Dan masih ku ingat saat pertama pertemuan kita.
Dimana kita hanya saling berbalas-balas pandangan dan senyuman tanpa kenal akan diri masing-masing.
Dan masih ku ingat akan pertama kali kita mengikat persahabatan kita. Aku masih ingat bagaimana kita tertawa bersama. Namun sekarang semua ibarat dedaun yang ditiup angin.
Semua memori itu hanya tinggal kenangan. Mampukah aku menjalani hari-hari aku dengan senyuman.
Mampukah aku berjalan di atas tanah dengan kegembiraan. Sekarang hanya bulan yang menjadi tatapan aku di setiap malam. Setiap malam aku akan menunggu matahari kembali menyinar. Untuk menghangatkan hati aku yang kian dingin ini. Engkaulah sahabat. Engkau lah matahariku
Dan sekarang aku hanya mampu tersenyum lemah sambil menyaksikan laut yang bergelora seolah tahu akan gelodak jiwaku
Kini aku masih tertanya-tanya mampukah aku bergelak ketawa bersamamu lagi?
Mampukah aku menjadi gurauanmu lagi?
Biar masa yang menentukan.
Sekarang kau hanyalah angin yang menampar lembut hatiku. Yang selalu mengikuti bagi meniupkan kesejukan kepadaku.
Sahabat, sampai jumpa lagi. Engkau berbahagia di alam sana dan aku akan tetap menunggu matahariku.
_byme
Keep support
Share this novel