Rate

Bab 1

Drama Series 1122

Kedua mata Nisa yang tadinya terpejam kini terbuka , bagaimana tidak satu guyuran air dingin sukses membangunkan Nisa yang sedang tertidur pulas.

" Apa apaan sih kamu Rel , main guyur aja."

"Apa apaan, apa apaan ini udah siang Nis , Waktunya nyari kerja , tumben tumbenan kamu bangun siang... Heem kamu pasti habis nangis kan tadi malam makanya gak tidur." tebaknya

" Ko kamu bisa tau sih Rel?"

" Naluri sahabat dong." tawanya

" Terserah kamu deh." ucapnya lalu pergi ke kamar mandi

" Mau kemana?"

" Ke kamar mandi , mau ikut?"

" Enggak lah...Eh ini kasur siapa yang jemurin?"

" Ya kamu lah , siapa lagi kalau bukan kamu. kan kamu yang guyur berati kamu yang jemur".


??

Setelah rapih Nisa dan Aurel bersiap memulai aktivitasnya , aktivitas untuk mencari pekerjaan . Sebenarnya Nisa adalah seorang anak dari pengusaha yang dibilang lumayan tapi dia enggan untuk memakai semua fasilitas yan diberikan ayahnya .

" Gimana udah siap belum Rel?"

" Udah dong"

" Kamu mau kemana dulu Rel?"

" Aku melamar ke butik dulu Nis , siapa tau gambar gambar aku ada yang kepicut sama desainernya , kalau kamu kemana?"

" Aku mau ke panti asuhan siapa tau butuh pengasuh baru".

" Ok, kalau udah selesai kita ketemuan di caffe ujung jalan oke"

Tanpa mereka sadari pergerakan mereka ada yang mengawasi sejak tadi.


??

Sebelum masuk ke panti asuhan Nisa terlebih dahulu merapihkan pakaian nya lalu menarik nafas perlahan dan membuangnya perlahan.

" Bismillah semoga berhasil" Nisa melangkahkan kakinya perlahan menuju meja daftar nama nama anak yang entah orang tuanya dimana.

" Ada yang bisa saya bantu?" ucap penjaga panti.

" Apa disini menerima pengasuh baru?".

" Sebentar saya panggilkan dulu pemilik pantinya, silahkan adek tunggu dulu disana ."

" Baiklah trimakasih" setelah beberapa lama menunggu penjaga panti itu menghampiri dan menyuruhnya menemui pemilik panti asuhan khadijah.

" Adek disuruh masuk ke ruangannya ibu".

" Baiklah , ruangannya di sebelah mana?"

" Adek tinggal lurus saja."

" Baiklah , terimakasih pak."

Nisa mengikuti petunjuk yang di berikan penjaga panti tersebut dan menemukan ruangan yang di maksud. Terlebih dulu Nisa mengetuk pintu dan mendapatkan perintah untuk masuk. Terlihat pemilik panti yang sedang menggendong bayi kecil dan menyuruhnya untuk duduk.

" Ada apa nak?"

" Saya ingin melamar pekerjaan disini bu."

" Apa kamu bisa mengurus anak kecil?"

" InsyaAllah saya bisa."

" Kamu lulusan mana nak."

" Saya lulusan SMA"

" Kamu baru lulus"

" Iya bu , tapi ibu tidak perlu khawatir , saya bisa mengurus anak kecil"

" Baiklah ibu terima , tapi gajih kamu tak sebesar pegawai pabrik"

" Tak apa bu yang terpenting saya bisa mengurus mereka."

" Mulai besok kamu sudah bisa bekerja dan ini seragamnya nak."

" Baik bu saya permisi dulu, asalamu'alaikum"

" Walaikumsalam"


??

~Via WhatsApp~

Gimana Nis udah diterima kerja belum?

Alhamdulillah aku diterima , kalau

kamu gimana?

Alhamdulillah aku juga di terima.


kita ketemu di caffe

siap aku berangkat


oke.

~Via WhatsApp off~


??

Langit yang tadinya terang berubah menjadi gelap menandakan hari ini akan turun hujan. Tepat dugaan Nisa akan turun hujan hari ini , untung saja Nisa mengajaknya bertemu di caffe kalau tidak sudah basah kuyup mereka.

" Gimana Nis"

" Gimana apanya Rel"

" Eits gimana sih Nis"

" Hehe iya iya , aku kerja di panti asuhan khadijah"

" Panti asuhan?"

" Iya kenapa?kan aku udah bilang sama kamu pas mau berangkat."

" Aku lupa, habisnya aku heran aja sama kamu, kanapa mau ngurus anak yang bukan anak kamu"

" Entahlah aku suka mereka , mereka selalu mengingatkan ku tentang Nydia."

" Aku mengerti tapi jangan terus menyalahkan diri kamu sendiri atas meninggalnya Nydia."

" Yah aku akan berusaha"

" Nah itu baru Nisa yang aku kenal , sudah sudah jangan nangis."

" Aku gak nangis kok Rel"

" oke oke janji ya gak akan nangis"

" Iya janji"

" Nis aku ke toilet dulu ya." ucapnya yang di balas anggukan Nisa.

Untuk mengusir rasa bosan Nisa mengeluakan buku novel dan membacanya, ketika sedang asik membaca ada satu suara yang mengganggunya.

" Boleh saya duduk disini?"

" Iya silahkan" ucapnya tanpa berpaling dari bukunya.

" Maaf nona bisa saya berbicara dengan anda" ucapnya dingin, Nisa yang mendengarnya pun bergidik ngeri.

" I-iya tuan ada yang bisa saya bantu." ucapnya gugup sambil menutup bukunya.

" Apa kamu bisa memberi apa yang saya butuhkan?" ucapnya terdengar dingin.

" Apa yang tuan butuhkan?"

" Aku butuh pertanggung jawabanmu atas meninggalnya istriku , kamu harus mau menjadi ibu dari anakku."

Pertanyaan tak terduga itu membuat Nisa terkejut. " Pertanggung jawaban? kecelakaan? kapan ? seorang ibu ?" batinnya terus berbicara.

" Pertanggung jawaban apa maksud anda." sambil menggebrak meja. sementara laki laki itu hanya tersenyum licik.

" Kau tak mengingatnya?"

" Tolong jangan mempersulit"

" Ternyata kau pelupa juga. Baiklah akan aku ingatkan kembali. kau lupa tiga bulan yang lalu terjadi sebuah kecelakaan." jeda dua detik , dan Nisa mulai mengingatnya.

" apa kau mengingatnya?"

" Ya, aku mengingatnya , tapi apa hubungannya denganku."

" Kau belum ingat semuanya masih ada yang kau lupakan, kau lupa ada satu korban perempuan hamil? dan apa tadi? tak ada hubungannya denganmu? Semua itu ada hubungannya denganmu, kau yang menyebabkan kecelakaan itu , dan kau juga yang menyebabkan bayi itu tak memiliki ibu!"

" Aku tak melakukan apa apa , aku hanya ingin menyelamatkan anak kucing yang tersangkut."

" Jangan banyak alasan, aku mengetahui semuanya , kau dengan sengaja menabrakan diri agar pengemudi itu membayar ganti rugi, tapi sayangnya pengemudi itu membanting stir hingga menabrak pohon."

" Itu tak benar , aku tidak melakukan apa apa."

" Cih..dasar wanita , pandai sekali berkelit." ucapnya datar.

Hening tak ada ucapan yang tercipta diantara keduanya.

" Bagaimana kau terima tawaranku?"

Plakk!!

Tangan kanan Nisa mendarat keras di pipi kiri laki laki itu, membuat mereka menjadi pusat perhatian termasuk Aurel yang langsung berlari menghampiri Nisa.

" Dasar laki laki kurang ajar! memangnya aku wanita apaan yang bisa kau perintah seenaknya !" ayo Aurel kita pergi." ucapnya sambil menarik tangan Aurel dan meletakan uang di meja.


??

Sesampainya di apartemen , Aurel langsung memberondong Nisa dengan berbagai pertanyaan.

" Dia siapa Nis? trus apa hubungannya dengan kamu , kenapa tiba tiba dia melamar kamu , dan apa tadi , kamu membunuh istrinya , aku tak mengerti.."

" Satu satu kalau mau nanya , aku bingung mau jawab yang mana dulu."

" Jawab yang mana aja , ayo jelaskan jangan buat aku penasaran."

" Baiklah aku jelaskan , pertama aku gak kenal siapa laki laki itu , kedua aku dituduh membunuh istrinya."

" Terus?."

" Terus apa.?"

" Nisss,,, plis jangan bercanda ini serius."

" Terus aku jelasin semuanya , aku cuma mau nolongin anak kucing yang tersangkut , dan aku gak tau kalau ada mobil yang mengarah ke arah ku."

" Terus?" Ucap Aurel penasaran.

" Terus terus mulu dari tadi , emangnya aku lagi parkir apa."

" Maaf maaf, habisnya aku penasaran."

" Penasaran boleh tapi jangan kepo."

" Iya tapi..." belum sempat Aurel bicara , sudah terlebih dulu dipotong Nisa.

" Udahlah Rel, jangan bahas yang tadi, kita tidur aja kan besok hari pertama masuk kerja jadi jangan sampai terlambat."


??

Sang surya perlahan menampakkan cahayanya , angin berhembusan pelan , kicauan burung mulai terdengar merdu menandakan pagi yang telah datang.

" Awal yang baik di hari pertama bekerja" Nisa membuka jendela balkon sambil menghirup udara pagi yang menyegarkan, sebelum tercemar asap kendaraan.

" Gimana Nis udah siap?"

" Udah dari tadi, kamu lama banget dandan nya."

" Sudah menjadi tradisi perempuan kalau dandan lama , lagian kamu kenapa gak dandan liat tuh bibir kamu pucet , sini biar aku kasih lip glos biar gak kering."

" Gak mau Rel."

" Ini hari pertama kamu kerja Nis."

" Pokoknya gak mau Rel."

" Plis Nis, sedikit aja biar gak terlalu pucet."

" Iya tapi sedikit aja ya , jangan tebel tebel."

" Iya Nis , gak percayaan banget sih sama aku."

Setelah memakaikan lip glos Aurel mengambil tas kecil yang penuh dengan kertas dan alat alat mewarnainya.

" Ayo Nis kita berangkat."

" Sebentar Rel, aku rapihin baju seragam dulu."

" Aku tunggu di luar ya."

" Iya"


??

Di panti asuhan khadijah , Nisa mulai menjalankan tugasnya mulai dari membuat bubur dan makanan lainnya , menyiapkan buku buku bacaan , memandikan bayi dan anak anak kecil. sementara Aurel mulai membuat desain desain dengan mudahnya.

" kak Nisa , kak Nisa" ucap gadis kecil yang bernama putri.

" Ada apa sayang." kata Nisa dengan lembutnya.

" Putri mau mamam ."

" Putri mau makan apa?"

" Putri mau bubur kak."

" Bubur , kak Nisa ambilin dulu ya , Putri tunggu dulu disini jangan kemana mana." ucapnya dan hanya dibalas anggukan kecil , Nisa pun pergi mengambil bubur yang tadi dibuatnya.

Setelah beberapa menit berlalu Nisa kembali dengan membawa semangkuk bubur untuk putri , gadis kecil yang sangat lucu tapi sayang, dia di tinggalkan orang tuanya di panti asuhan begitu saja , aku sempat berpikir kenapa ada orang tua yang tega meninggalkan anaknya , apakah mereka tidak menyayangi nya, entahlah tapi yang pasti aku menyayangi nya.

" Putri ini kakak bawa bubur nya , putri dimana?." ucap Nisa sambil mencari keberadaan putri.

" Putri sayang kamu dimana?" tak ada jawaban , Nisa yang panik pun langsung mencari ke halaman depan , dia takut kalau putri bermain di tepi jalan . Dan benar saja gadis kecil itu berada di tepi jalan sedang berbicara dengan seorang pria.

" Putri jangan main di tepi jalan bahaya." sambil berlari menghampiri putri , betapa terkejutnya Nisa saat melihat pria yang sedang bicara dengan putri adalah pria yang kemarin melamarnya di caffe dan menuduhnya membunuh istrinya.

" Oh jadi disini kamu bekerja , baiklah aku tak perlu repot repot harus mencari mu lagi." ucap pria itu sambil berjalan mendekat ke arah Nisa.

" Hei kamu mau ngapain disini!!!" teriaknya.

" Aku mau mencari keberadaan kamu , dan akhirnya kita bertemu disini."

" Ya terserah kau lah , tapi jangan mengganggu aku."

" Oke oke "

Hari pun berlalu begitu saja.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience