Rate

1:Awal pernikahan

Drama Series 1526

Hari ini adalah pernikahan dari dua insan anak manusia yang menyatakan janji hidup semati menjalani bahtera rumah tangga memulai semuanya menjadi baru untuk mejadi sebuah keluarga.

Tapi jika disetiap pernikahan kedua mempelai akan tersenyum bahagia,gembira dan senang serta pernikahan yang dihadiri tamu,sanak keluarga ataupun teman dengan penuh suka cita serta pesta yang meriah justru tampak berbeda dan tidak biasa terjadi disebuah pernikahan itu karena pengantin baru itu justru menunjukkan wajah keterpaksaan dan tatapan penuh kebencian yang dilayangkan pengantin pria pada pengantin wanita yang hanya diam sembari sesekali mengulas senyum tipis palsunya.

Tidak ada raut bahagia yang terlukis hanya tatapan dingin,kesal,malas dan tidak sukanya yang dilayangkan pengantin pria itu pada pengantin wanitanya yang masih setia mengulas senyum palsunya untuk menunjukkan bahwa dirinya baik-baik saja tapi pada kenyataannya itu tidak benar dia tersiksa saat mengetahui suami yang dinikahinya tidak sedikit pun memiliki cinta untuknya.

Ditambah tidak adanya tamu undangan yang membuat suasana begitu hampa terasa dan kosong meski pernikahan keduanya hanya dihadiri kedua orang tua pengantin laki-laki serta bibi dari pengantin wanita dan mereka berdua juga telah selesai mengucapkan janji suci pernikahan didepan penghulu sebagai penuntunnya dengan Tuhan sebagai saksinya.

"Mama senang sekali kalian akhirnya menikah dan menjadi suami istri meskipun masih dirahasiakan."ucap wanita paruh baya dengan rambut disanggul serta kebaya berwarna peach yang tersenyum hangat serta penuh tangis haru bahagia melihat pengantin baru itu."El,Hana bahagialah selalu dan jadilah keluarga yang harmonis dan saling mencintai seiring waktu yang berjalan."lanjut wanita itu dengan pesan dan keinginannya.

Dia adalah Elina Zahra ibu dari pengantin laki-laki yang bernama Elang Samudra dan juga ibu mertua dari pengantin wanita bernama Hana cantika.

"Iya bibi Elina,doakan yang terbaik untuk keluargaku ya."ucap Hana dengan senyuman tipisnya dan membuat ibu mertuanya mengulas senyum bahagia.

"Jangan panggil bibi tapi mama seperti Elang memanggil karena sekarang kamu juga anak mama,sayang"ucap Elina dengan lembut menatap Hana yang sangat cantik dalam balutan kebaya berwarna putih rambut yang disanggul dengan hiasan bunga melati yang berbau harum mewangi.

Hana membalas nada hangat ibu mertuanya dengan tersenyum tipis dan sangat senang saat dirinya diterima dengan begitu hangat beda dengan Elang yang jutru memperlihatkan wajah tidak sukanya dan sebal saat ibunya mencoba untuk akrab dengan Hana,dia sungguh tidak suka.

"Baiklah,mama."ucap Hana dengan lembut.

"Hana,semoga kau bahagia ya maafkan bibi karena bibi kau harus menikah cepat dan bukan dengan pilihan hatimu."ucap bibi Hana,Risa dengan sangat merasa bersalah dan sedih.

"Tidak apa-apa bibi anggap saja sebagai balas budiku karena bibi sudah merawatku dari kecil,aku sungguh sangat bahagia."ucap Hana dengan tulus karena selama ini dia hidup dengan bibinya saja karena kedua orang tunya yang telah lama meninggal karena sebuah kecelakaan.

"Terima kasih sayang."ucap Risa dengan memeluk Hana sangat erat dan menangis haru membuat Hana mau tidak mau juga ikut menangis.

"Elang jagalah Hana dan mulailah menerimanya meskipun belum ada cinta papa mengharapkan kau bisa menerima dan mencintai Hana sebagai istirmu."perintah papanya,Haris.

"Hm...."hanya gumaman dingin saja yang terdengar karena sedari awal Elang memang menolak pernikahan perjodohan ini karena sungguh ia tidak mencintai wanita yang telah resmi menjadi istrinya setelah beberapa menit yang lalu itu.

"Baiklah jika kau mengerti sekarang bawalah istrimu pulang ke apartemenmu dan mulailah berbagi kehidupan dengannya papa berharap banyak padamu."pesan dan perintah Haris pada Elang anaknya.

Hana dan Elang akhirnya pergi meninggalkan orang tua mereka untuk masuk ke dalam mobil dan pulang ke apartemen milik Elang.
Saat tiba disana mereka segera masuk ke dalam lift,Hana menggeret kopernya dengn susah payah dan Elang yang sama sekali tidak memiliki niatan untuk membantunya lalu saat lift berhenti dan mereka berdua keluar terlihat Elang yang berjalan dengan langkah panjang dan cepat meninggalkan Hana dibelakang menelusuri koridor yang menyusulnya dengan berlari kecil hingga sampai di kamar apartemen milik Elang.

Elang membuka pintu kamar apartemennya dan terlihat sebuah apartemen mewah serta minimalis.

"Cepat masuklah."ucap Elang dengan dingin dan Hana yang mengatur nafas karena lelah mengejar langkah Elang yang cepat.

"Ken...Kenapa kau jalan sangat cepat."ucapnya terbata-bata.

"Kau saja yang lambat seperti siput."ejeknya dengan wajah malasnya lalu Elang memberitahu Hana beberapa bagian ruangan kamar apartemennya.

"Eh...jadi dimana kamarku?"tanya Hana pelan dan kebingungan dengan berdiri disamping koper yang selalu dia bawa.

"Tentu saja di kamarku karena apartemen ini hanya memiliki dua kamar yang satu kamarku dan yang satu lagi sudah kujadikan ruang kerja aku tidak ingin ruangan itu dirubah."ucap Elang memberitahu degan nada dingin serta tegasnya yang menakutkan.

Lalu Elang membuka kamarnya dan masuk ke dalam dengan diikuti Hana dari belakang laku dia juga menyuruh Hana untuk menata pakaiannya di lemari.

Hana langsung menata rapi pakaiannya di lemari milik Elang beruntung pakaian yang ia bawa tidak terlalu banyak jadi dia bisa cepat menyelesaikannya.

"Oh ya satu lagi kau tidur di sofa,aku tidak ingin berbagi ranjang denganmu dan ingat jangan pernah menyentuh barangku meski kau bebas mlakukan apapun di apartemenku."ucap Elang dengan dingin serta menunjuk sebuah sofa berwarna putih disudut ruangan lalu Hana hanya mengangguk mengerti dan menerima semua perlakuan tidak baik Elang yang penuh dengan syarat rasa tidak sukanya.

Lalu seketika itu juga Elang langsung pergi meninggalkan Hana sendirian di apartemennnya bagaimana Hana tahu karena Hana sempat mendengar pintu apartemen yang dibuka dan dibanting kasar.

mereka memang menikah karena sebuah perjodohan yang tidak dikehendaki oleh keduanya Elang menerima perjodohan itu karena lelah saat mama dan papanya yang terus menuntutnya untuk menikah sedangkan kekasih yang dia cintai masih sibuk dengan kariernya sedangkan Hana sendiri dia menikah untuk membalas budi pada bibinya.

Hana awalnya juga tidak menyangkah saat bibinya tiba-tiba saja memintanya untuk menikah dengan anak teman baiknya yang sudah mau memberi banyak uang serta membantu biaya berobat pamannya yang sakit walaupun pada akhirnya pamannya juga kembali pada pangkuan Tuhan.

Awalnya Hana merasa seperti dijual tapi saat mengingat bagaimana perjuangan kerja keras bibinya membesarkannya dengan penuh cinta membuat Hana mau tidak mau menerima perjodohan itu dan bertemulah dengan Elang yang sedari awal suda menunjukkan wajah tidak suka serta benci padanya,sungguh sakit dan menyedihkan hidupnya karena menikah dengan seorang pria yang sama sekali tidak akan pernah bisa memberinya cinta serta kasih sayang.

Dipagi harinya Hana bangun lebih awal untuk menyiapkan sarapan meski tubuhnya sedikit sakit karena harus tidur disofa yang tidak terlalu besar dan terlihat Elang yang meringkuk nyaman dengan berselimut tebal,Hana tidak tahu kapan Elang pulang karena di pagi harinya Hana sudah melihat Elang yang tertidur nyaman.

Selesai menyiapkan sarapan dan melaksanakan tugasnya sebagai seorang istri dan kebetulan juga lemari pendingin Elang yang penuh dengan bahan makanan membuat Hana memasak satu menu sederhana yaitu nasi goreng setelah itu dia keluar dari apartemennya dan pergi untuk berangkat bekerja.

Hana bekerja disebuah toko bunga salah satu milik temannya yang sangat mencintai tanaman walaupun kaya dia tidak suka perkantoran dan lebih memilih membuka toko bunga yang dikelola oleh beberapa temannya yang lainnya,Hana hanyalah seorang pekerja dan kebetulan juga seorang gadis yang beruntung karena memiliki banyak sahabat kaya serta tidak sombong dan mau menerimanya sebagai teman mereka tidak hanya seorang teman tapi juga saudari yang saling menyanyangi.

"Selamat pagi Indri,Sania"sapa Hana dengan tersenyum ceria seperti biasanya saat melihat kedua temannya tampak sudah datang di toko.

"Pagi juga Hana bagaimana liburanmu,apakah menyenangkan"tanya Sania dengan sangat penasaran.

Dan Hana hanya dapat tersenyum kecut dia sangat merasa bersalah karena telah membohongi teman baiknya untuk libur dengan beralasan ingin berlibur serta mengunjungi bibinya padahal dia sedang melangsungkan pernikahannya jika seandainya temannya tahu pasti mereka semua akan kecewa dan marah karena berita yang begitu bahagia harus Hana sembunyikan raat-rapat karena keadaan yang tidak sejalan dengan pemikiran semua orang.

"Sangat menyenangkan."jawab Hana dengan tersenyum palsu dan semua ucapannya kebalikan dengan kenyataannya yang tidak baik.

"Benarkah tapi mengapa aku melihat senyummu palsu ada yang aneh apa terjadi sesuatu yang salah?"tanya Indri yang sepertinya bisa tahu suasana hati Hana yang sedang sedih.

"Tidak semua baik mungkin hanya perasanmu Indri."ucap Hana dengan lembut

"Sungguh?"tanya Indri meyakinkan Hana dan Hana menganggukan kepalanya mantab.

"Sudahlah Indri,Hana tidak mungkin berbohong."ucap Sania membela Hana dan meyakini bahwa teman baiknya yang memiliki sikap lemah lembut itu tidak mungkin berbohong dan Hana memang dikenal sebagai gadis jujur dan baik hati karena itu semua temannya menyukainya.

"Baiklah aku percaya tapi jika terjadi sesuatu kau harus membicarakan pada kami."ucap Indri pada Hana dan Hana lagi-lagi hanya menganggukkan kepalanya.

"Baiklah kawan,ayo kita bekerja."ucap Sania dengan penuh semangat dan mereka bertiga segera membuka toko dan melayani pelanggan yang datang.

Tanpa terasa waktu berjalan cepat dan sudah menunjukkan jam makan siang,Indri menutup tokonya sementara dan segera pergi untuk makan siang saat suara Sania yang mengingatkan untuk makan siang.

"Ya ampun Indri sudah jam makan siang,ayo kita makan siang pantas sedari tadi perutku sudah berbunyi."ucapnya lalu Indri menatap jam dinding yang sudah menunjukkan waktu makan siang.

"Benar juga ayo kita maka siang dan Hana hentikan pekerjaanmu sebentar nanti dilanjutkan lagi kita makan siang dulu."ucap Indri memberitahu dan mengajak Hana untuk berhenti bekerja dan ditoko mereka jika sudah jam makan siang maka toko akan tutup sebentar lau nanti akan buka lagi.

"Baiklah tinggal sedikit lagi selesai apakah bisa menungguku sebentar?"tanya Hana dengan fokus merangkai bunga lalu kedua temannya mengangguk sebagai jawaban dan menunggunya menyelesaikan pekerjaannya.

Tak lama pekerjaanya selesai dan mereka segera pergi untuk makan siang bersama dan Hana tidak menyangkah jika makan siang kali ini bersama para kekasih sahabatnya dan ditambah Elang yang ternyata teman dari para kekasih sahabatnya yang makan bersama seorang wanita cantik yang duduk disampingnya.

"Hallo semuanya."sapa Indri dan Sania menyapa semuanya dengan tersenyum ceria sedangkan Hana hanya diam dengan berdiri dibelakang mereka.

Lalu mereka segera duduk disamping para kekasih mereka dan Hana yang duduk dihadapan Elang yang menatapnya dengan tajam.

"Hana,lama tidak bertemu denganmu,bagaimana kabarmu dan bagaimana sikap kekasihku jika tidak ada aku disampingnya?"tanya Kevin kekasih Indri dengan tersenyum hangat.

"Eh...iya kabarku baik Kevin dan bagaimana dengan kabarmu asal kau tahu kekasihmu sangat merindukanmu apalagi kau Niko kekasihmu Sania itu sangat ingin melihat senyumanmu tunjukkanlah sedikit senyum indahmu jangan hanya wajah datar saja."ucap Hana polos dengan tertawa kecil membocorkan rahasia kedua temannya.

Dan Hana memang sudah mengenal baik semua kekasih para sahabatnya tapi karena jadwal para kekasih sahabatnya yang sangat padat membuat mereka jarang bertemu dan terkadang Hana yang lebih suka berada ditoko daripada ikut makan siang.

"Dasar Hana,kenapa jujur kau membuatku malu saja."batin Indri dan Sania secara bersamaan.

"Benar sayang kau sangat merindukanku?"tanya Kevin dengan mengusap lembut puncak kepala Indri dan Indri yang mengangguk dengan tersenyum malu.

sedangkan Niko dan Sania,terlihat Niko yang menuruti permintaan kekasihnya dengan mengulas senyum tulus serta tampannya yang memikat."Sungguh ingin melihat senyumku?"

Sania hanya terlihat terpaku dan mengagumi ketampanan kekasihnya dengan wajah memerah malunya tapi tak lama dia segera mengenalkan Hana pada Elang karena Hana sama sekali belum pernah bertemu dan mengenal Elang tapi siapa yang tahu jika mereka sudah saling mengenal dan berbagai kehidupan serta status yang sama yaitu dalam ikatan pernikahan yang sakral.

"Hana cantika,salam kenal."salam perkenalan Hana dan entah mengapa ia merasakan sesuatu yang aneh hinggap di dadanya saat melihat suaminya tampak begitu bahagia bersama dengan wanita yang duduk disampingnya dan mengenal dirinya sebagai kekasihnya,sungguh sakit rasanya.

"Mika Sheren,salam kenal juga dan kau terlihat begitu dekat dengan kedua pasangan kekasih ini?"jawab dan tanya Sheren dengan ramah.

"Oh iya Indri dan Sania adalah sahabatku dan untuk kekasih mereka,mereka sendiri yang mengenalkannya padaku lalu kami akrab dan dekat."jawab Hana dengan lembut dan mengabaikan tatapan tajam menusuk serta malas milik Elang,suaminya yang dilayangkan padanya.

"Oh seperti itu."ucap Shion dengan tersenyum kecil.

"Sudah mengobrolnya,ayo kita makan aku sudah lapar."ucap Indri menyudahi pembicaraan agar mereka semua segera makan.

Bersambung.
maafkan typo dan lainnya.
ini adalah hasil remake dari ff anime Naruto di akun ku,semoga suka semuanya dan berikan komentar yang baik serta membangun.
190321,01:57

Bersambung. maafkan typo dan lainnya. ini adalah hasil remake dari ff anime Naruto di akun wattpadku,semoga suka semuanya dan berikan komentar yang baik serta membangun. 190321,01:57

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience