Chapter 1

Fantasy Series 337

Pagi yang cerah, seorang gadis menyambut harinya dengan semangat. Kim Chunghei namanya. Seorang mahasiswi semester akhir jurusan sejarah.

Hari ini kelasnya mengadakan penelitian di hutan di belakang kampus.

Chunghei menambah laju kakinya supaya ia tidak ketinggalan bus yang akan membawanya menuju kampusnya.

Setelah 15 menit akhirnya dia sudah sampai di kampusnya dan tersenyum senang.

"Nona Kim! "

Seorang laki-laki berperawakan tinggi dengan bahu lebar dan paras yang tampan memanggilnya.

"Eh? Doyun? Ada apa?"

Chunghei membalikkan tubuhnya dan menatap laki-laki yang merupakan teman dekat nya akhir-akhir ini.

"Kau sudah bawa apa yang ku suruh kan?"

"oh iya, aku sudah membawa roti kacang merahnya"

"Baguslah. Ayo kita berbaris, semua orang sudah menunggu disana" ajaknya kepada Chunghei.

"Oh iya, ayo"

Mereka berbaris dan menunggu dosen mereka untuk memulai penelitian.

Katanya banyak sekali objek sejarah yang dapat mereka teliti di hutan ini.

Dosen dengan kacamata tebalnya itu datang dan membuka kelas.

"Selamat pagi anak-anak. Hari ini aku akan memulai kelas penelitian. Jadi silahkan kalian memilih partner kerja kalian"

"Baik pak!" seru seluruh mahasiswa dan mahasiswi berbarengan.

"Nona Kim, kita berdua ya"

"Oh ya, boleh"

Setelah semua anak mendapatkan tim, mereka masuk ke hutan dan mulai mencari objek yang bisa mereka teliti.

"Kita mau cari apa disini Doyun?"

"Mmm.. Tunggu sebentar. Coba kau letakkan roti kacang merahnya di tanah" pinta Doyun.

"Baiklah" ujarnya sambil meletakkan roti itu.

Tiba-tiba dari balik semak muncul cahaya putih yang terang.

"Apa itu?"

Chunghei berjalan ke arah semak dan menemukan bola kecil yang sangat indah dan sepertinya sangat bernilai.

Chunghei meraihnya. Tiba-tiba bola itu retak dan memunculkan cahaya putih yang berpendar terang

"Gyaaa!"

Chunghei terkejut dan melempar bola itu.

"Apa yang terjadi barusan?" Chunghei bertanya-tanya.

"Aduh.. Sakit tau"

Chunghei kaget dan menatap laki-laki dengan paras dan fisik nan elok didepannya yang sepertinya keluar dari bola kecil yang ia lempar tadi.

Pandangannya bertemu dengan pandangan tajam laki-laki itu.

"Sedang apa kau?" tajam laki-laki itu dingin.

Sekujur tubuh Chunghei terasa dingin dan kesadarannya menghilang.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience