Awal ku melihatmu...

Thriller Series 201

.

KEMBARANKU DARI DIMENSI LAIN

SINOPSIS :
Hai namaku Laura...
Hari ini adalah hari pertamaku aktif mengajar
di salah satu sekolah ternama di kota tempat kelahiranku.

Dari sinilah awal dari perkenalanku dengan kembaranku dari dimensi lain
Sama rupa denganku, kulitku, wajahku, pakaianpun sama denganku
Namun ia terlahir dari dimensi yang berbeda.

Bagaimana kelanjutan perjalanan kisahnya...
Hal menarik pengalaman apakah yang dilalui laura di setiap harinya ia mengajar?

Yuk ...simak dengan seksama, kisah menariknya
Check it Dot...

. BAB 1

Awal ku melihatmu...

Malam ini terasa begitu dingin...
Hingga menembus tulang rusukku.
Angin berhembus sekejap melintasiku.

Terlihat bayangan wanita cantik
bergaun hitam sama persis denganku
berdiri menatapku
di tepi dinding pagar pembatas.

Ku tengok ia tersenyum padaku.
Dan terbang turun mengikuti langkahku.

"Cekrek..."
Cahaya Flash menyilaukan penglihatanku

Kenapa kau memfotoku?tanyaku menggerutu

"Lihatlah...foto ini" Celetuk Cintya
Ada yang mirip denganmu Laura...

Penampakan terlihat sangat jelas wanita cantik,
bergaun hitam dengan kerudung hitam panjang tergerai.

Ah..
jangan bercanda Cintya...
"jangan menakutiku, Cintya"ujarku

Serius ra, coba kau tengoklah sebentar foto ini.

Kutengok foto itu
Betapa tercengangnya aku,
ketika kulihat wanita di foto itu
sama persis denganku.
Rupanya...
putih kulitnya...
bajunyapun...
sama dengan yang ku kenakan malam ini.
Hanya tinggi pembedanya
Wanita itu sangaaatlah tinggi ...
setinggi tembok pembatas dinding belakang sekolah.

Semua orangpun terpana...
Dengan hasil foto cintya barusan

"Waah...benar benar mirip denganmu Laura" celoteh Ibu Siska.
"Siapa dia, Laura?" Tanya ibu Siska

"Saya tidak tahu bu" jawabku

"Coba kau komunikasi dengannya... "Pinta Bu Siska

Ah...ibu bercanda
Masa ia saya berani bertanya padanya...
"Coba ibu saja yang bertanya" ujarku sambil manyun

Tuk..tuk...tuk...
Terdengar langkah kaki Pak Kyai mendekat

"Namanya Nyai Fatimah"
"Akhirnya kalian dapat melihatnya..."Ujar Pak Kyai sambil tersenyum Bahagia.

Sama persis denganmu, kan Laura? Tanya Pak Kyai

"Inggih Pak Kyai, leres sami persis kalihan kulo"Jawab Laura dengan santun.

Nyai Fatimah bisa menggerakkan benda
Menyapu, menutup pintu dan berkomuniskasi
"Ada yang mau mencoba berkomunikasi?" Tanya pak Kyai

Kulo dereng wantun, Pak Kyai. Jawab kami bertiga.

Jadi jangan kaget bila nanti
kalian melihat Laura
tapi sepintas
kemudian menghilang
Atau melihat laura, tapi diam saja...
Tidak berbicara sepatah katapun
Itu berarti Nyai Fatimah yang menyapa kalian
Dengan caranya...

"Inggih Pak Kyai" jawab kami bertiga.

Malampun tiba
Sesampainyai di rumah

ku terngiang- ngiang ucapan Pak Kyai
tentang Nyai Fatimah

"Mengapa bisa begitu sama persis denganku ya?"
Ujarku dengan terheran- heran
Tapi...
bagaimana bisa aku, cintya dan Ibu siska dapat melihatnya?
Padahal kami bertiga tidak memiliki kemampuan Hal Mistis Apapun...
Sambil berpikir mengapa...dan mengapa...
tak terasa, matakupun terpejam hinggaku terlelap.

BAB 2

HARI BERIKUTNYA....

Rasa Was...Was... Selalu mengintai
Cintya dan Ibu Siska selalu bertanya
Apakah ini Laura?
Atau Nyai Fatimah?
ketika berpas- pasan denganku.

Ku tengok ke kanan dan ke kiri
Bulu kudukku berdiri...i
dan seluruh badanku bergetar
Rasa takutku terngiang- ngiang
bila Nyai Fatimah menunjukkan eksistensinya kembali.

Haripun telah beranjak siang,
Semua staf guru sudah pulang ke rumah.
Tinggalah aku sendiri, merapihkan meja kantor

"Cekrek..."
terdengar derit gagang pintu terbuka

Kutengok dari celah pintu
siapakah gerangan yang membuka pintu kantor ya?
"Kan semua staf guru sudah pulang sejam lalu.."gumam lirihku

Ku tengok pelan- pelan kembali dari jendela,
tak satupun kulihat orang di ruang sekolah.

Terlihat sekelebat bayangan wanita berhijab dari lorong dapur.

Akupun bergegas, melarikan diri seketika itu.
Ku cari kunci pintu sekolah gerbang sekolah
Di dalam tasku.

"Srek...srek..."
tak kunjung kutemukan di dalam tasku.

Aduh...dimana lagi ini kunciku !!! Gumamku berderit di dalam hati

Rasa takutku membuatku tremor

"Alhamdulillahirrobbil'alamiin..."
"Akhirnya...ketemu juga."

Segera ku tutup rapat dan kukunci pintu gerbang sekolah.

Segera ku tancap gas motor roda duaku tergesa- gesa

Seperti mati rasa seluruh tangan dan kakiku
Detak jantungku berdetak kencang
Membayangkan hal mistis yang baru saja terjadi.
Ini bukan hal pertama yang kulihat,
ku dengar dan kurasakan
Tetapi...
selalu saja ada rasa yang luar biasa di dalam takutku ini.

Bila mau komunikasi, ucapkan saja Nyai...
Tetapi jangan membuatku gelisah seperti ini dong!!!
Aku benar- benar terkejut dan takut, Nyai!! Gerutuku dalam hati.

KEESOKAN HARINYA...

Kuceritakan kejadian kemarin pada Ibu siska dan Cintya.
Wah...Hebat kamu Laura
"Di temani oleh Nyai Fatimah kemarin."ledek Ibu Siska.

"Ah...Ibu Maah..."Rengekku.
"Coba ibu yang bertemu langsung,"jawab ledekku pada bu Siska.
"Apa yang akan ibu lakukan hayo??" Ledekku kembali.

Hmm...mau ibu ajak ngobrol
"Ibu ajak jalan- jalan keluar" celoteh ibu siska.

Ah yang betul...Ibu berani? Gk akan lari? Tanya ledekku.

Waktu istirahat telah usai,
kini saatnya memulangkan semua murid- murid.
Kelas tempatku mengajar berada di lantai dua.
Aku menyibukkan diriku
dengan tugas data murid di ruang kelasku.

"Teng...teng...!!!"
jam berdenting 12 kali, menunjukkan pukul 12 siang.

aku bersiap pulang
merapihkan meja kantor seperti biasanya.

"Laura !" Panggil ibu Siska

"Dalem Bu Siska... "
"Pripun bu siska?" Jawabku.

Hmm...tadi kamu ke toilet ya?
"Ibu panggil kamu..."
kok tumben kamu tidak menjawab?" tanya heran ibu siska.

"Hmm..tidak bu,"
"Dari tadi saya di atas mengerjakan dapodik."
"Saya tidak ke toilet tadi." Jawabku.

"Lalu tadi siapa ya???" Tanya heran ibu siska padaku.
Mirip sekali denganmu Laura,
Wajahnya...
Senyumnya...
Cantiknya...
Dan memakai seragam keki pula.

" ibu panggil dan ibu ajak kamu ngobrol
tapi kamu diam saja." Gumam heran Bu Siska.

Jangan- jangan itu Nyai Fatimah ya bu?? Tanyaku balik.

"Hore.."
akhirnya ibu bisa berjumpa langsung dengan Nyai Fatimah.
"Cantik kan bu?" Ledekku.
"Kok ibu gak ajak jalan- jalan?" Ujarku.

"Oh...iya ya..."
"Pasti itu Nyai Fatimah!!!"

"Wah ibu benar- benar tidak bisa membedakannya".
"Mana kamu dan mana Nyai Fatimah".
"Benar- benar bagai pinang dibelah dua Laura
Tidak ada bedanya."

"Bajunya sama,"
tinggi dan postur tubuhnyapun sama." Jawab heran ibu siska.


KOMUNIKASI AWALKU DENGAN NYAI FATIMAH

Rapat Agenda Lomba mewarnai sekolahpun digelar
Jam baru menunjukkan pukul 19.00
kulihat bayang- bayang wanita tinggi ada di belakangku.
"Ya...!!"
aku benar- benar melihatnya berada di belakangku.

Kuberanikan diri untuk mengajaknya berkomunikasi

"Nyai Fatimah??"
"Apakah betul ini nyai?" tanyaku sambil gemetaran

Aku merasakan
Nyai Fatimah berada sangat dekat denganku
Seperti memelukku.

Namun tiada kata yang kudengar darinya.
Cukup lama ia memelukku...
Hangat...
Seperti pelukan seorang ibu kepada anaknya.
Hangaaat sekali....

Beberapa menit kemudian,
angin berhembus pelan
"Wusss..."
Sekelebat angin, menerpaku.

Kehangatan itu
seketika berganti dengan hawa dingin
yang menggigilkan seluruh tubuhku.


AROMA MELATI

Pagi hari ini...
Lomba mewarnai di gelar di gedung sekolah
Seluruh murid telah bersiap merapihkan semua peralatan mewarnainya.

Team dokumenterpun telah bersiap di posisinya.

Tercium aroma bunga melati yang merebak ke seluruh ruangan.

"Laura, tumben kamu memakai parfum melati." Tanya Cintya

"Tidak Cin,"
jawabku sambil sibuk merekam aktivitas semua siswa.

"Emang kenapa cin?"
"Aku tidak mencium bau apa- apa, cintya" jawabku lirik sambil melirik tatapan matanya.

"Masa sih Ra,"
"semenyengat ini, kau tidak mencium aromanya?" Desak Cintya.

Aku tau, ada Nyai Fatimah di sampingku.
namun tak ku ucapkan pada Cintya.

Karena kehebohannya...
akan membuat anak- anak merasa takut dan tidak nyaman nantinya


BERI TANDA

Sebulan lagi...
Tibalah waktu penerimaan siswa baru
Semua staf guru sibuk mempersiapkan penerimaan siswa didik baru.

Tiada kusangka
Itulah pertama kalinya kumendengar suara Nyai yang begitu tegas.

"Jangan dimakan Laura!!!", terdengar sura lirih dari telingaku.

Ku tengok kanan dan kiriku, tak kudapati seorangpun disini.

"Siapa yang berbicara padaku ya??" Gumamku dalam hati.

"Jangan dimakan Laura!!!"
"martabak telur itu sudah di beri mantra."
Suara itu terdengar lagi bahkan lebih jelas.

Seketika itu aku memahami dari mana sumber suara berasal.

"Nyai Fatimah!!" Batinku menjawabnya.

"Siapa gerangan Nyai?"
" yang sudah berani memberi mantra kepadaku??" Batinku bergelut.
"Orang yang memberikanmu Martabak Laura." Jawab Nyai.

"Buang segera martabak itu, Laura!!!"
" dengan tangan kiri." Desak Nyai Fatimah.

Akupun mengikuti tanda itu...

Betul saja, setelah ku membuang martabak itu
dengan tangan kiriku dan mengucapkan ayat kursi
seketika itu keluarlah kepulan asap putih
dari dalam bungkus plastik martabak itu.

Alhamdulillahirrobbil'alamiin Tuhan menyelamatkanku.

Entahlah...
apa yang sedang terjadi mengapa ada yang tega seperti itu padaku

"Persaingan sekolah Laura!!!"
"Waspada Laura...dengan apapun." Suara Nyai Terdengar kembali.

"Matursuwun Nyai", ucapku dalam hati.


KELULUSAN

Akhirusanahpun tiba...
Pelepasan siswa tahun ini di sambut dengan hal yang sama seperti hari sebelumnya.

Semua staf guru mengadakan sesi foto bersama
Saat aku berpindah posisi dari ujung kanan ke ujung kiri
Hal tidak terduga terjadi kembali.

"Laura coba kau lihat foto ini," ujar Cintya.

"Ada apa cin, seperti habis melihat hantu saja kau ini!!!" Celotehku.

"Iya betul ra, aku melihatmu ada dua di foto ini ra" jawab Cintya.

"Ah...masa cin??"

Semua staf gurupun mendekati cintya,
penasaran melihat yang cintya sebutkan tadi.

"Waah...ra, kok bisa kamu ada dua ra?" Tanya heran Ibu siska padaku.

Padahal tadikan kamu sudah berpindah tempatkan ra?
" Dari ujung kanan dekat pintu masuk ke ujung kiri kan Ra?"
Tanya ibu siska kembali.

"Iya Bu saya sudah berpindah tempat tadi,"jawabku.

" dan pakaianmu juga sama ra, "
gaun putih dengan kerudung motif bunga,
hanya saja baju yang satunya agak lusuh
Badannya lebih besar
Tangannyapun agak hitam
dan berkuku panjang.

" Ini Berbeda..."
dengan foto Laura yang di sebelah kanan,
dia lebih putih, bercahaya dan berbadan mungil.
Ujar Ibu siska sambil mengerutkan dahi lebarnya.

"Walah siapa itu ya Ra?" Tanya heran Ibu Siska kembali.

"Belum tahu itu bu," Jawabku.

Tak berselang lama, pak Kyaipun mendatangi kami.

"Ada apa gerangan ibu- ibu guru,"
"kok heboh sekali?"tanya pak kyai.

Pangapunten, Niki pak Kyai
"Teng fotonipun laura, enten kalih", jawab ibu Siska.

"Coba saya lihat" ucap Pak Kyai.
"Oh...ini toh..."
Wah hebat ya...
Si Nyai Fatimah Ini, nampak jelas sekali...
minta eksistensinya diakui.

"Oh ngeten toh pak Kyai..."ucap Ibu Siska.
LIBUR TELAH TIBA

Hari liburpun telah dimulai...
Namun semua staf guru tetap aktif hadir ke sekolah
untuk menjalankan tugas piket jaga pendaftaran siswa Baru.

Yang bertugas 1guru 1 hari
Dan...hal seperti biasanyapun terjadi

Hari pertama tugas jaga pendaftaran adalah aku

"Dan aku sendirian...OMG"
"Apa yang akan terjadi nanti ya...." Gusarku dalam hati.

Kuberanikan diri membuka pintu sekolah
dengan mengucapan salam terlebih dahulu

"Assalamu'alaikum...."
"Bismillahirrohmanirrohim"

Kulangkahkan kaki menuju kantor dan mulai mempersiapkan semua buku- buku dan formulir pendaftaran.

Bunyi detak jam menggema di seluruh ruangan yang kosong
Semakin membuat bulu kudukku berdiri,
perutku serasa di remah- remah menahan rasa takut yang berdegup kencang.

"Mana sendirian lagi..."Gusarku dalam hati.

"Klontang..."
terdengar sangat keras suara dentuman Galon Air
yang di jatuhkan dari lantai 2 ke ruang dapur.

"Suara apa itu ya..." rasa takutku bertarung dengan penasaranku dalam hati.
Tak kuhiraukan suara berisik yang mengagetkanku itu.

Tak berselang lama...
Suara itu bertambah keras,
"Klontang..."
"klontang..."

Dua kali dentuman suara Galon kosong nyaring terdengar
Menggema sangat keras di seluruh gedung sekolah.

"Huft...siapa sih yang iseng melempar galon kosong!!!" Gerutuku dalam hati.
Kuberanikan diri mendekati sumber dimana arah suara itu berasal.

"Dan aneh...bin nyata"
Tidak ada satupun terlihat Galon Air yang sangat besar itu
di ruang dapur
Dimana sumber suara tersebut berasal.

Akupun lari terbirit- birit melihat kejadian itu.
Jantungku serasa copot,
paru- paruku seakan tiada oksigen yang kuhirup
Badanku panas dingin, pucat pasi,
tak menyangka hal- hal ini terjadi
di saatku jaga sendirian di sekolah.

"Aku harus bagaimana ini..."
Jam jaga masih lama lagi...
Sekarang baru menunjukkan pukul 09.00 wib pagi
Sedangkan Jam selesai pukul 12.00

Akupun terdiam terpaku sambil menunduk
menahan lututku yang terus saja gemetar
Ditambah lagi
Rintik hujan deras mengguyur desaku pagi ini

"Wuft ...lengkap sudah hariku ini"

Jalanan terlihat sangat sunyi senyap
Hanya terdengar alunan suara hadroh dari sekumpulan leher hijau.

Aku hanya bisa menunggu di pintu depan sekolah
hingga jam jaga selesai.

"Allahu Akbar"
"Allahu...Akbar" Suara Azan zuhur berkumandang
Alhamdulillahirrobbil'alamiin,
"uji nyaliku selesai juga hari ini!!!" Ujar girangku.

Bergegas ku berlari mengambil tas
dan kembali merapihkan semua buku- buku
pendaftaran siswa baru ke tempatnya semula.

Tak perlu menunggu lama,
kutancap mesin motor
dan bergegas meluncur pulang kembali ke rumah.
Selama perjalanan detak jantungku berdegup sangat kencang
Nafasku seakan berhenti
Tangan dan kakiku seakan tidak kuasa di gerakkan.

"Benar- benar mati rasa ini...tubuhku"
hanya ucapku yang bisa berbicara itupun cuma bisa terucap di hati
Sedangkan lidahku kelu dan bibirku terus saja bergetar beradu dengan gigi gingsulku.

Kejadian pagi tadi benar- benar membuatku sangat ketakutan.
Di luar nalar...Diluar dugaan...
dan pastilah orang tua yang mempunyai riwayat penyakit jantung
tamatlah riwayatnya dikejutkan dengan kejadian luar biasa hari ini.

TANDA KEDUA

Kali kedua Nyai memberikan tanda waspada kepadaku
Kericuhan tidak terduga sebelumnya
"Hati- hati Laura"
"Ada yang menyabotase" terdengar suara dari telingaku
Kini jadwalku mengajar bimbel

Seperti biasa sore hari usai sholat Ashar
Kulangkahkan kaki ke tempat kerjaku
Kurang lebih 30 menit perjalanan
ku tempuh menggunakan roda dua.

Siswa yang kudidik sore hari
Alhamdulillah cukup banyak
Ada sekitar 15 siswa setiap harinya

"Bu guru, itu guru ngaji saya yang mengajar di SD"
celoteh Ayu sembari menunjuk ke arah lelaki paruh baya
sedang duduk berbincang dengan pak abdul pemilik rumah,
Mereka berbincang cukup lama di depan teras rumahnya,
tepat berada di samping sekolah.

Sempat terpikir di benak,
waah...bisa bahaya ini
Siswa bimbel bisa di sabotase, seperti sebelumnya....
Tak habis pikir,
Hmmzztt... benar saja
jika itu adalah hari terakhir kehadiran mereka di bimbel.

Sore hari berikutnya....
Mereka tak nampak lagi di tempatku mengajar
Aku kehilangan semua siswaku
Pukulan terberat seorang guru
Ketika kehilangan murid- muridnya

Kini tidak seperti hari biasanya
Gedung sekolah sangat sunyi...

"Gubraaakkk!!!"
Terdengar suara sangat keras dari lantai dua.

"Apa itu ya??"
"Hmm...Lagi- lagi seperti ini!!"
"Mana aku sendirian lagi..."
"Tidak ada anak-anak." Gerutuku di dalam hati.

Aku bergegas berlari ke arah depan
Sembari menunggu anak- anak
bila ada yang hadir berangkat bimbel

Waktu sudah menunjukka pukul 17.30
Saatnya ku befgegas pulang ke rumah.

Air yang mengguyurpun tak kuhiraukan
Ku teratas jutaan rintik yang menyapa

Setibanya di rumah
Aku mendengar suara ular menggeliat dan memakan sesuatu
"Kraos...kraos...kraos", suara apa itu ya sangat terdengar dari depan pintu kamarku
Tapi kuurungkan niat untuk membukanya sampai Fjar menyingsing.

Keesokan harinya,
Ku terperangah banyak bangkai tikus
bergeletak di dpn kamarku
Di kamar mandi, di bawah kolong meja makan

"Siapa gerangan yang sudah memakan tikus - tikus ini ya??" Heranku melihatnya.
Tidak hanya 3 tetapi 10 bangkai setiap harinya
Selalu kutemukan bergelimpangan di seluruh rumahku
Tidak hanya malam tetapi siang juga.

"Sambil berpikir apa yang sedang terjadi sebenarnya??"gumamku dalam benak.

Kutengok kakekku memiliki lukisan Bima dan Ular
Dan betapa terperangahnya aku,
ular yang melilit bima di lukisan itu hidup!!!
Dan kutengok ilular itu melahap semua tikus di rumahku.

Ketakutanku akan kejadian yang menimpaku
Akhir- akhir ini, membuatku benar- benar trauma
Dimana- mana aku tidak bisa merasa tenang.
Dimana- mana ada hal aneh
Yang membuatku tidak dapat membedakan
mana manusia, mana bukan.

Aku lari bukan kepalang
Aku menepi di depan rumah orang
Tak berani aku masuk ke rumah
Sampai aku tak mendengar suara ular itu memangsa makanannya.

Siapa ular itu sebenarnya?
Mengapa ular itu bisa hidup sekarang?
Padahal selama ini, aku tidak pernah sedikitpun
melihat dan mendengar ular itu hidup
Dan mengalami hal aneh ini.
Kuputuskan untuk ku buang saja lukisan itu


ANAK- ANAK NAKAL

Hari menunjukkan pukul 12.00 siang
Entah mengapa mata ini terasa sangat berat sekali
Tak terasa akupun terlelap
Di depan meja kerjaku.

Seperti kenyataan rasanya aku seperti terbangun
Dan kulihat di hadapanku
Berdiri anak kecil berusia 5 tahun berbaju merah
Ku tengok ia bukanlah siswi sekolahku.
Seketika itu aku langsung respek terbangun dan duduk dengan posisi kebingungan

"Lah, ternyata mimpi toh?"
Kukira sungguhan, ada anak kecil yang membangunkanku
Ternyata tidak ada...

Aku benar- kebingungan dengan hal ini
Banyak yang kulihat...tapi. ternyata merek tidak terlihat
Keesokan harinya...
Syaiful..
Hadir bu
Lisa...hadir bu.
Satu...persatu siswa ku absen

Saat absen pertengahan
kulihat ada anak kecil berbaju seragam sekolah berada di antara teman- temannya
"Ada siswa baru toh?"
"Kok ibu baru tau ya..."
"Siapa nama kamu nak?" Tanyaku

"Mana bu siswa barunya?" Tanya marisa
Sambil menoleh ke kanan dan ke kiri

"Itu sih di sebelah cika, sayang"Jawabku sembari menulis di buku.

"Jonatan!! "jawabnya.
Nama kamu jonatan?"tanyaku kembali sambil melihat buku.

Semua anak- anak seketika itu
kebingungan...
"Mana jonatan bu?" Tanya liana

Saatku kembali menatap anak- anak
Seketika itu jonatan menghilang...

"Owalah...terjadi lagi" celotehku.
"Kamu pengen berkenalan dengan ibu toh, jonatan?" Gumamku dalam hati.

INGIN PERMEN

Jumatpun tiba...
Schedule rutin sekolah mengaji, senam pagi,
menghapal hadis serta surat pendek

Dan belum waktu istirahat
Kami berikan vitamin, makanan dan minuman sehat, permen

Seperti biasanya seluruh siswa absen dan berhitung
"Mulai dari dika ya"
"Satu" ucap dika
Selanjutnya dinda...
"Dua"
Selanjutnya vela..
"Tiga"
"Empat"
"Lima"
"Enam"
"Tujuh"
"Delapan"
"Sembilan"....
"Sepuluh"

"Siapa yang mau permen?"seruku pada anak- anak.
"Saya bu"...
"Saya mau bu"...
"Saya duluan bu no.satu bedangkatnya..."
Riuh riang mereka mendapatkan hadiah permen hari ini...

Ku datangi ibu kantin, untuk membeli permen kesukaan mereka.
"Bu lia...punten, ada permen 10 bu?" Tanyaku ibu kantin
"Ada neng, emang ad 10 siswa yang hadir?" Tanya Bu Lia padaku.
"Nggih bu, ada 10 siswa yang hadir hari ini."

"Lah satunya siapa bu?" Tanya ibu kantin
"Kan cuma ada 9 anak yang hadir bu...."

Kudatangi anak- anak lagi...
Dan coba kuhitung kembali mereka satu persatu

"Lah...kok cuma sembilan?" Heranku.
"Tadi ada 10 anak kok..." gusarku.

"Hmm...terjadi lagi" celotehku...

Kembali kudatangi ibu kantin
Oh nggih bu lia...leres 9 anak yang berangkat.


PESANTREN KILAT

Malam ini semua anak- anak mengikuti kegiatan pesantre kilat sehari semalam
Aktivitas malam ditutup dengan mengaji iqro.
Anak- anak tertidur lelap di ruang kelas masing- masing.

"Kreek...krek...kreek"
terdengar nyaring suara atap galvalum berderit.

Awalnya...kupikir angin
Tetapi kucoba munuju rooftoop
Namun...
Tidak ada sedikitpun angin yang berhembus
"Apa lagi ini..."Gerutu dalam hati.
"Biarkan saja...!!!"
"Mungkin sefang iseng", celutukku.

Namun semakin lama semakin nyaring
"Kreek...kreekkk...kreekkk"
"Gubrak!!!"
Hanya aku saja yang mendengar suara itu.
Anak- anak yang lain tertidur lelap.

Ku check up semua ruangan satu- persatu
Namun tidak ada barang yang jatuh...Pukul 01.00 wib
"Srek...srek...srek"
Suara orang yang sedang menyapu halaman

"Siapa gerangan malam- malam begini menyapu halaman?"
Tanyaku dalam hati.
Ku tengok halaman depan
Namun tidak terlihat aktivitas orang sedang menyapu halaman.

"Mana bisa tidur aku ini!!!"
"Bila diganggu terus" gerutuku.

Dari semua kejadian yang kualami
Memang tidak membahayakan
"Hanya kadang usilnya itu loh..."
"Gak ketulungan." Gusarku.

PENGINGAT

"Jangan diberi tahu Laura", suara Nyai terdengar lirih di telingaku.

Nyai memang baik sih...
Selalu memberi tahuku jika ada yang kurang baik.

Dan kadang aku yang belum terlalu mempercayainya
Tak kuhiraukan suara itu....
Namun hasilnya, zonk...

"Keputusanku yang salah."

Dari semua kejadian yang kualami
Aku memilih untuk melibatkan suara Nyai
Untuk pengambilan keputusanku.

Semakin hari...
Semakin aku mengenalnya
Kadang hanya terdengar suaranya saja
Kadang aku melihatnya
Terkadang aku hanya bisa merasakannya
Ada di dekatku.

"Nyai...dari mana kau berasal?"
"Aku selalu bertanya-tanya dalam benakku".
Namun belum kudapati jawaban itu .

Nyai hanya membantuku
dimana saja...
Kapan saja...
Namun tidak mau memberitahukan dari mana asalnya
Dia selalu berada dekat denganku
Sangat dekat denganku.

Bila ada yang akan berbuat tidak baik padaku
Nyai selalu memberikanku tanda...
Untuk menyelamatkanku
Dati marabahaya
Dan...
Itulah kuasa Tuhan...
Memerintahkan makhluknya...
Untuk saling melindungi.

"Aku sangat bersyukur dengan Anugrah ini."



PENGANTIN BERGAUN MERAH

Weekedku hari berpetualang
Bersama dengan team "Singa Barong"
Kami menapaki jejak masa lampau
Kisah tragis banyak terkuak...
Tak terpecahkan di masa lampaui
Terjawab semua di masa kini

Perjalanan malam jm 23.00 kami
di salah satu pegunungan di jawa tengah
Tapak tilas kisah sepasang pengantin bergaun merah darah
yang mengalami kisah tragis di gerbang pintu kereta kencana Nyai segoro Kidul.

Selalu terdengar suara tapak kaki kuda dengan ringikannya
Lonceng gemerincing kereta yang dikendarai Nyai segoro kidul di gerbang masuk alamnya
Jalan yang selalu di lalui manusia setiap harinya
Di perkebunan teh jawa tengah.

Namun...
jika sudah cendakala
Peraturan dari pihak perkebunan teh
Warga dilarang melintasi jalan itu
Untuk keamanan keselamatan pengendara.

Dan malam ini...
Kami bersama team "Singa Barong"
Berada tepat di titik pembantaian masal
Penghantar pengantin bergaun merah darah.

Bau Anyir darah semerbak
Tak hanya kami yang berada di sini
Tetapi seluruh Makhluk astal turut serta menonton
Tapak tilasnya...

Dengan trush...
Kami mencoba berkomunikasi dengan para pengantin yang telah dibantai
dengan brutal pada zaman dahulu...

Sang pengantin wanita...
Yang tidak ingin disebut namanya...
Demi kebaikan nama kerajaan pada zamannya
Yang belum menikmati indahnya kebersamaan
dengan pengantin pria
Namun harus meregang nyawa...
Tepat Di hari pernikahannya.

Keluarga pengantin pria dan keluarga pengantin wanita
Di bantai masal oleh lelaki pengagum berat pengantin wanita
Yang bisa dibilang kisah terdahulu pengantin wanita.
Yang tidak rela wanita yang dicintainya
Menikah dengan raja yang telah di jodohkan keluarganya.

Iring- iringan rombongan pengantin pria dari luar daerah
telah menempuh perjalanan sangat jauh dari timur ke tengah.
Tepatlah semua rombongan bertemu di titik ini
Semua rombongan di palang oleh gerombolan penguntit pengagum pengantin wanita
di tempat ini
Dahulu kala sebelum dibuat kebun teh
Ini adalah jalan setapak di tengah hutan yang sangat lebat

Dan tiada disangka...
Sebelum ijab qobul mereka
Datanglah sang pengagum pengantin wanita
Yang menyetop perjalanan rombongan pengantin wanita
Dengan nada mengancam serta memberikan syarat
Bila ingin acaranya berjalan dengan lancar
tanpa ada darah yang harus dikorbankan.
Dan tidak ada yang diperbolehkan mengikuti mereka.

Dengan berat hati orang tua pengantin wanita
mengijinkan anak perempuannya untuk bernegoisasi
Berharap Agar perjalanan mereka dapat lancar kembali

Dibawalah sang pengantin wanita
Di pendopo di tengah hu
tan ini...

Merekapun bernegoisasi
Dan beradu argumen...
Tak berselang lama...
Sang pengagum wanita
Mengancam akan membunuh semua rombongan keluarganya
dan rombongan keluarga pengantin pria hari ini juga
Jika tidak menurutinya...

Sang pengagum wanita memaksanya
untuk memberikan kesuciannya secara paksa

Sang wanita tentu saja menolaknya
Dan berlari secepatnya untuk memberitahukan pada keluarganya
Dan meninggalkan Orang gila itu!!

Namun kekuatan sang putri tidaklah sekuat orang gila itu
Kesucisnnya direnggut paksa di hari pernikahannya

Dan setibanya pengantin wanita di rombongan keluarganya
Betapa terperangahnya sang putri
Mendapati semua keluarganya dan rombongannya di bantai masal
Oleh rombongan penguntit
Tidak bersisa...
Darah bercucuran di mana- mana
Baju sang putri terkoyak dan bersimbah darah.

Putripun berlari ke rombongan pengantin pria
Dan iapun mendapati rombongan pengantin pria
Telah dibantai habis oleh penguntit

Iapun mencari pangerannya...
Ia terperangah melihat calon suaminya tertusuk belati di dadanya
Iapun jatuh tersungkur tak berdaya
mencoba sekuat tenaga memeluknya di detik hembusan nafasnya yang terkhir
Tak ada selatah katapun yang sanggup terucap dari bibir cantik sang putri
Hanya tangis histerisnya yang menggema di hutan belantara

Beberapa detik kemudian...
Sang pangeranpun menghembuskan nafas terakhirnya
Dipangkuan sang pengantin wanita
dengan berlinang air mata
Tubuh bersimbah darah,
belati masih tertancap di dadanya
Tanpa sepatah kata yang sempat terucap.

Sang putri sangat erpukul melihat semua kenyataan ini

Tak berselang lama...
sang putri geram melihat orang gila itu
Yang datang mendatanginya
Dengan tersenyum bahagia dan tertawa terbahak- bahak

Secepatnya sang putri mengambil belati
yang masih tertancap di dada sang pangeran
Dan mengarahkan ke perut sang putri.
Sang putri menusuk- nusukkan belati tersebut berulang kali
Hingga akhirnya sang putripun tidak bernyawa lagi.

Saat trush...
Sang pengantin wanita tidak sanggup berkata apapun
Ia Hanya bisa menangis histeris
Dengan kejadian yang dilaluinya dahulu, disisa kehidupannya.

Tepat dihari pernikahannya...
Sang pangeran tak mampu menyelamatkan pujaan hatinya
Yang dengan mata kepalanya sendiri
Pangeran melihat
Sang putri di koyak gaunnya, oleh orang gila itu

Pangeran tidak menyadari kedatangan
rombongan penguntit yang sedang mengincarnya
dengan membawa sebuah belati
Dan menusuknya beberapa kali
hingga sang pangeran jatuh tersungkur tidak berdaya.

Darahnya terus mengalir...
Matanya terbuka...
dan terus melihat sang pengantin wanitanya
di renggut kesuciannya oleh sang penguntit

Namun sang pangeran sudah tidak dapat berbuat apa- apa
Nyawanya sudah diambang batas
Dan semua rombongan keluarganya
Telah habis di bantai rombongan penguntit.

Usai...
team jejak Tapak Tilas" Singa Barong" Malam ini
Banyak pembelajaran yang team dapatkan dari kisah tragis
Perjalanan kisah cinta mereka...

Tahta kerajaan, kejayaan yang mereka miliki
sungguh tidak dapat menolong nyawa mereka...
Dan strategi di luar dugaan semua rombongan
Tidak pernah terduga sebelumnya.


TAPAK TILAS PERKEBUNAN TEH

Team Squad "Singa Barong"
Malam berikutnya...

Tapak tilas kami menelusuri jejak perjalanan
kisah tragis sepasang kakek dan nenek penjaga kebun teh
Rintik gerimis...menemani malam kami
Disaat perjalanan kami menuju tapak tilas

Setibanya di sana...
Kami sudah di sambut dengan baik oleh hembusan
Semilir angin yang sejuk dan aroma melati yang semerbak

Team Squad menuju pintu gerbang...
Dan memasuki rumah yang sudah tidak berpenghuni selama 50 tahun

Disana kami sudah di sambut
dengan senyuman nenek dan kakek
Tengah duduk di sofa ruang tamu.
Pada zamannya dahulu...
Ditemani lampu penerang kecil yang redup

Mereka mengetahui maksud kedatangan kami
Dan menyambutnya dengan baik
Kakek dan nenek menceritakan kisah hidupnya
Selama 20 tahun mengabdi menjadi penjaga perkebunan teh.
Bersama pihak belanda yang mengakui hak vetonya.

Kakek dan nenek sangat merindukan kehadiran buah hati
Tak kunjung mereka dapatkan
Hingga akhirnya
Sang nenek mendapati suara tangisan
bayi dari balik tanaman teh
Sang nenek berteriak memanggil kakek
Yang tengah mengarit semak belukar
"Kakek!!" Seru nenek

"Ada apa nek?"
" kok teriak begitu?" Tanya kakek

"Kakek dengar tidak ada suara tangisan bayi?"tanya nenek dari kejauhan.

"Tidak, kakek tidak mendengarnya..."jawab kakek.

"Coba dengarkan baik- baik kek" ujar nenek.

"Ea...ea...ea" suara tangisan bayi diantar tanaman teh.
"Waah...dimana ya suaranya? tanya kakek
Kakekpun mencari dari arah mana suara bayi tersebut berada
Nenek pun mencari dimana suara tangisan bayi berasal

"Suaranya semakin dekat kek!!"
"Berarti di sekitar sini,"jawab nenek.

Kakekpun mendekati nenek
Mereka bersama - sama mendapati sumber suara tersebut.

"Wah kek...ada bayi!!" Histeris bahagia nenek yang merindukan seorang anak.
"Wah siapa ya...yang menaruh bayi di tengah perkebunan teh ini?"
"Masih ada ari- arinya kek!!" Ucap nenek.

Bayi yang ditemukan masih bersimbah darah dan terlilit ari- ari
Hanya terbungkus kain tapih batik di keranjang rotan kecil.

"Kasian kedinginan nek". Ucap kakek.
"Ayo kita bawa pulang kerumah nek"
"Kita bersihkan, kita mandikan
" kita potong, kubur ari- arinya" perintah kakek.

"Iya kek,"
"kasian bayi ini sudah menggigil kedinginan"
"sampai kebiruan bibir kecilnya." Jawab nenek.

Merekapun membawa bayi itu ke rumah dinas mereka
Betapa bahagianya mereka mendapati seorang bayi
yang telah mereka idam-idamkan berpuluh tahun.
Kakek dan nenek merawatnya dengan sangat baik
Namun sangat di sayang umurnya hanya sekejap
Di umurnya yang baru dua tahun, saat bayi tersebut baru bisa berjalan titah
Bayi tersebut terpeleset di kamar mandi
Dan terpentok kepalanya di bak mandi
Darahnya bercucuran...

Kakek dan nenek berteriak histeris
Mendapati anak kesayangannya sudah tidak bernyawa
terbujur kaku di kamar mandi.

Usai memakamkannya di belakang rumah mereka
Kakek dan nenek mengalami depresi akut...

Hingga akhirnya nenekmeninggal tragis di tempat tinggalnya
1hari kemudian...
sang kakekpun pergi menyusul sang nenek
Tanpa sepengetahuan orang lain.

Beberapa hari kemudian...
Barulah jasad kakek di temukan tak bernyawa
di kursi goyang kamarnya.
Sangat memilukan...melihat perjalanan hidup mereka.


TARGET PESUGIHAN

Keesokan harinya...
Aktivitas mengajar tidak seperti biasanya

"Good morning, anak- anak"
"How are you today?"
Salam sapaku saat mengajar

Pagi ini tampak berbeda dari salah satu muridku

"Samuel...Are you ok?"tanyaku
Sam terlihat pucat pasi, dengan bibir ungu kebiruan
Pandangan matanya yang kosong
seakan tak bernyawa

Sampun hanya diam...
Tak menjawab pertanyaanku
Seperti hari biasanya
Yang selalu aktif berceloteh ria.

Kulihat kesadaran sam seperti tidak berada disini...
Tetapi di alam lain...
Secepat kilat kutanggap darurat
untuk mengembalikan sam kembali ke badannya

Ya sukma Sam...di bawa paksa
oleh Tante bergaun merah" peminta tumbal.
Seketika itu aku marah...
Dan menjemput Sukma Sam kembali ke Dimensi Manusia.

Kujemput paksa Sukma Sam...
tanpa menghiraukan
gelapnya Alam Dampyang Prayangan disana
Amarahku...
membuat Alam mereka bergoncang hebat
dan berkobar diselimuti Kobaran api
"Ku obrak- abrik dan bakar mereka semua yang melawanku.

"Jangan pernah ganggu murid- muridku lagi", ancamku pada mereka semua.

Yah...ini bukan kali pertama mereka mengusik kehidupanku
Berulang kali mereka mencoba
Mengambil beberapa sukma anak- anak
Yang sudah mereka incar sebelumnya.

"Alhamdulillah..."
"Sam dapat kembali normal seperti biasanya"

MEMBANTU ORANG

Kemampuanku semakin bertambah...
"Ibu Laura..." Panggil salah satu orang tua dari muridku
"Ya, bu Emi". Jawabku

"Boleh minta tolong?"pintanya

"Ya gimana bu?"

"Itu kenapa ya neli ?"
"badannya panas dingin"
"Klambrak ...klambruk gitu bu"
"Lunglai, seperti tidak ada tenaganya."
"Suka nglindur..."
"Berbicara sendiri..."
"Aku gak mau main" katanya.

"Coba saya cek"
"Telinga dan kakinya, bu!"
"Iya, betul bu" jawab antusias bu Emi.
"Itu kenapa ya bu, si Neli?"

"Owh...tidah apa- apa bu,"
biasa ada yang suka sama anak kecil ".

"Kalau orang biasa bilang, kesambet atau ketempelan".
"Kemarin habis main di pohon jambu ya?" Tanyaku pada Nely.

"Iya bu, betul..."
"Kemarin Nely duduk bermain boneka"
" di bawah pohon jambu di tikungan gang
"sebelum ke rumah."

"Iya ini bu, tante putih ngikutin Neli"
Tapi sudah saya kembalikan ke rumahnya.

Seketika itu dengan ijin Tuhan
Nely kembali normal...
Dan berenergik kembali.
NATAN CS
"Opik!!"
"OPIK!!" Panggilku pada anak didikku yang indigo.

Seruanku tak dihiraukannya...
Opik sibuk bermain petak umpet
Berlari dan bersembunyi di dalam lemari
Bersama Natan, Patrick, Bayu, Sisilia, Liani

Tinggi mereka hampir sama.
Usia 4 sampai dengan 6 tahun.

Patrick Beradan mungil dengan wajah blesteran Belanda
Matanya bulat hijau muda
rambut hitam sedikit mengikal
Kulitnya putih susu
Seperti ciri khas orang eropa
dengan bintik coklat di pipinya.
Usia sekitar 4 tahun

Yang paling besar Jonatan
berusia sekitar 5-6tahun
Berbadan bongsor,
lebih tinggi dari teman- temannya.
Kulitnya kuning langsat khas orang Bandung
Memakai kaos merah
Berhidung mancung

Sedangkan Bayu berbadan lebih mungil
Berambut hitam lurus
Usia sekitar 3-4 tahun
Kulit kuning langsat
Berhidung mungil

Sisilia Berbadan sintal
Berpipi gembil
Berambut ikal hitam pekat sebahu
Dan bertingkah manja
Berusia 5tahun

Liana berparas cantik imut mungil
Usia 5tahun
Pendiam
Lebih kalem dibanding teman-temannya

Hanya Opik yang indigo selalu bermain
bersama Natan CS.
Opik tengah asyik berlarian kesana- kemari
Sembari berbisik- bisik dengan teman barunya
Dari Dimensi lain.

MUSO KAPTEN NETHERLAND
PENGUASA PINTU SERIBU

Hari ini Diklatku di kota Lumpia
1hari penuh kuhabiskan
Waktu bergelut dengan Enterpreunur.

Usai Diklat
Malam hari kami mengunjungi Bangunan bersejarah
di kota Lumpia yang terkenal sangat angker.

Menapaki jejak kehidupan masa lalu
Yang kontras dengan kehidupan saat ini.

Gedung dengan banyak pintu,
ruang dan lantai terlihat lebih menyeramkan
saat dikunjungi malam hari.

Kami susuri lorong demi lorong...
Lampu suram dan suara yang menggema
Semakin membuat bulu kudukku bergeming

"Ayo ke atas Laura!!" Pinta Pak Kyai dan Team Squad Singo Barong.
"Mboten wantun, pak kyai.

Terlihat sangat menyeramkan
ruang paling atas segitiga dari bangunan ini.
Tampak kepingan film memutar dari kehidupan terdahulu
bengkel pembuatan badan kereta api
Pada zaman belanda di lantai ini.

Bau Anyir darah menyeruak...

"Ceplak!! Ceplak!! Ceplak!!" Suara pecutan sang Kapten
mengenai Salah satu team Squad Singo Barong.

"Aduh!!" Teriak Abang Seta anak sulung dari Pak Kyai.

Amarah Pak Kyai Memuncak
ketika melihat Anak Sulungnya
Dipecut matanya oleh Sang Kapten Belanda.

Mata Abang seta tampak sangat merah
berair, pedih, panas seperti terbakar karena pecutan kapten.
Menangis histeris tubuh mungilnya
Yang baru menginjak usia 9 tahun.

"Siapa yang sudah berani memecut mata anak saya!!!" Teriak Pak Kyai meluap- luap
"Bukan seperti ini cara perkenalan dengan baik."
"Kami beserta Team datang silaturahim dengan sopan"
"Tapi disambut dengan pecutan seperti ini!!" Amarah Pak Kyai tak terbendung lagi.
"Kalian tahu siapa saya...!!"
"Tapi ingin bukti !! Siapa saya!!"
"Baiklah Kalian Aku kurung dan aku bakar sampai dengan kiamat!!"
"Sebagai Uswah...untuk semua anak buahmu!!"
"Bagaimana caranya memperlakukan tamu manusia dengan baik!!"
"Tidak akan pernah aku lepas dan aku padamkan api ini"
"Api ini Membakar Kesombonganmu wahai Kapten!!".

PATRICK IN NETHERLAND

Dibalik keceriaan mereka dari Dimensi Lain
Tersimpan Masa lampau
kehidupannya yang sangat memilukan.

Patrick anak berusia 4 tahun
Dengan wajah tampan, mungil
Berhidung mancung
Tampak jelas Patrick memiliki darah Netherland
dari wajahnya.
Patrik dengan kebiasaan
lebih suka bersembunyi di dalam lemari.
Dengan tubuh meringkel
Menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.

Patrickpun bercerita bagaimana kehidupannya dulu
Semasa hidupnya...
Patrick terlahir dari keturunan Jendral Pembesar Netherland
Ayahnya yang memiliki Jabatan tinggi
Menguasai 'KOOTI'
( Yogyakarta) nama pada zaman penjajahan belanda dan jepang
Rumah khas Belanda bercat biru
dan berukir khas ukiran yogyakarta

Ayahnya sudah menikah selama 10 tahun dengan wanita Netherland berambut pirang
Namun tidak memiliki keturunan
Secara tersembunyi dari semua orang
Namun diketahui oleh istri Netherlannya
Ayahnyapun memiliki selir perempuan pribumi asli Kooti
Berambut hitam pekat bergelombang
Berwajah kotak, bermata bulat hitam
Berkulit kuning kecoklatan
Yang dikenalkannya kepada seluruh pembesar Jendral Netherland sebagai Pembantunya.

Ibu kandung dari Patrick tak pernah sedikitpun
Mendapat tempat yang nyaman di keluarga mereka.
Hanya dikenalkan sebagai pengasuh Patrick.

Ibu kandungnya sangat menyayangi Patrick
Ia rela berkorban demi Anak yang telah ia lahirkan
Walaupun tiada tempat baginya
Untuk mengenalkan diri sebagai ibu
Patrick hanya mengenalnya sebagai pengasuhnya saja.

Kesedihan ibu kandung Patrick tak hanya sampai disitu

Malam hari...
Ayahnya Patrick tengah bermabuk- mabukan dengan Istri Netherlandnya
Mendorong hingga ibu Patrick jatuh tersungkur
serta mengusir Ibu Kandung Patrick.
Patrick yang melihat kejadian itu
Mendorong Ayahnya yang tengah mabuk
Dan menolong Ibu Asuhnya.

Seketika itu Ayah Patrick sangat marah
Bergegas pergi mengambil senapan

"Kalian memang sama!!!" Dengan logat british
"Ibu dan anak sama saja!!"
" Tidak mau diuntung!!"
"Sudah diberi tempat tinggal"
"Makan gratis!!"
"Tapi tidak bisa membuatku bahagia!!"

"Door!!"
"Door!!"
"Door!!"
Tembakan mengarah ke Patrick yang tengah berlari ke arah Ibunya.
Mengenai punggung mungilnya.
Ibu patrick berlari tergopoh- gopoh
Ke arah patrick yang tersungkur jatuh ke tanah.

"Door!!"
"Door!!"
"Door!!" Tembakan mengenai lengan ibu Patrick
"Door!!"
"Door!!" Tempakan terakhir mengenai jantung ibu patrick.
Patrick dan ibu kandungnya tewas mengenaskan
di tangan Ayahnya sendiri.
Malam itu juga...
Jasad ibu patrick dan patrick
di buang di lubang kebun jati di belakang kediaman mereka.

Sebelum kematian mereka...

Setiap malam kedua pasangan Netherland itu
Selalu menghabiskan malam- malamnya dengan bermabuk- mabukan
Dan memecuti ibu Asuh Patrick
memperlakukannya Seperti binatang.

Sampai kedua pasangan tersebut tertawa terbahak- bahak.
Jika tidak kedua pasangan Netherland akan memecuti, menendang
Dan menyiramkan Anggur merah ke tubuh ibu Patrick.

Jika berminat dengan sinopsis
Dan alur kisah mistis saya...
Akan segera saya kirimkan semua file nasjah lengkapnya...

Dan semua ini adalah kisah mistis nyata
perjalanan saya...
Sebagai penulis
Pengalaman yang saya lalui...
Selama tujuh tahun terakhir ini.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience