Rate

Prolog

Drama Series 290

Rintikan hujan telah berubah menjadi hujan yang turun dengan derasnya, kuintip hujan yang turun di balik tirai jendela menatapnya dengan tatapan kosong lalu kutarik tirai jendela lalu ku buka jendela merasakan angin yang berhembus

"Dingin sekali" ucapku sambil melipat kedua tanganku didada lalu menutup jendela dan kembali duduk di sofa dengan mata terpejam.

Saat memejamkan mata ingatan itu terlintas kembali d benakku.

"Lelaki tak boleh menangis" papa berbicara padaku

"Kenapa?"

"Karena kau akan terlihat lemah menangis hanyalah untuk orang yang lemah"

"ta..ta..pi..pa"

"Sstt... tak ada bantahan oke.. kau akan tumbuh menjadi seorang pria nak, kau akan mengerti nanti" papa bicara sambil memegang pundakku dan menatap tajam mataku

"Hmm..iya pa ta..pi pa bagaimana dengan papa yang berteriak saat bicara dengan mama...hiks..hiks..mama menangis pa.
Apakah boleh kita seperti itu pa?" hening tak ada jawaban dari papa yang ada hanyalah helaan nafas panjang.

Setelah itu papa berdiri mengusap kepalaku dengan lembut menyuruhku kembali kekamar.

Kubuka mataku "kapan semua ini akan berakhir?" Semua orang disekitarku bersikap seakan tahu bagaimana aku menjalani hidupku padahal mereka tak tahu apapun tentang hidupku. Sampai kapan aku harus hidup seperti ini?
Aku hanya ingin semua ini berakhir, aku sangat ingin menyerah tapi aku tak ingin mama menghadapi semuanya sendirian."

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience