Rate

PROLOG

Spiritual Series 1567

"Apa, Ummi? Dijodohkan?" aku memandang manik mata Ummi yang berada di depanku dengan sayu.

"Bagaimana lagi, Ya? Abimu sudah keburu terikat perjanjian itu. Mau tidak mau ya kamu harus menerimanya. Terlebih, itu adalah wasiat dari mendiang teman Abimu."

Ummi mendekatiku dan menepuk pipiku dengan penuh sayang. "Bersiap-siaplah. Sebentar lagi mereka akan melamarmu." rangkaian kata itu terhenti tepat saat Ummi sudah menghilang dari balik pintu.

Aku menunduk, menatap jilbab tosca yang kukenakan. Bulir-bulir air mata jatuh membasahi pipi.

Mengapa harus aku yang dijodohkan? Ini nikmat ataukah adzab? Aku duduk di samping ranjang, menggenggam erat-erat seprai ranjang. Menggigit bibir bawahku. Suaraku nyaris tak terdengar dari luar.

Lalu, bagaimana ini Ya Allah? Tak mungkin jika aku menentang titah kedua orangtuaku. Mau jadi predikat apa aku nanti di depan-Mu? Anak durhaka?

Tetapi, hatiku tak mampu untuk berbohong. Mataku tak mampu memancarkan kebahagiaan. Sebenarnya, aku tersiksa dengan perjodohan ini!

Kaki mungilku kuarahkan ke meja rias. Menatap wajahku dari pantulan cermin. Raut wajahku yang memprihatinkan, dua mata yang memerah, khas setelah menangis. Mata hitamku yang sayu. Aku menyeka air mataku. Tetapi, sia-sia belaka. Pelupuk mataku enggan untuk menghentikan air mata itu.

Kembali, hatiku terasa perih, teriris, terseok. Mendapati kenyataan pahit perjodohan yang sebelumnya tidak kuharapkan sebelumnya. Air mataku kembali tumpah ruah, jatuh di kedua pipiku.

"Devania?" panggil Ummi dari balik pintu. Aku harus tegar! Aku akan mengatakannya nanti jika aku menolaknya! Kataku menghibur diri, "iya Ummi. Ini lagi ganti baju," kataku sambil menyeka air mata, lalu mencari beberapa baju.

"Mereka sudah tiba, sayang. Lebih cepat, ya?" aku mengangguk, mengiyakan. Lalu menyambung kegiatanku, mencari baju yang cocok.

Biarlah, jika nanti aku akan dicap sebagai anak durhaka, ketika aku menolak lamarannya nanti. Dari pada kuterima, tetapi akan menyakitkan hati saja.

Salatiga, 04 Agustus 2018

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience