Ban Bocor...

Romantic Comedy Series 683

*Sepulang sekolah*

"Mau kemana?" Tanya Kevin, pada Shela yang berjalan menyusuri koridor.

"Pulang. Kenapa emang?" Balas Shela kembali bertanya.

"Jalan yuk."

"Kakak enggak liat gue lagi apa? Jalan kan?" Tanya Shela santai.

"Bukan gitu maksud gue. Jalan ke mall gitu misalnya, atau kemana terserah lo."

"Gak deh kak." Balas Shela singkat.

"Beneran mau? Ayok kalo gitu." Kevin menggenggam tangan Shela, membuat Shela mengerutkan dahinya bingung. Dan dengan sekali hentakan, Shela melepas cekalan Kevin.

"Apaan sih kak! Siapa yang bilang mau coba? Enggak jelas banget sih!" Ujat Shela, kemudian bergegas meninggalkan Kevin.

"She TUNGGU WOI!!.." Kevin berjalan lebih cepat, supaya bisa menyusul Shela.

"Nah, mau kemana lo?" Shela meronta, ketika Kevin berhasil meraih tangannya.

"Kak Lepasin, atau gue bakalan teriakin maling?" Ancam Shela.

"Teriak aja. Lagian siapa yang percaya kalo ada maling se ganteng gue?"

"Dasar kepedean." Cibir Shela, "Udah ih, lepas. Gue mau balik!"

"Balik bareng gue yah?"

"Enggak!"

"Yaudah, gue enggak akan lepasin."

"Gue bawa mobil, mana bisa gue balik bareng sama kakak. Gimana sih!" Ujar Shela jengah.

"Lo bawa mobil?" Tanya Kevin, dan dibalas anggukan oleh Shela. "Yaudah deh." Lanjutnya, seraya melepas cekalan ditangan Shela.

Tanpa berkata lagi, Shela segera bergegas menuju tempat dimana mobil nya terparkir. Sedangkan Kevin? Ia berjalan mengikuti Shela, dengan kedua tangan yang dimasukkan pada saku celana nya. dan tanpa di sadari oleh Shela.

Mata Shela membulat sempurna, ketika ia melihat ban mobil nya yang bocor. Bukan hanya satu ban mobil, namun empat ban mobil sekaligus yang bocor.

Shela menggeram kesal. Ah, ini pasti ulah siswi-siswi yang iri padanya, karna dia selalu dekat dengan Kevin. Padahal hubungan Kevin dan Shela hanya lah teman.

"Ban mobil lo kenapa She?" Shela sontak berdiri, saat ia mendengar suara Kevin. Ketika ia berbalik, benar saja, Kevin sudah berdiri dibelakangnya.

"Kok kakak ada di sini?" Shela mengangkat alisnya bingung.

"Gue ngikutin lo. Siapa yang udah bikin ban mobil lo sampe bocor kayak gini?"

"Gak tau"

"Semua ban mobil lo bocor?"

Shela menganguk pelan.

"Ada ban cadangan dibagasi?"

"Ada. Kenapa?"

"Yaudah, biar gue gantiin aja."

Shela menggeleng cepat. "Enggak, jangan! Nanti seragam kakak bisa kotor."

"Yaudah, biar gue hubungin montir langganan gue aja biar suruh kesini."

"Enggak usah kak, ngerepotin."

"Enggak. Udah yuk, lo balik bareng gue aja."

"Enggak papa emang nya?" Tanya Shela ragu.

Kevin tersenyum, kemudian mengangguk. Ia berjalan beriringan dengan Shela, menuju mobil miliknya.

Setelah Kevin dan Shela memasang seatbelt nya, dengan perlahan mobil sport yang dikendarai oleh Kevin, keluar dari area parkiran sekolahnya.

"Kak Kevin?"

"Hmm?"

"Maaf yah, gue kayak nya kalo ngomong sama Kakak, jutek gitu, te-terus selalu nolak ajakan kakak."

"Santai aja." Balas Kevin, tersenyum sekilas kearah Shela.

"Haus enggak?" lanjut kevin

"Apa nya?" Tanya Shela bingung.

"Lo haus enggak, kita ke Cafe yuk?"

"Ck, bilang aja kalo kakak mau ngajakin jalan."

"Gue enggak ngomong yah, barusan lo yang ngomong loh. Berhubung lo ngebet banget pengen gue ajakin jalan, dengan berbaik hati gue bakal turutin."

"Dih? Bukan nya kak Kevin yah, yang tadi ngebet banget ngajakin gue jalan?"

"Iya deh." Kevin terkikik, "Lo izin dulu gih sama bokap nyokap."

"Oke kak." Shela menyalakan ponselnya, untuk mengirimkan Whatsapp kepada Hana, mama nya.

Shela 15.06
|selamat siang mah.
|Mah, aku izin jalan bentar ya sama temen.

Mama 15.06
|siang juga nak.
|Iya, tapi jangan pulang kesorean. Oh iya nak, mama sm papa ke luar kota siang tadi. Maaf mama baru ngabarin. Kamu baik-baik yah sama bibi.

Shela menghembuskan nafas berat, kemudian mematikan kembali ponsel nya. Ia menyimpan ponsel tersebut didalam ranselnya.

"Udah?" Tanya Kevin, dan dibalas anggukan oleh Shela.

"Yaudah yuk turun." Balas Kevin, seraya melepas seatbelt nya.

"Udah sampe ya kak?"

Kevin hanya mengangguk menanggapi, kemudian keluar dari mobilnya, dengan diikuti oleh Shela setelahnya.

*Di Sisi Lain*

"Lah, mobil Kevin mana?" Tanya Andi, ketika dirinya dan juga Reihan sampai ditempat parkiran mobil.

"Mana gue tau, bukannya tadi pagi dia parkirin mobilnya disini?" Reihan menunjuk tempat parkir yang sudah kosong.

"Lo sih piketnya lama!" Ujar Andi kesal.

Saat ini Andi dan Reihan masih berada disekolah. Sehabis pulang sekolah ini, mereka ber tiga memang sudah berniat untuk berkumpul dirumah Andi.

"Malah nyalahin gue. Lo kan tau sendiri kalo gue enggak piket, pasti temen piket gue marah sama gue! "

"Kakak?"

Andi dan Reihan sontak berbalik kebelakang, saat mereka mendengar suara Amera, Adik kelas mereka.

"Boleh tanya? liat Shela gak kak?" tanya Amera, kepada Reihan dan Andi.

"Woe, itu gebetan lo kan?" Bisik Ardi pada Reifan.

"Iya, cantik kan?" Reihan berisik bangga.

"Kakak? kalian lihat Shela apa gak?" Ulang Amera bertanya.

"Eng-enggak dek, kita berdua gak lihat."

"Ohh" Amera hanya ber oh ria. lalu pergi meninggalkan Reihan dan Andi.

"Dek!" panggil Reihan, dan sontak membuat Amera menoleh ke arah mereka lagi.

"Iya kak, kenapa?"

"Nama lo, Amera kan?" Ucap Reihan.

"Iya"

"Udah tau isi nanya segala" Andi menyindir kepada Reihan, sedangkan Reihan menatap Andi tajam.

"Kenalin, nama gue Reihan, Salken ya"

"Iya kak Reihan, Salken juga" Ucap Amera.

"Gimana, sebagai hari perkenalan kita, lo gue traktir?" ujar Reihan.

"Gue ikut!" Sela Andi cepat.

"Gue enggak ngajak lo!"

Tanpa mendapat persetujuan dari Amera, Reihan langsung meraih tangan Amera, lalu menggenggam nya. Reihan bisa merasakan tubuh Ameera yang tiba-tiba menegang, ketika ia menyentuh tangan nya. 'Mungkin grogi' batin Reihan tersenyum.

"Jahat banget lo sama gue Rei. Kalo lo berdua pergi, gue sama siapa?" Tanya Andi, dengan wajah sedih. Ah ralat, sok sedih.

"Bodo amat! Yuk Ra." Balas Reihan, kemudian menarik tangan Amera menuju motor sport nya.

"AAHHH.. LO MAH JAHAT REI! GUE BENCI SAMA LO! GUE BENCI POKOKNYA! KITA ENGGAK TEMENAN GUE NANGIS NIH, HUAA.. MAMIII..“

'Gila! kali si andi' Umpat Reihan dalam hati.

*skip*

"Mobil lo nanti langsung dianter kerumah lo She," Ujar Kevin,

"Iya, makasih yah."

Kevin hanya mengangguk, sambil tersenyum menanggapi ucapan Shela.

Kevin mengedarkan pandangan nya. Matanya menyipit, ketika ia melihat dua orang remaja yang menurutnya tak asing, tengah berjalan memasuki cafe.

Reihan. Iya, Kevin dapat melihat jelas, bahwa itu adalah Reihan.

'Kalo gue teriak, pasti semua orang bakal liatin gue. Gue Whatsapp aja deh.' Batin nya dalam hati.

Kevin 15.34
|Lirik meja nomor 15

Dari jauh, Kevin dapat melihat Reihan yang tengah menatap bingung kearah ponsel nya. Ia tersenyum, ketika Reihan berhasil melihat kearahnya.

Kevin melambaikan tangannya, mengintruksi Reihan supaya menghampirinya. Alhasil, Reihan pun hanya mengangguk, kemudian menarik tangan Amera supaya mengikutinya.

"Shela?!" Ucap Amera terkejut.

.
. .
Bersambung...

Please, Support Me :)

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience