TOMBOL pintu itu di pulas perlahan, tali leher yang sedang di pakai itu di campakkan ke atas kerusi. Anak matanya kini tepat memandang ke arah cermin yang berada dihadapannya itu. Renungan yang begitu ketat sekali, dan tegang. " Will you marry me? " " No.. " Suara itu masih lagi tergiang-giang pada cuping telinganya itu. " Arghhhh!!! " Jerit Zaid dengan kuat. Lelaki itu terus melayangkan penumbuk yang keras itu ke cermin dihadapan wajahnya itu. PRANG!!! Pecah berderai cermin tersebut, darah mulai menitis satu persatu membasahi lantai biliknya itu. Saat ini bibirnya mengukir senyuman sinis. " Kau tolak aku? kau malukan aku sekali lagi Airis Nisrina? " ujarnya ...