Cerita 1

Drama Completed 242

"Halo guys, perkenalkan nama gue Silla. Gue umur 14 tahun, sekarang berada di bangku SMK kelas 10. Gue ambil jurusan DKV (Desain Komunikasi Visual) atau yang biasa disebut dengan Multimedia (MM). Gue berasal dari SMKN 1 Jogonalan, dan gue adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Adikku perempuan semua. Adek pertama kelas 6 dan adek yang kedua masih balita. Dannnnnn..... Sifat gue di sekolah adalah orang yang nggak bisa diem atau nggak bisa nggak banyak omongan. Gue orangnya cerewet dan banyak tingkah, gangguin orang tiap hari. Gue mempunyai banyak teman antara lain Silvia sama Tania. Mereka berdua punya karakter unik. Silvia itu orangnya kalem, baik, pandai baca Al-Qur'an, dan dia agak sedikit jutek ya, em... kaya cuek gitu, tapi hatinya baik banget rill no pek wkwk. Cantik, putih, dia cewek berkacamata wkwk. Dia tipe cewek idaman cowok-cowok. Soleh sih karena rajin baca Al-Qur'an, solat, dan dia lancar baca Al-Qur'an. The best banget gak sih???

Karakter si Tania ini dia tuh cewek yang ambis, pinter, dia itu nonis. Yang namanya sekolah negeri pastinya punya agama berbeda-beda, tapi kita berteman baik. Kita satu sama lain belajar sama dia. Dia baik, si Tania ini cewek paling murah senyum, baik ke yang lain, dan cantik. Rambut dia pendek, putih, pokoknya cantik kaya si Silvia wkwk.

Waittt.......... Ini gue mau nyeritain kisah gue dan krush gue dari awal sampe akhir, sampe endingnya gak bisa ditebak oleh kalian ya guys karena ini lanjutannya aja gue juga gak tau, cuma Allah yang tau ygy.

Gue hanya ingin menceritakan kisah gue ke kalian dan berbagi cerita yang mungkin kalian alami. Ya gak? Ga mungkin dong kalian gak ngalami kaya gue ini ya kan guys.... Para pembaca novel cewek, xixixi.

Dimulai pada tanggal 5 Juli diadakan daftar ulang di SMK dan pengumpulan ulang berkas. Di situ kisah gue dimulai di sekolah baru.

Saat itu gue dan ibu gue berangkat dari rumah jam 6 lebih, dan selang 30 menit perjalanan gue sampai di sekolah dan gue langsung menuju ke kelas untuk daftar ulang. Saat gue masuk ke kelas itu gue duduk di bangku paling akhir dan setelah hampir selesai mengisi formulir gue pun pindah ke bagian depan bangku nomor 2 bagian kanan. Nah habis itu ada dua orang kakak adik (cewek dan cowok). Nah, dia duduk di belakang dan gue masih fokus mengisi formulir waktu itu. Dan ibu gue diajak berbincang dengan kakak cowok itu.

Cowok itu bertubuh tinggi, hitam manis, dan rambut hitam putih. Sebenarnya perasaanku sama si cowok itu agak aneh sih, wajahnya dan tubuhnya juga kelihatan idaman banget. Saat itu aku cuma mikir bodoh amat, mungkin gue juga mikir itu bakal jadi pertemuan terakhir, ngapain juga tertarik sama dia. Belum diketahui sih saat itu namanya siapa, tapi yang pasti sifatnya kayak cowok-cowok remaja lain.

Dan gue selesai mengisi formulir dan gak disangka-sangka di sana kekurangan materai untuk melengkapi dokumen.
"Mbak, ini materainya gak ada ya?" tanya ibu guru yang pada saat itu sedang mengecek berkas gue.
"Bisa dibeli di toko depan," tambahnya.

Setelah itu gue sama ibu mau beli materai di luar sekolah dan kakaknya perempuan si cowok itu yang mau daftar juga titip materai.
"Eh mbak, mau ke mana?" Dia mencegah gue.
"Mau beli materai, Kak," balasku. Lalu entah kenapa dia langsung ngasih uang ke gue sambil bilang, "Boleh nitip gak mbak?"
"Oh boleh-boleh," aku terima aja. Nah, di situ gue keluar beli materai. Setelah beli materai, gue balik ke sekolah lagi dan memberikan materai yang dia titip ke gue dan gue pun kasih sama kembalian. Sebelumnya si cowoknya itu bertingkah kayak anak kecil banget di depan mbak perempuannya yang titip materai tadi.

Mbanya itu rupanya nemenin dia sebagai wali daftar ulang. Mereka berdua terlihat kayak pasangan sih menurut gue, tapi gue mikir, "(Ngapain pacaran sambil nunggu daftar ulang, eh ternyata mbaknya...yaudahlah bodoh amat, aku mau pulang)." Akhirnya gue selesai mengisi formulir dan gue pulang duluan dari dia.

Sampai di rumah, pikiran gue agak ke mana-mana, soalnya dengan anehnya tuh... Aku kepikiran sama tuh lakik, cowoknya tadi. Di hati gue, kok wajahnya bagus banget ya, kok kaya pengen ketemu dia lagi. Kapan ya aku bisa ketemu dia lagi? Apa kita nanti sekelas? Soalnya jurusan dia sama kaya aku.

Aduh gara-gara dia, pikiran ku menjadi ngeblank gak karuan, masa sampai rumah bisa-bisanya hanya kepikiran dia. Aduh jangan sampai deh, aku belum siap mengagumi cowok kayak dia. Bisa jadi juga dia itu punya pacar. Udahlah, aku coba lupain aja.

"(Tapi kalo dilupain, kok kaya pikirannya muncul dia lagi ya?)" Aku ngalamin kepikiran dia terus. Astaghfirullah, mata... Plis deh jangan ke mana-mana liatnya, apalagi pikiran ku... Tolong lupain dia.

Selama di rumah sebelum masuk pertama, aku masih kepikiran sama dia. Dan ini agak aneh kalo masa lalu ku di SMP tuh yang suram banget kepikiran lagi. Jadi tuh, di SMP gue pernah suka sama seseorang. Awal gue tau dia pas ada tugas dan itu pun kelompokan. Nah, gue kelompok sama orang itu *secret karna itu masa lalu ya, gue ga mau bahas nama dia lagi*. Saat kelompok, gue ribut sama dia cuma gara-gara siapa yang nulis dan siapa yang cari materi. Kan dikelompokkan itu ada empat orang, dua cewek dua cowok. Nah, gue sama si dia tuh ribut. Akhirnya, selang hari gue jadi ribut mulu ama dia dan kalo ketemu tuh langsung ejek-ejekan. Lama-kelamaan gue tuh jadi suka sama dia. "Dari benci jadi cinta," bener kata pepatah ya. Selang itu gue jadi suka dan sering cari tau dia. Dia tuh orangnya pendek, ganteng, agak sedikit nakal, dia tuh nakal karna ngikutin temennya, hitam manis, rambutnya ucul, sampai dikata-katain jambul katulistiwa. "Wkwk lucu ya hhe." Abis itu kena dulu libur dua minggu, eh akhirnya libur lama banget, sampai pas kelas 8 gue ketemu dia lagi dengan versi dia tuh tambah agak tinggi dan rambutnya udah beda sama suaranya. Di situ libur lagi sampai gue udah kelas 9 gue pisah kelas sama dia. Yaudah cuma itu masa lalunya, gue harap masa lalu itu sih, nggak terulang.

--

Tanggal 11 Juli adalah hari di mana gue pertama kali masuk kelas baru dan bertemu teman-teman baru. Nah, di situ gue spontan kaget, karena melihat cowok yang meminjam pulpen gue waktu daftar ulang ternyata satu kelas dengan gue. Mulai saat itu, gue suka memperhatikannya. Gue belum sadar kalau absensi gue dan dia itu berurutan, gue absen 5 dan dia 6. Nah, beberapa minggu kemudian, guru BK bilang kalau tempat duduk sesuai absensi. Gue kaget dong dan berkata dalam hati, "What...!!! Gue harus duduk sama cowok yang pinjem bolpoinku?! Sebelumnya gue selalu duduk sama cowok lain di bangku sekolah SMP dan SD. Yah, bisa dibilang sudah biasa lah, tapi kali ini benar-benar beda banget, rasanya canggung banget deh."

Nah, Bu Guru BK bilang lagi, "Anak-anak, kalau misal kalian nggak pas sama yang duduk di sebelah, kalian bisa tukeran sama teman bangku lain asalkan saling sepakat dan setuju."

Gue berpikir, "Yang pasti gue nggak bakal setuju sih ya, masa harus duduk sama cowok? Gue ini perempuan yang masih bersih, ya pastinya gue bakal pilih perempuan lain buat duduk sama gue."

"Sut, kowe keberatan po ra?" tiba-tiba dia nanya gitu di samping gue.

"Hah... ya... kowe piye?" Gue gantian tanya, gue nggak berani jawab spontan ya, takut aja dia nilai gue yang aneh-aneh.

"Yowes, daripada kowe keberatan mendingan pindah wae," itu kata dia lagi.

Gue dalam hati berkata, "Yes, akhirnya gue nggak duduk sama cowok itu." Dan pagi harinya, jam 6 kurang gue berangkat ke sekolah. Nah, pas sampai di sekolah gue langsung pindah tanpa bicara sama cowok yang gue omongin.

Oh ya, btw, inisial nama cowok yang pinjem bolpoinku namanya AL atau yang sering dipanggil Kuba. Dulu gue sempat mikir nama itu mesti nama cewek tapi ternyata nama cowok.

Lanjut...
Setelah sampai di sekolah, gue langsung duduk dan beberapa menit kemudian si Kuba datang dan dia langsung bingung karena gue pindah. Nah, di situ muka dia yang bahagia jadi bad mood. Gue bukannya mau salah sangka, tapi dia jadi berbeda sebelum gue pindah.

Saat ada pembagian buku paket dan bukunya satu meja satu, itu pun urut absensi. Saat pembagian, si Kuba lebih perhatian ke gue, dia bagiin buku ke gue dulu baru yang lain. Bukannya gue GR ya, tapi gue berpikir, "Apa dia perhatian karena kita satu buku? Emm, kayaknya iya deh. Yaudah nggak usah baper."

Habis itu, gue jadi suka sama cowok itu tapi cuma sebatas suka, bukan ngecrush.

Selang beberapa waktu, gue mulai tahu sifat asli dia kayak gimana dan akhirnya rasa suka gue pun hilang. Gue jadi agak nggak suka sama dia karena rupanya dia suka deketin cewek-cewek. Dasar cowok, sekarang murahan banget, mainnya sama cewek aja. Mana milih cewek yang asik lagi. Gue juga sadar diri, gue juga bukan cewek yang random, yang suka bercanda sekelas. Tapi ya mau bagaimana lagi, gue tetap pecicilan di mata tertentu. Nah, akhirnya nih ya, gue memutuskan untuk tidak suka sama siapa pun karena tahu hati gue disakiti sama cowok pertama itu.

Wait... cerita ini masih berlanjut jadi baca terus jangan sampai kelewatan sedikit pun ya, guys!!!

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience