Rate

Kenangan Masa SMA

Romance Series 2230

     Irwana. Begitu namanya akrab dipanggil. Sebulan yang lalu sebelum memasuki kelas tiga. Gadis berkulit putih berwajah ayu itu telah membuat aku jatuh hati padanya. Sehingga entah mengapa menarik hatiku untuk menulis sepucuk surat cinta padanya. Rambutnya ala pramugari. Badannya sedikit bungkuk. Mempertandakan bahwa dia perempuan bersensual tinggi. Buktinya. Tidak lama setelah aku menulis surat padanya, ia langsung membalasnya. Dan menerimaku sebagai kekasihnya. Sebenarnya dia sangat membenciku. Karena dia menganggap aku lelaki tolol dan bodoh, kemudian anehnya Irwana tau kalau aku sedang ada hubungan dengan temannya. Tapi tetap saja dia mau menjalin hubungan denganku.

         Diam-diam di ruang yang sangat sederhana itu, kami sering mencuri-curi pandang. Sesudah bertemu dengan temannya barulah kami bersua. Lalu kami tertawa terpingkal-pingkal seperti kelasih hati yang baru saja melepaskan rindu. Di suatu siang yang terik hari tujuh belasan Agustus; saat itu aku bersama dengan temannya mencari tempat melampiaskan rindu; Irwana tau, dan bahkan dia menemani kami di kamar itu. Setelah beberapa detik melewati adegan cumbuan mesra layaknya anak SMA, kami kemudian keluar dari kamar itu. Irwana mengurung diri dan enggan melihay sikapku. Seminggu kemudian manakala aku menulis surat untuk Irwana kukatakan padanya bahwa aspirasi rinduku sudah tiada yang menampung lagi gini giliran Kau, gimana? Irwana tidak membalas surat dariku karena dia tetap menjaga kehormatannya sebagai wanita, tapi di lain waktu tiba-tiba rindu kami membuncah seketika. Dan tiada pula yang sanggup membendungnya. Malam itu hujan. Selepas acara dakwah kami tidak sempat bertemu. Tapi keesokan harinya, kami menyempatkan diri untuk melakukan hal serupa seperti yang aku lakukan sama Lina. Di sini aku ingin mencertikan tentang Irwana. Gadia periang lugu yang kini sudah berdomisili di Riau.

Malam itu. Dia memberitahukan bahwa minggu depan dia akan menikah. Aku menahannya, tapi posisiku sendiri sudah punya tunangan. Aku memintanya sekali saja. Untuk mengantarnya ke kampus. Meski dia sempat menolak. Tapi sebagai kekasih waktu SMA, bertemu sesekali adalah hal yang indah dalam hidup. Siang itu dia mengenakan baju kaos warna putih, rompi biru dan setelan rok minj warna cream. Aku menjemputnya tanpa sepengetahuan tunanganku. Lalu kami ke kampus. Sesampai di sana, suasan di kampus sepi. Tidak ada seorang pun di ruangnya. Entah setan darimana datang merasukiku hingga rayuan gombal pun melayang-layang membuat Irwana harus memberi sebuah kecupan sebelum aku pergi. Malam-malam dari kedai piring kaset milikku, tiap malam hampir saja aku menghubunginya melalu telepon. Lama-lama cinta kami yang pernah bersemi waktu SMA--pun berkecambah lagi. Dekat kampung halamannya aku menjual kaset-kaset piring. Aku sangat suka menonton Film, Musik, dan aku suka film Kartun. Kalau menonton Film India maka perasaanku akan hanyut dalam luka cinta yang kecewa. Maka keromantisan bahasapun muncul manakala malam-malam kami ngobrol bersama. "Bagaimana menurutmu kalau kita sama-sama meninggalkan kekasih hati kita lalu kita menikah berdua?" tanyaku pada Irwana. "Kamu gila ya! Di saat aku dimiliki orang lain kau datang."
     Memang selama ini hubungan kami selalu begitu. Hubungan kami terjalin tanpa keputusan, saling berinterakasi tapi tak pernah cemburu. Aku tidak tau hubungan apa itu namanya. Tapi, anehnya ketika aku melihat Irwana apalagi rambutnya basah aku langsung mudah terbuai. Memang kecantilan Irwana benar-benar alami. Sehingga aku mencari perempuan yang mirip dengannya. Percaya Irwana dengan kata-kataku ini. Kau, kau adalah gadis impian para lelaki Irwana. Hanya saja aku tidak serasi denganmu. Kau lihatkan, semenjak SMA, aku sudah menjadi berandalan. Kau pantasnya dengan bapak-bapak pengusaha. Bukan lelaki pecundang seperti aku. Dilain waktu saat kami bertemu...

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience