Surabaya,,,
00:15 Wib,
Ditengah derasnya hujan diluar,Vania dan Nadia tampak tertidur dengan begitu pulasnya di atas ranjang.sesekali keduanya menggeliat kecil dalam pelukan mereka untuk mencari kehangatan masing-masing.
Berbeda dengan kedua wanita tersebut,Gilang justru tidak bisa tidur dikamar tamunya.pikirannya terus melayang-layang mengingat kejadian di hotel.dimana Gilang melihat Vania mengenakan vee lingerie silk set celana pendek berwarna hitam.
Gilang tidak bisa membohongi dirinya.saat itu Vania terlihat sangat seksi dimatanya.kulit putih susu mulus milik Vania sangat kontras dengan pakaian yang digunakannya saat itu.
Vania benar-benar berhasil membangunkan gejolak yang ada didalam diri Gilang.kalau saja Gilang tidak Ingat dengan statusnya sekarang,mungkin laki-laki itu sudah menyerang Vania dengan brutal.
"Vania..." lirihnya.
Gilang memejamkan kedua matanya,mencoba mengenyahkan semua pikiran kotor di dalam otaknya,namun bukannya hilang bayangan Vania justru semakin melekat.apa lagi saat ini Gilang mengingat kembali kejadian dimana Vania mabuk diclub malam itu.
"Shit!!!" Gilang mengacak-acak rambut dengan frustasi.dia butuh air dingin untuk menjernihkan kembali pikirannya saat ini.
Dengan setengah kesal Gilang menyibak selimut tebal yang menutupi sebagian tubuhnya, kemudian turun dari ranjang dan berjalan menuju kamar mandi.
==============
Dikamar Vania yang tengah tidur lelap tiba-tiba saja membuka matanya.entah kenapa saat ini tenggorokannya terasa sangat kering sekali.vania pun segera membalikkan tubuhnya kesisi lain untuk melihat apakah ada air atau tidak diatas nakas.namun ternyata tidak ada air disana,hanya ada dua buah gelas kosong di atas nakas itu.
Karena benar-benar merasa haus Vania pun memutuskan untuk mengambil air didapur.dengan hati-hati Vania turun dari ranjang,berusaha untuk tidak mengganggu Nadia yang sedang terlelap.langkahnya pelan menuju pintu kamar.sebelum keluar Vania kembali melirik ke arah Nadia,memastikan gadis kecil itu masih tetap tidur dengan tenang.
Dalam kegelapan vania berjalan menuju dapur.setelah lama mencari akhirnya gadis itu menemukan juga dapur di rumah tersebut.
"AAAAAAA...." sontak saja vania menjerit ketakutan saat melihat sosok hitam berdiri membelakanginya tepat disamping kulkas.
Detik berikutnya Vania melihat sosok tersebut berjalan menghampirinya dan membekap lembut mulutnya.
"sstt...jangan teriak?" bisik sosok tersebut.
Vania yang mengenali suara itu langsung melihat ke wajah sosok tersebut.dalam keadaan gelap Vania mencoba melihat jelas sosok yang tengah membekap mulutnya saat ini.dengan sekali hentakan Vania melepaskan bekapan itu.
"Gilang?!" gumamnya.
Gilang pun memundurkan langkahnya lalu tersenyum kikuk ke arah Vania.
"kamu ngapain didapur gelap-gelapan gini.bikin kaget aja tau gak?" ucap gadis itu.
"maaf ya.udah buat kamu kaget.aku cuma mau buat kopi aja.jadi malas untuk nyalain lampunya?" jawab Gilang yang kembali menuangkan air panas ke dalam cangkir berisikan kopi hitam.
"kok kamu belum tidur,Lang?" Vania menarik satu kursi yang ada didekat meja makan lalu duduk di sana dengan mata yang terus terfokus pada Gilang.
"aku belum ngantuk.makanya bikin kopi.kamu sendiri ngapain kesini??kok belum tidur?" ucap Gilang balik bertanya.
"a-aku tadi kebangun.terus haus.karna dikamar gak ada air jadinya aku kesini deh?" jawabnya.Gilang tersenyum tipis lalu mengaduk kopi yang sedang dibuatnya.
"oohh... kamu mau minum apa??air putih,susu atau teh.biar sekalian aku ambilkan?" tawar laki-laki itu.
"Mmm...kalau kamu gak repot sih,susu boleh?" dalam kegelapan Vania masih bisa melihat Gilang menganggukkan kepalanya.
"putih atau coklat?" Gilang menoleh ke arah vania.sesaat gadis itu tampak berpikir.
"putih?" jawab singkat vania.
Setelah menyebutkan pesanannya,Gilang pun langsung membuatkan susu untuk vania.tidak berselang lama susu putih pun sudah jadi.gilang segera menghampiri gadis itu dengan membawa susu dan kopi ditangannya .
"ini.diminum susunya?" gilang meletakan susu pesanan Vania dimeja makan kemudian duduk di samping Vania.
"terimakasih?" ucapnya.
Gilang mengangguk pelan lalu menyesap kopi hitam buatannya sendiri.dengan sedikit malu-malu Vania mengambil gelas berisikan susu putih tersebut dan meminumnya beberapa teguk.
Gilang tersenyum samar melihat tingkah Vania yang sedikit malu-malu didepannya membuat Gilang semakan gemas dengan gadis itu.
"gimana keadaan nana.panasnya udah turun belum?" tanya Gilang membuka percakapan.
"Alhamdulillah suhu badannya udah normal.tidurnya juga udah lelap setelah minum obat tadi?" jawabnya.
"syukurlah kalau begitu.aku benar-benar cemas memikirkan keadaan Nana.?" ya,untuk yang satu ini gilang tidak berbohong.saat dirinya tengah rapat dengan beberapa karyawannya di kantor tadi,tiba -tiba saja bi Murti mengirimkan foto Nadia dan bilang kalau saat itu anaknya tengah demam tinggi.
Gilang yang harusnya terus berada di ruang rapat terpaksa pulang dan meminta Jason untuk melanjutkan rapatnya.dikarenakan fokusnya saat itu sudah terpecah memikirkan kondisi Nadia dirumah.
"apa kamu udah kasih kabar ke istri kamu tentang kondisi Nana?" tanya Vania.Gilang menarik sebelah sudut bibirnya lalu menggeleng pelan.
"belum.aku belum kasih kabar ke Raisa tentang nana yang sakit.ck!!...aku rasa juga percuma aja.raisa itu wanita karir.dia lebih mementingkan karirnya daripada keluarganya sendiri?" ungkap Gilang.
"jangan begitu Lang.bagaimana pun juga Raisa adalah ibunya nana.dia berhak tau tentang keadaan anaknya sekarang?" jelas Vania.
Gilang menghela nafas panjang.benar juga apa yang dikatakan Vania tadi.gilang tidak bisa mengelak takdir yang menuliskan Raisa sebagai ibu dari nadia.wanita itu juga berhak tau tentang keadaan anaknya sekarang.
"baiklah.nanti aku akan kabari Raisa kalau nana sakit?" ucapnya.
Vania mengangguk pelan dan tersenyum hangat ke arah gilang.detik berikutnya vania kembali mengambil susunya lalu meminumnya hingga habis tidak tersisa.
Tanpa Vania sadari dari aksi minumnya tadi,ada bekas air susu yang tertinggal di bibir atas vania.gilang yang melihat hal tersebut langsung terkekeh kecil.
"kamu kenapa??kok ketawa gitu?" tanya Vania menatap keheranan Gilang.
laki-laki itu pun menghentikan kekehannya kemudian mencondongkan tubuhnya kearah gadis tersebut.
==============
Vania yang melihat Gilang mencondongkan tubuhnya ke arahnya reflek menjauhkan tubuhnya dari Gilang.
"lang.ka-kamu mau ngapain?" ucap Vania sedikit was-was
Sekilas Gilang menatap manik mata Vania,namun setelah itu pandangannya beralih ke bibir gadis tersebut.tangan kanannya kini bergerak mendekat bibir Vania lalu mengusap lembut bagian yang kotor itu.
"kamu itu kebiasaan.deh.kalau makan atau minum pasti berantakan?" ucap Gilang.tanpa rasa jijik Gilang menjilat sisa susu yang ada di ibu jarinya.
Deg
Jantung Vania berdebar kencang saat melihat aksi Gilang yang menjilat sisa susu ditangannya.hawa panas pun mulai menyelimuti tubuh gadis tersebut.
"lang?" gumam Vania.
Gilang terpaku melihat wajah gadis didepannya.cantik,Vania terlihat sangat amat cantik jika dilihat dari jarak sedekat ini.
Pandangan Gilang kembali ke arah bibir berwarna pink milik vania.sesaat pikirannya tertuju pada ciuman panas yang mereka lakukan dimobil pada malam itu.
Tidak!!...Gilang tidak bisa lagi menahan hasratnya.dia ingin mengulangi lagi kejadian malam itu.malam dimana dia merasakan manisnya bibir vania,menjamah tubuh seksi itu dan mendengar suara merdu Vania yang meneriaki namanya saat pelepasan.gilang mau akan hal itu terulang kembali.
"a-aku mau balik ke-kamar dulu lang.pe-perrmisi?" Vania yang saat itu hendak berdiri tiba-tiba saja langsung ditahan oleh Gilang.
"Vania....maaf kan aku?" " lirihnya.
Belum sempat Vania mencerna perkataan Gilang,tiba-tiba saja ada benda kenyal yang menempel di bibirnya.
WTF!?!..gilang mencium bibirnya!!.
Vania terkejut bukan main.dirinya pun berusaha menjauh darinya,tapi dengan cepat Gilang menahan tengkuk gadis itu dan mulai melumat bibir Vania sedikit tergesa-gesa.
"Mmpphh..." Vania berkali-kali memukul dada Gilang,berharap laki-laki itu melepaskan ciumannya.namun Vania salah,Gilang justru dengan cepat menangkap tangan tersebut lalu membawanya ke belakang punggung Vania.
"leppphh" Gilang semakin memperdalam ciumannya.,sesekali lidahnya mencoba menerobos masuk ke dalam mulut Vania.
"open your mouth,Vania?" titah Gilang yang sudah diselimuti gairah.
Karena tidak kunjung gadis itu membuka mulutnya,Gilang pun dengan terpaksa menggigit bibir bawah Vania hingga terluka.
"akh"
Melihat Vania sudah membuka mulutnya, Gilang dengan cepat melesakan lidahnya ke dalam mulut vania.dengan begitu lihai lidah Gilang bermain menjelajahi rongga mulut Vania.
Ditengah aktivitas ciuman gilang,Vania merasakan ada hal yang aneh dalam dirinya.entah kenapa vania merasa seperti sudah berada diposisi ini sebelumnya.
Dalam pergulatan batinnya yang berkecamuk,tiba-tiba saja muncul kilasan potongan demi potongan kejadian dimana dirinya berciuman dengan Gilang ketika mabuk kemarin.
"jadi malam itu...."
===========
Hampir tiga menit sudah Gilang mencium bibir vania.ciuman yang tadinya dilakukan dengan tergesa-gesa kini perlahan mulai melembut.vania yang tadinya juga berontak kini sedikit demi sedikit membalas ciuman dari Gilang.
Disela ciumannya Gilang tersenyum puas.akhirnya gadis itu menyerah dan mulai terbuai untuk membalas aksinya itu.
"Eegghhh...laaangg" leguh Vania.
Gilang membimbing kedua tangan Vania untuk dikalungkan di lehernya.lalu membawa Vania duduk di atas meja makan.
Semakin lama ciuman mereka semakin intens.gilang memasukan tangan kanannya kedalam dress Vania.dia meraba paha Vania secara langsung,mengelusnya dengan lembut sehingga menimbulkan desiran aneh didalam tubuh gadis itu.
"aahh..."
Vania memejamkan matanya saat ciuman Gilang berpindah ke leher mulusnya.
"kamu wangi Vania?" ini yang Gilang suka dari vania.wangi gadis itu tidak pernah berubah sejak Meraka pacaran dulu,wangi strawberry.
Karena gemas dengan leher Vania,Gilang pun memberikan satu tanda kepemilikannya di sana.
"aakh...gillaangg.....?!" Vania meremas rambut belakang Gilang.
Tidak mau kalah Vania pun membalikkan keadaan.kini giliran Gilang yang duduk di atas meja.dengan begitu menggoda Vania mencium bibir Gilang.tidak lama ciuamannya beralih ke leher putih laki-laki itu dan memberikan tanda kepemilikan disana,sama seperti apa yang dilakukan Gilang kepadanya.
Tangan Gilang kini membuka satu persatu kancing baju piyama yang dikenakannya.vania yang melihat hal tersebut pun ikut membantunya.
Namun disaat pertengahan kegiatan membuka kancing baju piyama Gilang,mata vania tidak sengaja melihat ke arah cincin pertunangan yang melingkar di jari nya.sontak saja Vania tersadar akan kesalahannya dan langsung menjauhkan tubuhnya dari gilang.
"g-gak!!...i-ini salah?" Vania mengusap wajah dengan kasar.
Gilang yang melihat perubahan drastis dari vania segera turun dari meja makan dan menghampiri gadis itu.
"jangan mendekat Lang!!" titah Vania sambil mengodekan tangannya agar Gilang tidak mendekatinya.
"kamu kenapa Vania?" tanya Gilang kebingungan.
"gak!!...jangan lagi Lang!!...i-ini salah!!..i-ini salah?" tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut Vania langsung pergi meninggalkan Gilang didapur.
"VANIA!!"
===============
Vania memasuki kamar Nadia.dengan pelan gadis itu menutup pintu kamar tersebut.tubuh Vania langsung merosot ke bawah kemudian bersandar pada pintu kamar.
"apa yang udah loe lakuin,Nia?" gumamnya.rasa marah,kecewa dan malu bercampur menjadi satu dihatinya.
"Revan...maafin aku hiks .." ingin rasanya Vania menangis sejadi-jadinya,namun tidak bisa dia lakukan karena ada Nadia dikamar itu.
"aku udah ngecewain kamu,van?" lirih gadis itu
=============
Pagi menjelang Gilang,Vania dan Nadia tengah sibuk menikmati sarapan pagi mereka di ruang makan.tadi nya Vania ingin segera pergi dari rumah itu pagi-pagi sekali.tapi Nadia malah merengek meminta dirinya untuk sarapan bersama.alhasil Vania tidak bisa berbuat apa-apa.
Di ruang makan Nadia terlihat begitu lahap menyantap nasi goreng milik nya.sesekali gadis kecil itu tampak tersenyum melihat Vania yang duduk di sebelahnya.
"Tante cantik.itu lehernya kenapa??kok merah gitu?" ucap Nadia yang berhasil membuat Vania tersedak saat mendengarnya.
Sontak saja Vania langsung menutupi tanda merah yang dimaksud oleh Nadia dengan telapak tangannya.
"ah...i-ini?" Vania tampak kebingungan dalam menjawab pertanyaan Nadia.tidak mungkin kan kalau dia bilang ini adalah cupangan yang dibuat oleh papanya semalam.
"ini?" disaat bersamaan Vania dan Gilang saling berpandangan.namun detik berikutnya Vania langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"ini apa Tante???" ucap Nadia yang tidak sabar mendengar jawaban Vania.
"nya-nyamuk?!...i-ini digigit nyamuk semalam?" jawab asal gadis itu.
"nyamuk???masa sih Tante???perasaan dikamar gak ada nyamuk deh??" ucap Nadia sedikit tidak percaya.
"ada nana.semalam kan hujan deras jadi nyamuknya pada keluar dari sarangnya?" alibinya.
"oohh..nanti Nana minta bibi buat semprot kamar deh.supaya gak ada nyamuk lagi?" ucapnya.
"udah.jangan banyak ngomong lagi.cepat habiskan sarapannya.setelah itu minum obat lagi,oke?" dengan sambil tersenyum manis Nadia menganggukkan kepalanya.
.
Share this novel