Suasana di dalam clubing yang agak sesak dengan pelbagai manusia yang asyik dengan dunia mereka sendiri. Menari terkinja- kinja mengikut rentak yang dimainkan oleh DJ yang bertugas. Kepulan asap rokok yang memenuhi ruangan tidak diendahkan oleh manusia yang sudah terbiasa dengan keadaan sebegitu dan hanyut dalam pengaruh alkohol yang mereka minum.
Tak kira usia disinilah tempat anak- anak muda bahkan yang berusia untuk meluangkan masa mereka untuk melepaskan diri dari desakan hidup yang membeban mereka. Walaupun begitu, Clarissa menjalani pekerjaannya sebagai pembantu bartender part-time sebelah malam saja di bar nie. Untuk menampung kos sara hidupnya.
Walaupun baru masuk dua bulan bekerja, Clarissa sudah mempelajari pelbagai jenis minuman Cocktail dengan singkat. Atas tunjuk ajar dari Ikhram.
" Shah, you nampak Rissa tak?" Tanya Cendy kepada Shahrul. Sambil merapikan gelas Shifter, goblet dan tulip ke rak yang tesedia. Lalu menoleh memandang Shahrul yang sedang menglap meja bar yang sudah basah dengan air.
" Rissa, saya ada nampak dia tadi. Dia ada dekat belakang kut?" ujarnya dengan raut wajah yang bimbang.
" Okey, thanks.." jawab Cendy lantas berlalu dari situ. Mencari kelibat gerangan Clarissa yang belum nampak batang hidungnya. Dalam suasana clubing yang semakin sesak menyukarkannya mencari Clarissa. Setelah berhasil mencari Clarissa, dia terus menyapanya.
" Rissa, you buat apa dekat sini? Pelanggan dekat dalam itu semakin ramai, jom bantu i dengan Shahrul." Ajak Cendy dengan suara lembut.
" Sa..saya.. buang sampah tadi...okey, jom.." Jawab Clarissa. Lalu bergerak menyusuli gerak langkah Cendy masuk ke bar.
Shahrul dan Ikhram sebagai leader sedang sibuk menyediakan minunan cocktail dengan pantas.
" Clarissa, kebetulan awak ada nie..tolong hantar minuman margarita dan Sidecar ini di meja VVIP yang sebelah hujung sana." arah Ikhram kepada Clarissa yang perasaan kehadirannya.
" Be careful, rissa..." pesan Cendy kepada Clarissa sebelum dia berlalu ke arah bahagian meja VVIP.
" Kenapa suruh budak tu yang hantar? Where's anita going?" soal Shahrul dengan raut wajah yang tidak senang atas arahan yang di berikan Ikhram kepada Clarissa.
" Chill, lah bro..budak tu will be fine. Anita tengah sibuk layan Mr. Hendry over there." jawab Ikhram sambil tersenyum nipis.
" Shah, dont tell me...you suka dengan budak Rissa tu?" tanya Cendy dengan pandangan yang tajam menatap mata Shahrul yang sudah mengelabah. Ikhram yang dari tadi diam melihat Shahrul yang sudah tidak keruhan oleh pandangan tajam Cendy terus tersenyum sahaja.
" No, mana ada i suka dengan budak Rissa tu. I cuma risaukan dia sebagai rakan kerja lagipun budak tu baik orangnya. Sayang, if..." terus Shahrul menafikan dan berhenti meneruskan kata-katanya apabila melihat riak wajah Cendy yang sudah berubah.
" Sayang, if...what!?" sambung Cendy dengan suara sudah naik senada dengan suasana club bising.
" Nothing..Cendy.." jawab Shahrul sambil menyambung kerjanya kembali. Lalu Cendy berlalu dari situ dengan riak wajah yang cemberut.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Setelah Clarissa meletakkan minuman yang telah dipesan..Dia memandang ke arah lelaki yang duduk santai di hadapannya bersama rakan-rakannya yang asyik berborak. Hensome! Bisik hatinya..Dia mahu melangkah pergi namun di hentikan oleh suatu suara.
" Hi, girl wait..How can they be so beautiful." Soal Hilman kepada wanita dihadapannya dengan renungan yang sukar di mengertikan..Clarissa menoleh ke arah suara itu.
" Sorry, what do you mean?" Tanya Clarissa. Clarissa terasa gerun dengan renungan lelaki di hadapannya dan pandangan empat orang lagi rakannya. Dari atas turun kebawah durang zoom out body dia...Geram pula rasa dalam hati seakan di lecehkan. Sabar..sabar Clarissa..katanya dalam hati.
" I mean your eyes so beautiful, girl.."kata Hilman lagi sambil tersenyum melihat reaksi Clarissa yang tidak selesa di renung sebegitu.
" Thanks.." Hanya itu yang mampu Clarissa jawap kerana dia harus beredar cepat dari sini..Dia menundukkan kepalanya seraya mengucapkan terima kasih lantas mengorak langkah, namun..
" what's your name, girl?" Celah rakan Hilman yang bernama William. Sambil menenguk minuman yang dia pesan tadi..
" i...i'm..Clarissa, if there's nothing else to order. I'll leave first." Jawab Clarissa..
" wow, cantik sama dengan you" Sambung William yang sudah melirik kearah Clarissa dengan senyuman yang gatal..
" I have to go.." Clarissa tanpa menoleh kebelakang lagi terus bergegas pergi dari ruangan Vvip tu..dengan hati yang geram dengan pandangan lelaki-lelaki buaya sebentar tadi. Dia hanya berpakai baju formal baju putih bercolar dan lengan panjang serta waist. Mengenakan skrit berwarna hitam separas lutut. Dia juga menggunakan stokin panjang berwarna hitam untuk melindung kulit paha dan betisnya daripada lebih terdedah. Tapi ada juga mata nakal yang membutang memandangnya dengan maksud yang tersirat..
kalau ikutkan hatinya..ingin saja dia mencungkil biji mata orang yang membayangkan melecehkan tubuhnya dengan skru driver, biar puas hatinya. Bisik Clarissa dalam hatinya.
Setiba sampai di dalam bar. Clarissa terus meletakkan tray yang di bawanya tadi. Sambil menarik nafasnya beberapa kali untuk menenangkan gelora dalam hatinya yang tengah panas.
" awak okey?" tanya Shahrul dengan nada yang risau setelah dia melihat gelagat Rissa beberapa kali mengatur nafasnya.
" Saya okey, Shah.. saya panic tadi..biasala saya baru masuk tiga bulan kerja dekat sini. Lagi pula, ini first time saya kena service minuman dengan customer." jawab Clarissa sambil tersenyum kearah Shahrul yang tampak risaukannya.
" Baguslah, kalau begitu..anything else, just tell me. Jangan awak diam jer.." kata Shahrul lagi. Ikram yang sedari tadi sibuk menyiap kan minuman yang kena order menyela mereka berdua..
" ermm, rissa betullah apa yang Shahrul cakap tu..awak jangan pula segan-segan dengan kitorang. Anggap saja kami sebagai you brother, okey." celah Ikram lagi dengan senyuman manis memandang Clarissa yang sudah membersihkan gelas-gelas yang sudah digunakan.
" Okey, thanks..kerana risau kan saya.." jawab Clarissa kepada Shahrul dan Ikram. Sambil menyambung kerjanya dengan pantas.
-------------- --------------- ------------ ------ -------------------
" Bro, the girl so familiar...Fakri, you know what i mean, right?" kata William yang masih mengingat seraut wajah yang baru saja berlalu dari situ.
" Yup, the girl mengingatkan I dengan Adellissa.." jawab Fakri dengan segaris senyuman di bibirnya..
" So, what!!" celah Hilman dengan nada yang marah, raut wajahnya berubah drastik menjadi bengis..
" Chill bro...we only direct remembered about Adellissa when saw the girl's face and her eyes...." Sambung Alex lagi yang sedari tadi berdiam diri.
" Don't say that name again in front of me!.. " kata Hilman dengan suara yang tegas.
" Okey, relaks lah bro....jom bincang pasal projek terbaru dan minum ini malam kita punya..." jawab Fakri kepada Hilman.
"
komen saja,maaf...sy mc pemula, ampun pu sepuh..aku mc pemula(Hehe..) Sorry, lambat update..
Share this novel