Rate

Panggilan Maut

Horror & Thriller Completed 302

Panggilan Maut Dari Dasar Sungai
Oleh: Ersu Ruang Sunyi

"Pak Rara kok belum pulang ya dari siang," seru Bu Ratna penuh khawatir.

"Coba Ibu tanya dulu sama temannya siapa tahu di rumah temannya, atau barang kali sudah berangkat mengaji ke mushola," jawab pak Tatang menenangkan istrinya.

Sedari sore Bu Ratna mencari anaknya Rara yang baru berusia10 tahun, ia tak kunjung pulang dari siang.

"Gak mungkin ke mushola Pak, ibu sedari siang tidak ke mana-mana, Rara sepulang sekolah tadi pergi sama temannya," ucap Bu Ratna.

Malam itupun sehabis magrib Pak Tatang lapor kepada RT atas hilangnya Rara, dan semua warga pun berusaha mencari Rara ke setiap sudut kampung.

Dinda yang kala itu sedang menginap di rumah tantenya mendengar juga atas hilangnya Rara, dan kebetulan Rara juga teman sekelas ponakannya Dinda. Lusi.

Lusi pun menceritakan jika tadi siang ia bermain dengan Rara, namun ketika pulang sekitar 15:45 di tengah perjalanan Rara mengurungkan niatnya untuk pulang bareng Lusi, karena ada yang memanggil namanya. Walau tak terdengar ada yang memanggil oleh Lusi, namun Rara bersikukuh ada yang memanggilnya, katanya suara ibunya yang memanggil. Dinda yang mendengar cerita Lusi, ia mengajak Lusi untuk menunjukkan di mana terakhir Rara ada yang memanggil.

Tante Dewi, tidak mengijinkan Dinda dan Lusi pergi, apa lagi waktu sudah menunjukkan 20:30. Namun Dinda memaksa untuk pergi ke sana, meminta di temani suami Tante Dewi, Oom Dian.

"Ayo Lusi kita berangkat," ajak Dinda

"Ok Din, Tante ijinkan kamu pergi karena di temani oleh Oom kamu, tapi hati-hati ya. Lusi juga pakai jaket ya nak, cuaca malam ini lebih menikam dari biasanya," seru Tante Dewi.

Mereka pun menyusuri kampung, dan bertemu dengan warga yang lagi mencari Rara, ada yang bawa kentongan, ada yang bawa alat dapur, semua warga Bapak-bapak dan Ibu-ibu ikut mencari. Ketua RT membagi 4 kelompok untuk mencari Rara, dan jika ada petunjuk semua di minta saling ngasih kabar.

Dinda dan yang lain pun pergi ke arah sungai yang ada di kampung itu. Dinda yang kebelet meminta ijin untuk mencari sumur, dan di tunjukan oleh Oom Dian. Jamban di pinggir sungai. Dinda berjalan dengan menggunakan senter di tangannya, melewati pematang sawah yang sedikit basah karena tadi sore di guyur gerimis.

"Ade, kok kamu di sini?" tanya Rara kepada seorang gadis kecil yang terpaku memeluk lutut.

Namun gadis itu hanya memaku tanpa menjawab, tak juga menoleh ke arah Dinda. Dinda yang kebelet sedari tadi ia pun buru-buru ke jamban, namun ia begitu terkejut setelah ia buang air kecil gadis itu sudah tak ada. Ia pun mencari keberadaan gadis kecil itu.

"Dek ... ade, kamu di mana." Dinda memanggil-manggil gadis kecil itu.

Setelah beberapa menit Dinda mencari dan memanggil ia melihat gadis itu berdiri di tepi sungai.

" Kak ... aku mau pulang kak, di sini dingin," kata gadis kecil itu lirih.

"Ya udah ayo pulang biar kakak antar ke rumah," kata Dinda sambil berjalan menghampiri anak tersebut.

"Aku dingin kak, ibu memanggilku dari tadi tapi ibunya tidak ada di sini, aku cari-cari tapi ibu tidak ada,"

"Ibu kamu?" tanya Dinda.

"Iya ibu memanggil dari sana," aku ke sana tapi ibu tidak ada," gadis itu menjawab dan menunjuk ke tengah sungai.

Dinda memutar kepalanya ke arah sungai, ketika ia kembali berbalik ke anak tersebut Dinda terkejut ketika anak itu tak ada di depannya.

"Dinda, kok lama banget buang air kecilnya," suara oom Dian mengagetkan Dinda.

"Tapi oom, barusan aku bertemu anak kecil di sini, katanya ia mau pulang, terus dia kedinginan oom, aku ajak pulang, tapi kata dia ibunya memanggil dia terus dari sana tapi ibunya tidak ada. Terus anak itu tiba-tiba menghilang oom." Dinda menjelaskan.

Oom Dian pun mengarahkan warga yang bareng dengannya menyisir sungai. Ketika warga menyisir sungai di temukan sendal milik Rara. Dan Lusi pun meng-iyakan jika tadi siang Rara memakai sendal tersebut.

Beberapa warga pun turun ke sungai, dan oom Dian menghubungi Pak RT jika iya dan yang lain menemukan sendal Rara di sungai.

Pencarian pun di pusatkan di sungai. 23:15 Rara di temukan mengapung dan tersangkut di akar pohon besar di pinggir sungai.

Kedua orang tua Rara, tak terbendung lagi kesedihannya ketika ia mengetahui jika anaknya di temukan dalam ke adaan tak bernyawa.

Dinda, yang kala itu baru melihat jasad Rara yang terbujur kaku. Ia ingat jelas jika anak yang di temuinya tadi adalah Rara.

Rara berusaha untuk meminta tolong dan memberikan petunjuk melalui Dinda.
______
Berhati-hatilah yang memiliki anak kecil agar selalu waspada dari setiap musibah. Kisah ini di angkat dari kisah nyata yang pernah terjadi di tahun 2003. Nama tokoh di dalamnya adalah nama samaran. Dan nama tempat pun tak bisa di sebutkan karena ini privasi dari narasumber. Di sungai itu pun beberapa tahun kemudian ada lagi yang tenggelam, hingga jasad hanyut hampir ke laut. Hampir sama korban berikutnya pun mendengar suara yang memanggil-manggil namanya

Ruang Sunyi, 30/01/20

#Cerpen #Horor

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience