkah itu sayang?"
aku mengangguk...
"baiklah mamah akan hubungi eyang kamu...biar eyang kamu yang mengurus segalanya disana..."
aku hanya tersenyum... yang sebenarnya keinginanku masih ego untuk kuliah di Jakarta.
1 bulan kemudian
usai ujian satu minggu... kak sandi datang kerumahku.
"jadi besok berangkat ke yogyakartanya...?" Tanya sandi
aku hanya menggangguk. aku dan sandi saling diam cukup lama
"jangan sedih dong Liss" kata sandi kemudian
aku tersenyum. sandi menghapus air mataku..." ini perjuangan lisa. demi masa depan kamu. demi mamah kamu. jangan khawatirkan aku disini. lagian toh Yogyakarta deket."
aku hanya sedikit tersenyum mendengar ucapan Sandi...
"makasih kak... aku harap kakak akan setia disini..."
pagi hari... aku, mamah, dan kedua kakakku menuju bandara... kami menuju Yogyakarta... namun mamah dan kedua kakakku hanya menginap sekitar tiga hari. setelah menyelesaikn pendaftaran, test, dll
akhirnya aku di terima sebagai mahasiswa universitas negri Yogyakarta
aku hubungi mamah, kakak, dan tak lupa Sandi...semua mengucapkan selamat kepadaku...aku pun menjalani aktivitasku sebagai mahasiswa...
@studio#

"san. gue denger-denger loe jadian sama Lisa yah..." kata Rifky
"kata siapa loe?"
"gue tau dari Lisa. dia bilang gue harus jagain loe biar gak ngelirik yang lain... bukanya itu menandakan klo loe dan Lisa pacaran?"
sandi hanya terdiam. tak menjawab pertanyaan Risky.
Lika datang bersama Zaka...
"hay Ris, San...yang lain pada kemana?" Tanya Lika lalu duduk di sofa di iringi dengan Zaka.
"biasa Lika pada hobby ngaret. harap maklum ya. hehe."
"ok... tapi kalau udah ngetop gak boleh nih yang namanya ngaret... harus tepat waktu."
"ok deh bu Lika. :)"
"oh yah gue kesini sama Zaka buat ngomongin tentang rekaman lagu kalian..." kata Lika
"tapi gak perlu bawa Zaka kan. loe sendiri juga cukup kok." kata sandi sembari membenarkan senar gitar kesayanganya.
Zaka berdehem. merasa ia tersindir.
"maksud loe apa sih san? loe gak suka kedatangan gue?" kata zaka
"gue gak bilang begitu. gue cuma bilang..."
belum sempat Sandi melanjutkan ucapanya. Lika langsung melerai.
"cukup cukup. gue kesini sama zaka buat bahas tentang album rekaman band loe san. bukan mau ribut kaya gini." kata lika.
"gue gak mood." kata sandi lalu langsung pergi meninggalkan semua di ruang tengah studio.
semua hanya menggeleng melihat sandi yang keras kepala.
"udah lika kita lanjutin breavingnya. biarin sandi pergi. album ini lebih penting di banding dia." kata Stif
akhirnya breaving pun di lanjutkan tanpa kehadiran sandi.

sandi kembali berteriak meluapkan kekesalan dan rasa cemburunya pada lika.
“bodoh… gue emang bodoh. gak bisa lupain cinta gue ke Lika. harusnya gue bisa terima kenyataan ini. gue punya Lisa gue harus bisa mencintai Lisa dan melupakan Lika…” … “dan harusnya gue gak menununjukan kecemburuan gue kepada mereka semua!” kata sandi terus menyesali segalanya…
handphone sandi berdering terlihat Lisa memanggil. namun sandi hanya membiarkan handphonenya berdering. hingga berkali-kali lisa menelphone namun sandi tak menghiraukan.
“maafin gue liss.”
lisa pun mengirim pesan pada sandi via sms:
“kemana aja kamu? di hubungi kok gak ada respon terus? lupa sama Lisa yah? atau kakak lagi sibuk yah sama proses rekaman album?
ok deh sorry klo Lisa ganggu. Lisa Cuma mau ngasih tau kakak sekitar tiga hari lagi Lisa akan pulang ke Jakarta. tunggu Lisa yah kak. :)” isi sms dari Lisa
sandi hanya menghela nafas panjang. kepulangan Lisa tak berarti lebih untuk Sandi.” Lisa. maafkan aku… aku masih belum bisa tulus untukmu.”
“tuhan kenapa aku setega ini pada Lisa? Lisa tulus. sedangkan aku? aku hanya ingin membuang rasa cinta ku yang tak terbalaskan. jahat sekali aku. dimana hati dan perasaanku? aaaaahhrrrrrrhhhhhhhhhhhh” . kata sandi terus menyesali smuanya.
sore hari hujan turun mengguyur kota Jakarta, Lika tengah asyik mendengarkan lagu favoritnya. handphonenya berdering membuat ia tersadar dari keasyikannya.” Lisa tumben dia telephone. ada apa yah?” kata Lika kemudian langsung mengangkat telephone dari lisa.
“iya liss. tumben telephone? kangen sama ka yah, , hehe”
“hehe ia ka. kangen banget malah. kangen di traktir makan ice cream sama ka hahha…”
“hehe kamu bisa ajah. oh yah tumben telephone.”
“ia ka, kabar ka gimana?juga band nya kak sandi.”
“kabar ka sih baik, yah kalau band nya sandi lagi ada sedikit problem, ”
“kenapa ka. ?” Tanya Lisa
“biasa, kaya gak tau sandi aja keras kepala.”
“ka, besok Lisa pulang kejakarta loh. sambut Lisa yah ka, lisa kangen banget sama semuanya…”
“sip deh.”
“oh yah ka, lisa hubungi kak sandi kok gak ada respon terus sih. ?”
“kemarin ka sms masih di bales kok. hayoo kangen yah sama sandi.”
aku tertawa terbahak.” ka, lisa boleh minta tolong sama ka?”
“tentu. apa sih yang gak buat lisa yang manis ini.” kata lika
“thanks ka.” kata Lisa lalu berdehem “ka, emmm sekarang lisa sama kak sandi resmi pacaran hehhe.”
“oh yah? sejak kapan? kenapa sandi gak pernah cerita?” kata lika sedikit terkejut mendengar berita dari lisa.
“loh. Lisa kira ka sudah tau semuanya dari kak sandi…” kata lisa merasa heran. kenapa semua orang-orang terdekat sandi tak ada yang tau atas hubungannya.
“sandi tak pernah cerita apa-apa tentang kalian berdua, tapi yah ka ucapin selamat yah. semoga bahagia en langgeng ok. :)” kata Lika
“makasih yah ka.” kemudian mengakhir pembicaraan di telephone.

“yes pulang. iam coming Jakarta.” teriakku sembari beres-beres baju.
eyang hanya tersenyum melihat tingkah ku.
“duh cucu eyang kayaknya senang sekali. eyang jadi sepi nih gak ada kamu.” kata eyang sembari mendekatiku
“tenang eyang Lisa gak akan lama kok paling Cuma 1 minggu.” kataku kemudian langsung memeluk eyang.
dan akhirnya aku menuju bandara di temani mas ilham.
kurang lebih 1 jam perjalanan udara. akhirnya sampai di bandara Jakarta.
“heemm kak sandi mana sih? katanya janji mau jemput. kok belum datang juga.” gerutuku
cukup lama aku menunggu kedatangan kak sandi namun tak kunjung juga datang. aku pun akhirnya memutuskan untuk pulang sendiri..?”
sesampainya dirumah.
“assalamualaikum. mamah, mas irwan, mas raja.? namun tak ada jawaban.” kok sepi sih? pada kemana nih penghuninya. ?”
aku langsung masuk kamar.” uhhh udah kangen banget nih sama kamar ku.” kemudian langsung merebahkan tubuh ke atas tempat tidur.

distudio hanya ada sandi dan lika. yang tengah membicarakan proses rekaman album band Novem, Lika sengaja hanya mengajak sandi karna yang lainya lebih dulu tau tentang breaving trsebut.
"besok kita mulai proses editing. dan proses editing ini targetnya Cuma sekitar 15 sampai 20 harian." kata Lika sandi mengangguk namun matanya terus memandangi wajah milik Lika yang cantik dan manis. Sandi suka dengan mata Lika, bagi sandi mata lika adalah mata yang bisa menghipnotis semua laki-laki. Lika melanjutkan pembicaraannya. "dan promo dari album ini akan di laksanakan 1 minggu setelah proses editing. jadi saya dan Zaka harap kamu gak keras kepala lagi, supaya target kita bisa sesuai jadwal. ok" kata sembari mengarahkan pandangan ke arah Sandi, Lisa sadar ia tengah di perhatikan oleh sandi.
"san. loe dengerin gue gak sih?!"
"emm sorry. gue terlalu menikmati anugrah tuhan."
"maksud loe apa sih?!"
"maafin gue Lik. gue kemarin emang salah. gak seharusnya gue keras kepala dan ninggalin semuanya disini." kata sandi.
Lisa dan sandi tak sadar pembicaraan mereka tengah di dengar oleh Lisa dan Risky
"mau sampai kapan sih loe terus-terusan kaya gini?" Tanya lika
"sampai rasa cinta gue keloe bener-bener hilang. dan gue bisa mencintai." lika langsung menebak." maksud loe Lisa?"
"tau dari mana loe?" Tanya sandi terkaget dengan ucapan lika.
begitu juga Lisa yang mendengarkan. hatinya seketika bergetar. Risky hanya menggelengkan kepala.
"gak perlu loe tau dari mana gue tau tentang loe dan Lisa."
"gue emang salah, gue bodoh Lika, gue gak punya hati. gue kira dengan gue sama Lisa itu bisa menghapus rasa cinta gue ke loe. ternyata gak Lika, gue tersiksa."
"loe jahat san. Lisa tuh bener-bener tulus. dia baik masih polos. kenapa loe tega nyakitin perasaannya." kata lika
Sandi meraih tangan Lika. "please lika. jangan katakan ini pada Lisa. gue gak tega liat air matanya..."
Lisa benar-benar tak kuat mendengar pembicaraan Lika dan Sandi
Lisa pun akhirnya melangkah maju setelah Risky menahannya.
"cukup! gak perlu kalian sembunyikan ini semua. Lisa tau semuanya! kalian jahat. Lisa benci kak sandi!" kata Lisa lalu melangkah lari keluar studio.
"Lisa. tunggu. kakak bisa jelasin semuanya." kata sandi. namun percuma Lisa terlanjur kecewa dengan apa yang sudah di dengarnya.
"aaahhhh. !" teriak sandi
Risky terdiam begitu juga lika. hujan turun dengan derasnya. membawa Lisa menuju gedung tinggi. dengan keadaan basah kuyup Lisa menuju gedung tinggi.
"loe kejar dia bro." saran Risky
"tapi gue harus gimana? Lisa pasti gak akan mau ketemu gue."
"coba dulu san...gue yakin lisa itu baik dan akan memberi maaf ke loe."
Sandi langsung tau kemana perginya lisa. sandi langsung menuju gedung tinggi.
dugaan sandi tepat. Lisa tengah duduk terdiam ditengah derasnya hujan. sandi langsung berdiri mendekat. sandi berdiri di belakang lisa namun lisa tak menyadari keberadaan sandi
"kenapa semua seperti ini tuhan! kenapa orang yang Lisa sayangi tega menyakiti Lisa? Lisa sayang kak sandi. kenapa kak sandi tidak tuhan?" teriak Lisa ditengah isak tangisnya.
sandi meraih tangan lisa. lisa membalikan tubuhnya. terkaget melihat kehadiran sandi. "lisa maafin kakak. kakak bisa jelasin semua." kata sandi
lisa melepaskan genggaman sandi." semua sudah jelas kak. lisa belum tuli. semua yang lisa dengar itu cukup menyakitkan dan membuat lisa sadar bahwa lisa tidak akan pernah bisa hadir di kehidupan kakak." kata lisa
"tapi liss..."
"cukup kak... lisa kecewa. mulai sekarang anggap kita gak pernah kenal dan saling mengenal. !" kata lisa lalu pergi meninggalkan sandi.
sandi yang berdiri terkatung... berbagai penyesalan datang padanya.
maafnya tersia-sia. kini Lisa yang selalu menyayanginya terlanjur membencinya.
hujan membawa Lisa pulang menuju tempat tinggalnya. hati Lisa hancur, kecewa amat Lisa rasakan hingga ia tak sadar diri didepan pintu rumahnya.
keesokan harinnya Lisa seperti kehilangan semangat. seharian penuh iaa habiskan hanya di tempat tidur. sisa-sisa kecewa masih amat ia rasakan... handponenya terus bordering namun ia tak pernah pedulikan. kini di hati Lisa hanya ada kebencian untuk sandi
"inikah cinta? kenapa berubah benci dan menyakitkan."
lama Lisa terdiam dan merenungi apa yang sudah terjadi padanya.
ia tersadar bahwa cinta tak harus memiliki. Lisa mencoba untuk mengikhlaskan apa yang terjadi padanya. ia kini tak boleh larut dengan kesedihan dan kekecewaan. Lisa memutuskan untuk kembali ke Yogyakarta esokhari. karna mungkin dengan iya berada di yogya karta ia akan benar-benar bisa melupakan sandi.
Lisa yang terus melamun tersadar dengan kehadiran mamahnya.
"mamah?."
"ada tamu yang ingin bertemu kamu sayang." kata sang mamah dengan lembutnya.
"bilang mah Lisa lagi sakit. dan Lisa tidak bisa di ganggu." ucapku tegas.
"gak boleh gitu sayang. walau bagaimana pun mereka juga teman kamu."
"tapi mah..."
"ayolah liss. temui teman-temanmu." paksa mamah
"baiklah..." dengan nada malas dan langkah yang goyah Lisa mau keluar kamar. dilihatnya di ruang tamu tengah duduk dua orang tamu yang sedang menunggukehadiran Lisa.
"ka Lika, kak Risky ngapain kesini?." tanya lisa sinis
"hay lisa. apa kabar. ?" Tanya Risky
"aku rasa kalian juga tau kabarku. gak harus aku jawabkan. !"
lika dan Risky terdiam.
"Liss. kedatangan ka dan Risky kesini Cuma ingin menyelesaikan masalah kita. ka gak mau hubungan kamu dan Sandi makin buruk."
"Ka. jangan khawatirkan hubunganku dengan kak sandi. karna antara aku dan kak sandi sudah gak ada hubungan apa-apa. dan mulai sekarang dan seterusnya Lisa gak akan mengenal sosok sandi lagi. !" tegas lisa
"lisa. tapi sandi amat merasa kecewa." kata Risky
"sudahlah kak Risky. kalau kedatangan ka lika dan kak Risky hanya ingin membahas masalah ini. lebih baik kalian pulang masih banyak hal yang lebih penting dari ini. bukankan band stars lebih penting untuk di bicarakan?" kata Lisa begiu juteknya.
"ok Lisa maafin ka dan Risky. kita berdua Cuma gakmau liat sandi dan kamu jadi gak baik."
"itu resiko dari kebohongan yang kak sandi lakukan. sudahlah, mungkin ini juga bukan sepenuhnya salah kak sandi, lisa sadar hal itu. lisa terlalu egois dan terlalu banyak berharap." kata lisa kemudian iamenyeka air matanya agar tak jatuh di depan tamunya.
liak memeluk Lisa. akhirnya lisa pun tak kuasa menangis di bahu lika.
"maafin ka lis." hiks hiks
"ka gak salah ka. keadan dan waktu yang akhirnya membuat kita seperti ini...toh kalaupun ini berlanjut akan lebih menyakitkan dan menyiksa perasaan kak sandi, karna orang yang kak sandi sayangi adalah ka lika."
liak dan Risky terdiam
"besok Lisa pulang ke Yogyakarta."
"bukankah masih ada 5 hari lagi waktu liburanmu di Jakarta?" kata Risky
"ia betul. Lisa Cuma gak mau berlarut-larut dalam masalah ini. mungkin dengan kepulangan Lisa ke yogyajarta dapat melupakan apa yang terjadi disini." kata Lisa sembari menghapus air matanya.
"baiklah. mungkin ini yang terbaik..." kata lika
"kalau begitu kita pamit liss."
Lisa mengangguk. lalu melangkah maju mendekap erat lika." maafin Lisa ka. sampaikan salam mielly pada kak ical. mielly akan selalu sayang kak ical."
Lisa mengangguk...akhirnya Lika dan Risky pamit pulang.
keesokan harinya Sandi mendapat kabar dari Lika tentang kepulangan Lisa.
"serius Lik Lisa akan kembali ke yogya sekarang?"
"iya San. dia bilang pengen menetralisir keadaan. dan mencoba melupakan apa yang terjadi disini."
"gue harus ketemu Lik sekarang." kata Sandi
"sekitar 30 menit lagi pesawat akan di terbangkan." ujar johan
sandi melirik jam tangan miliknya.
"semoga gue masih bisa bertemu Lisa." kata sandi kemudian langsung mengambil kunci mobil dan meluncur menuju bandara.
namun sayang. sesampainya dibandara. pesawat yang membawa Lisa ke Yogyakarta telah melandas di udara...
penyesalan pun kembali datang pada diri Sandi...
ia kembali menuju gedung tinggi. dan meluapkan penyesalan yang terjadi
"Lisa.... maafin gue...!" teriaknya
akhirnya sandi sadar bahwa cinta tak bisa dipaksakan atau memaksa. cinta itu datang dari hati. bukan karna ego. kini Sandi kehilangan orang yang mencintainya dengan tulus.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience