Bab 07. Obok-Obok
Pak Heru tidak memperdulikannya, dia terus menggenggam tangannya Bu Erna.
Tak lama Pak Heru kembali menarik Dasternya Bu Erna keatas, hingga terlihat pahanya Bu Erna yang mulus dan putih.
Dengan cepat Bu Erna mendorong kembali Dasternya, agar Pak Heru tidak bisa melihat harta karunnya.
" Pak tolong jangan lakukan ini, saya mohon Pak. " Ujar Bu Erna sembari memohon, agar Pak Heru tidak melakukannya.
Pak Heru sama sekali tidak memperdulikannya, Pak Heru kembali menarik Dasternya Bu Erna.
Dengan cepat Bu Erna kembali menahannya dengan kedua tangannya.
" Erna tolong lepaskan tangan kamu. " Ujar Pak Heru lalu menatap kesal karena Bu Erna terus melawannya.
Bu Erna langsung terdiam karena takut membuat Pak Heru murka kepadanya.
Akhirnya Bu Erna melepaskan tangannya, karena takut membuat Pak Heru marah kepadanya.
Akhirnya Pak Heru dengan leluasa memasukkan tangannya ke dalam celana dalamnya Bu Erna.
Setelah itu Pak Heru mengelus-elus bagian intimnya Bu Erna.
Seketika Bu Erna mulai merasakan kenikmatan saat jarinya Pak Heru mengelus-elus bagian intimnya.
Dengan susah payah Bu Erna menahan desahannya, karena Bu Erna merasa malu, kalau sampai desahannya terdengar oleh Pak Heru.
Pak Heru melihat Bu Erna sudah mulai menikmatinya.
" Kamu jangan malu-malu sama saya Er, kalau mau mendesah, ya mendesah saja, jangan ditahan-tahan. " Kata Pak Heru sembari terus mengelus-elus bagian intimnya.
Sesekali Pak Heru melihat wajahnya Bu Erna yang terus berusaha menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
" Pak su_daah... Pak.. Tolong lepaskan tangannya. " Ujar Bu Erna sambil merasakan rasa nikmat di dalam tubuhnya.
Pak Heru sama sekali tidak mempedulikannya, Pak Heru terus melancarkan serangannya. Karena dia sudah mulai terangsang.
Saat ini Pak Heru hanya menyetir dengan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya terus meraba-raba bagian intimnya Bu Erna.
Karena rasanya sangat nikmat, Bu Erna tak kuasa menahannya, akhirnya Bu Erna pun mendesah.
" Aaghh..Pak... to_long.. hentikan. " Dengan susah payah Bu Erna mengatakannya.
Mendengar Bu Erna mendesah, Pak Heru semakin terangsang.
Pak Heru langsung memasukan jarinya kedalam lubang Intimnya Bu Erna.
Sleeep... Aarghh...Hmmm..Aaghhh... Desah Bu Erna saat jari Pak Heru mengobok-obok lubang intimnya secara perlahan.
Tak lama kemudian Pak Heru langsung menarik tangannya dari lubang vaginanya Bu Erna, Karena dia sudah mau tiba di rumahnya.
Setibanya di depan rumahnya, Pak Heru memarkirkan Mobilnya didepan rumahnya, setelah itu mereka berdua keluar dari mobilnya.
Bu Erna langsung pergi ke kamarnya, Sementara Pak Heru duduk di depan kolam renang lalu menyalakan rokoknya.
Sesampainya di dalam kamar, Bu Erna langsung membuka semua barang belanjaannya, setelah itu dia langsung memanggil anaknya, untuk mencoba pakaiannya.
Bu Erna langsung pergi ke dapur untuk mencari anaknya, Sesampainya di dapur, Bu Erna melihat anaknya sedang mencuci piring.
" Sayang kesini dulu. " Ujar Bu Erna lalu melambaikan tangannya.
" Ibu udah pulang ? " Tanya Yanti lalu berhenti mencuci piringnya.
" Ia nak, kamu ikut ibu ke kamar dulu ya, kamu harus cobain dulu bajunya. " Kata Bu Erna.
Mendengar itu Yanti merasa sangat tidak enak, karena Yanti tidak mau merepotkan orang lain, apalagi yang memebelikan pakaiannya itu majikannya sendiri.
" Kamu kenapa bengong nak, ayo cepat ikut ibu ke kamar. " Ucap Bu Erna.
" Ia Bu. "
Yanti lalu pergi ke kamar ibunya, untuk mencoba pakaian yang baru saja dibelikan oleh majikannya.
Sesampainya di dalam kamar Ibunya, Yanti melihat banyak sekali Baju yang tergeletak di atas tempat tidur Ibunya.
Bukan cuma itu saja, Yanti juga melihat ada beberapa alat Make Up dan sandal.
Yanti melihat satu persatu pakaian itu. Hingga ia tidak percaya, kalau majikannya itu akan membelikan baju sebanyak itu untuk Ibunya dan dirinya.
" Kamu kenapa bengong sayang, ayo cobain bajunya. " Kata Bu Erna lalu melihat anaknya yang terus berdiri bagaikan patung.
" Bukannya aku nggak mau mencobanya Bu, tapi aku nggak enak bu sama Pak Heru. " Ujar Yanti dengan perasaan campur aduk.
" Ibu sudah bilang beberapa kali sama Pak Heru, tapi Pak Heru tidak mau mendengar omongan ibu, Ibu tidak mau membuat Pak Heru marah. " Kata Bu Erna menjelaskan.
Mendengar itu, Yanti merasa sangat heran, karena tidak biasanya majikannya bersikap seperti itu pada ibunya.
Yanti juga merasa seperti ada yang aneh dengan majikannya, karena yang dia tahu, majikannya itu sangat cuek kepadanya dan ibunya.
Bukan hanya itu, Yanti juga merasa heran, karena majikannya tidak berangkat ke kantor. Karena yang dia tahu majikannya sangat gila dalam bekerja. Bahkan saking gilanya, Majikannya sering pulang hingga larut malam, terkadang hari minggu juga Pak Heru masih masuk ke kantor.
" Kamu kenapa bengong nak ? " Tanya Bu Erna.
" Aku nggak papa kok bu, cuman aku heran aja sama Pak Heru, karena nggak biasanya Pak Heru seperti ini. " Jawab Yanti merasa heran.
Mendengar Yanti berkata seperti itu, Bu Erna langsung ketakutan, bahkan raut wajahnya langsung pucat.
Namun Bu Erna mencoba untuk lebih tenang, agar anaknya tidak mencium keanehan.
Bu Erna kembali bicara.
" Mungkin Pak Heru kasian sama kita, karena kita hanya memakai pakaian yang itu-itu saja. " Kata Bu Erna menjelaskan.
Mendengar itu, Yanti masih merasa ragu dengan perkataan ibunya, karena menurutnya hal ini sangat tidak masuk akal.
Bu Erna kembali berkata.
" Sayang ibu mohon sama kamu, pakailah pakaian ini, karena kalau sampai kamu tidak memakainya, Ibu takut Pak Heru akan marah sama kamu. " Ujar Bu Erna mengingatkan anaknya, agar Yanti tidak membuat masalah.
" Ia bu nanti aku pake bajunya. " Sahut Yanti patuh.
" Yaudah sekarang kamu cobain dulu bajunya. " Ujar Bu Erna.
" Ia Bu. "
Yanti langsung mencoba satu persatu pakaiannya. Yanti lalu mencoba pakaian yang akan ia kenakan untuk sehari-hari.
Setelah itu ia kembali membuka kotak pakaian berikutnya.
Setelah kotak itu terbuka, Yanti sontak kaget ketika melihat Gaun yang indah berwarna merah jambu muda.
Yanti sudah bisa menebak kalau Gaun yang dia lihat itu harganya pasti sangat mahal.
" Gaun ini pastinya sangat mahal kan Bu ? " Tanya Yanti sembari terus memandang Gaunnya.
Mendengar pertanyaan anaknya, Bu Erna merasa bingung untuk menjawabnya.
" Ibu kenapa bengong ? " Tanya Yanti membuyarkan lamunannya.
" Ibu nggak tau harganya sayang, karena yang tahu harganya hanya Pak Heru. " Bu Erna terpaksa berkata seperti itu, agar anaknya tidak mencurigainya.
Yanti bisa merasakan seperti ada yang disembunyikan oleh ibunya.
Tak lama kemudian terdengar suara Pak Heru memanggil Bu Erna.
" Bi...Bibi.... " Teriak Pak Heru di seberang ruangan.
" Sayang Ibu keluar dulu ya, soalnya Bapak manggil ibu. " Ujar Bu Erna
" Ia Bu. "
Bu Erna langsung keluar dari kamarnya. Lalu sedikit berlari menuju ruang tamu.
" Bapak panggil saya ? " Tanya Bu Erna lalu menundukan kepalanya.
" Bi tolong bikinkan saya kopi ya. " Pinta Pak Heru.
" Baik Pak. " Sahut Bu Erna lalu berbalik, kemudian pergi ke dapur untuk membuatkan kopi.
Sementara Yanti sedang merapikan pakaian yang baru saja dibelikan oleh majikannya.
Share this novel