Bandung
Di pasar..
"Sampai juga di pasar, oh ya sayang, mbah Sakiman biar ikut dengan kita saja, kamu dan mbak Rona belanja untuk keperluan rumah", kata Kamil.
"Iya mas, oh ya mas mau masak apa ?", tanya Titah.
"Apa saja", jawab Kamil.
"Oh iya, ya sudah yuk mbak", kata Titah.
"Yuk..", sambung istri Rivan.
"Kita mau kemana nih mil ?", tanya mbah Sakiman.
"Kita ke sana saja yuk mbah, cari jajanan pasar dulu", jawab Kamil.
"Oke, oh iya sekalian beliin baju, sarung, sama peci untuk mbah ya mil", kata mbah Sakiman.
"Iya mbah..", sambung Kamil.
Pesantren Al-Hikmah
Di rumah Kamil,
Di kamar Citra dan Silvy..
"Sekarang jam berapa ya ?", tanya Silvy.
"Jam dua siang teh", jawab Citra.
Di ruang tamu..
"Loh kok rumah sepi sekali, pada kemana ya, mas Kamil Junior juga gak ada, teh Silvy dan Citra kemana ya, ada di rumah gak ya, coba lihat ada gak ya di kamar", kata Renal.
Di kamar Silvy dan Citra lagi..
"Assalamu'alaikum", Renal memberikan salam pada Silvy dan Citra.
"Wa'alaikumussalam", Silvy dan Citra menjawab salam dari Renal.
"Siapa dik ?", tanya Silvy.
"Gak tau teh, Citra dulu ya teh", jawab Citra.
"Iya..", kata Silvy.
"Oh mas Renal, kenapa mas ?", tanya Citra.
"Gak kenapa-kenapa kok dik, oh kalian di kamar, abi dan umi mana rumah sepi sekali, tumben ?", tanya Renal.
"Abi dan umi pergi ke pasar mas", jawab Citra.
"Oh gitu, sama siapa ke pasarnya ?", tanya Renal lagi.
"Sama mbah Sakiman, tante Rona, dan om Rivan", jawab Citra lagi.
"Oh, kalau mas Kamil Junior kemana ?", tanya Renal lagi.
"Kalau mas Kamil Junior, Citra gak tau mas Renal, mungkin teh Silvy tau", jawab Citra lagi.
"Teh Silvy mana ?", tanya Renal lagi.
"Itu, masuk saja mas", jawab Citra lagi.
"Teh Silvy", kata Renal.
"Iya, kenapa nal ?", tanya Silvy.
"Mas Kamil Junior kemana, teteh tau gak ?", tanya Renal lagi.
"Mas Kamil Junior, gak tau dimana, coba lihat di kamar gih, mungkin tidur", jawab Silvy.
"Sudah teh", kata Renal.
"Ada ?", tanya Silvy lagi.
"Gak ada", jawab Renal.
"Waduh gak tau teteh, haduh itu kakak kita nyusahin saja ya, kalau abi tau dia gak ada di rumah marah lagi, kita cari saja yuk", kata Silvy.
"Yuk teh..", sambung Renal.
Di depan rumah Kamil..
"Sudah ada yang tempati rumah ini, tapi siapa ya ?", tanya Frensky.
"Assalamu'alaikum", Frensky memberikan salam pada Silvy, Citra, dan Renal.
"Wa'alaikumussalam", Silvy, Citra, dan Renal menjawab salam dari Frensky.
"Warga baru ya di pesantren Al-Hikmah ?", tanya Frensky.
"Inggih, apunten sadurung e pakde niki namanya Frensky nggih ?"
(Iya, maaf sebelumnya pakde ini namanya Frensky ya ?), tanya Silvy.
"Inggih leres, apunten panjenengan tau nami kula saking sinten ?"
(Iya benar, maaf kamu tau nama saya dari siapa ?), tanya Frensky lagi.
"Saking abi, pakde"
(Dari abi, pakde), jawab Silvy.
"Nami ayah panjenengan sinten, menapa kula tepang ?"
(Nama ayah kamu siapa, apa saya kenal ?), tanya Frensky.
"Tepang dong, umi kamawon asring cerios babagan pakde, pakde niki santri senior ing pesantren darussalam ta ?"
(Kenal dong, umi saja sering cerita tentang pakde, pakde ini santri senior di pesantren darussalam kan ?), tanya Silvy lagi.
"Inggih leres, terlewat nami ayah sampeyan sinten ?"
(Iya benar, lalu nama ayah kamu siapa ?), tanya Frensky lagi.
"Nami abi kula Kamil, uga nami umi kula Titah, pakde"
(Nama abi saya Kamil, dan nama umi saya Titah, pakde), jawab Silvy.
"Silvy, kados nate mireng nami punika, kados nami anak e Kamil"
(Silvy, seperti pernah dengar nama itu, seperti nama anaknya Kamil), kata Frensky.
"Inggih punika pakde, emang kula anak e Kamil, kakang kula bernama kamil junior, pakde"
(Iya itu pakde, memang saya anaknya Kamil, kakak saya bernama Kamil Junior, pakde), sambung Silvy.
"Oalah, sampeyan menapa kabar, niki..?"
(Oalah, kamu apa kabar, ini..?), tanya Frensky lagi.
"Alhamdulillah sae pakde, niki adhi kula, Renal uga Citra"
(Alhamdulillah baik pakde, ini adik saya, Renal dan Citra), jawab Silvy lagi.
"Oh, dados anak e Kamil sampun enten sekawan ta ?"
(Oh, jadi anaknya Kamil sudah ada empat ta ?), tanya Frensky lagi.
"Inggih pakde"
(Iya pakde), jawab Silvy lagi.
"Oalah, kembar ugi ?"
(Oalah, kembar juga ?), tanya Frensky lagi.
"Mboten kembar pakde"
(Tidak kembar pakde), jawab Silvy lagi.
"Oh ya ya..", kata Frensky.
Di pasar lagi..
"Nah kan jajanan pasar sudah mil, sekarang mbah tagih janjimu ya mil", kata mbah Sakiman.
"Iya mbah, baju koko, sarung, dan peci kan mbah ?", tanya Kamil.
"Inggih mil, inggih, nggih sampun mangga"
(Iya mil, iya, ya sudah yuk), jawab mbah Sakiman.
"Mangga mbah.."
(Yuk mbah..), kata Kamil.
"Oh nggih van, semah-semah kita sampun rampung tumbas dereng nggih ?"
(Oh ya van, istri-istri kita sudah selesai belanja belum ya ?), tanya Kamil.
"Mboten mangertos mil, kula whatsapp istriku riyen nggih"
(Tidak tau mil, saya whatsapp istriku dulu ya), jawab Rivan.
"Hayuk mil", kata mbah Sakiman lagi.
"Inggih, inggih, mbah"
(Iya, iya, mbah), sambung Kamil.
"Alhamdulillah sudah selesai belanja", kata Titah.
"Tah tunggu dulu, suami saya whatsapp saya, saya mau balas dulu, tunggu sebentar ya", sambung istri Rivan.
"Oh inggih mbak"
(Oh iya mbak), kata Titah lagi.
**
Percakapan Rivan dan istrinya lewat whatsapp.
"Assalamu'alaikum dik, sudah selesai belum belanjanya ?", tanya Rivan.
"Wa'alaikumussalam mas, sudah selesai kok belanjanya", jawab istrinya.
"Oke, kamu dimana ?", tanya Rivan lagi.
"Di toko baju muslim, di langganan saya", jawab istrinya lagi.
"Oke, saya ke sana ya, kamu tunggu di sana ya sayang", kata Rivan.
"Iya mas", sambung istrinya.
"Assalamu'alaikum", Rivan memberikan salam pada istrinya.
"Wa'alaikumussalam", istrinya menjawab salam dari Rivan.
**
Masih di pasar..
"Mil, kata istriku, mereka sedang di toko langganan baju muslim nya, habis ini kita ke sana ya", kata Rivan.
"Oke..", sambung Kamil.
"Yuk tah, kita lanjut pilih-pilih lagi baju muslim nya", kata istri Rivan.
"Oh ya mbak ada mukena juga gak ya mbak ?", tanya Titah.
"Ada kok tah, ini mukenanya, kamu bisa kamu pilih-pilih dulu, banyak pilihan modelnya loh tah..", jawab istri Rivan.
"Oh iya terimakasih mbak", kata Titah.
"Iya sama-sama", sambung istri Rivan.
Pesantren Al-Hikmah
Di rumah Kamil,
Di depan rumah Kamil..
"Oh ya kamu mau kemana ?", tanya Frensky.
"Mau mencari kang mas Kamil Junior, pakde", jawab Frensky.
"Oh gitu, ya sudah hati-hati, oh ya bilang bapakmu nanti sore pakde mau main ke rumah gitu ya", kata Frensky.
"Inggih pakde"
(Iya pakde), sambung Silvy.
"Assalamu'alaikum", Frensky memberikan salam pada Silvy, Rendal, dan Citra.
"Wa'alaikumussalam pakde", Silvy, Renal, dan Citra menjawab salam dari Frensky.
Di luar Pesantren Al-Hikmah..
"Duh kesasar lagi gue, Pesantren Al-Hikmah jalannya kemana lagi, sudah gitu gak hapal jalan lagi gue", kata Kamil Junior.
"Faiz mainnya jauh sekali sampai keluar pesantren, kalau mama dan papa tau Faiz gak ada di rumah pasti di hukum lagi", kata Nadira.
"Terus gue harus jalan kemana coba ini, hemm..", Kamil Junior menendang kaleng yang kemudian mengenai Nadira.
"Haduh..", Nadira kesakitan karena terkena kaleng yang di tendang oleh Kamil Junior.
"Kaleng, darimana asalnya ya kaleng ini ya, jangan-jangan dia lagi", kata Nadira yang melihat Kamil Junior yang menendang-nendang kaleng.
"Duhhh bagaimana ini, adakah di sini yang bisa memberitahu saya", kata Kamil Junior lagi sambil menendang-nendang kaleng.
"Oh jadi kamu yang menendang kaleng ini", sambung Nadira.
"If so, why so ?"
(Kalau iya kenapa emangnya ?), tanya Kamil Junior.
"It hurts you know.."
(Sakit tau gak..), jawab Nadira.
"EGP", kata Kamil Junior lagi.
"Haaaaaaaaa", sambung Nadira lagi.
"Haduh orang kampung, EGP saja gak ngerti, Emang Gue Pikirin", kata Kamil Junior lagi.
"Up to you.."
(Terserah..), sambung Nadira yang pergi meninggalkan Kamil Junior.
"Eeh tunggu, kamu tau pesantren al-hikmah dimana ?", tanya Kamil Junior.
"Iya tau, saya tinggal di sana, kenapa ?", tanya Nadira.
"Selamet gue, bisa antar gue ke sana kan ?", tanya Kamil Junior lagi.
"Gak bisa, saya sibuk, permisi", jawab Nadira.
"Okay okay miss, I'm sorry for earlier, now I ask you for help, please take me to the al-hikmah Islamic boarding school, I beg you"
(Oke baiklah nona, saya minta maaf untuk yang tadi, sekarang saya minta tolong padamu, tolong antar saya ke pesantren al-hikmah, ku mohon), kata Kamil Junior lagi.
"No, I don't want to, so excuse me"
(Tidak, saya tidak mau, jadi permisi), sambung Nadira lagi.
terbit ya
Share this novel