Labuan Bajo,,,
Ditempat yang berbeda baik Revan maupun Raisa tengah disibukan dengan pekerjaan mereka.sampai-sampai keduanya belum sempat untuk makan siang serta memberikan kabar kepada pasangan masing-masing.
Bukannya gila kerja,hanya saja deadline yang harus mereka kejar.maklum,keberadaan keduanya di tempat ini bukanlah untuk liburan,melainkan untuk bekerja.jadi mereka harus cepat mengerjakan tugas mereka agar bisa pulang ke rumah.
Ddrrtt...Ddrrtt...
Hp Revan bergetar,laki-laki itu langsung mengalihkan perhatiannya dari laptop lalu mengambil hp miliknya yang tergeletak di samping laptop.
Senyum Revan langsung terkembang saat melihat pesan masuk dari Vania.buru-buru dirinya membuka pesan tersebut.
_my lovely _
"sibuk banget,sampai gak ngasih kabar ke tunangannya?!"
Revan terkekeh kecil begitu membaca pesan dari Vania kemudian segera menekan tombol panggilan pada layar hp nya.
"maaf sayang,aku baru bisa kabarin kamu?"
".........."
"no?!mana mungkin aku lupa sama tunangan aku yang cantik ini?"
".........."
"aku gak ngegombal sayang??oh ya,kamu udah makan siang??"
".........."
"belum,aku masih urusin kerjaan??"
".........."
"oke,setelah ini aku akan makan siang.love you nyonya revan??
".........."
Selesai berbicara dengan Vania,laki-laki itu segera menutup laptop nya dan pergi ke restoran untuk makan siang.
===========
Setelah sekian lama berjibaku dengan pekerjaan kantornya,Raisa pun memutuskan untuk makan siang.sesaat dirinya teringat kalau dia belum menelpon suami dan anaknya yang ada dijakarta.
Dengan cepat Raisa mengambil hpnya yang ada di atas meja lalu menelpon suami yang sangat di cintainya itu.
Tut...tut...
Karena tidak kunjung di angkat oleh Gilang,raisa pun memutuskan panggilan tersebut lalu kemudian kembali menelpon suaminya lagi.
Tut...tut ..
Untuk kedua kalinya telepon Raisa tidak di angkat oleh Gilang.
"apa mas Gilang lagi sibuk ya??" gumam Raisa sambil menatap layar ponselnya.
Karena takut mengganggu suaminya akhirnya Raisa memutuskan untuk mengirimkan pesan kepada Gilang.
me,
"mas,jangan lupa makan ya.love you??"
send
Raisa menghela nafas panjang melihat sebuah pesan yang baru saja dia kirim kepada sang suami.
Benar apa yang dikatakan oleh mamanya.Mencintai sendiri itu memang sakit.tapi sekali lagi,Raisa tidak ingin menyerah begitu saja.dirinya ingin membuktikan kepada Gilang,bahwa hanya dirinya lah yang pantas menyandang istri dari Gilang Aditya Pratama.
=============
Surabaya,,,,
"Gimana dengan hasil penyelidikan kamu hari ini,Jason?" tanya Gilang dengan mata yang masih terfokus pada artikel dari sebuah perusahaan di internet.
"Dari data yang saya dapat.anak perusahaan yang sedang di ambil alih oleh nona Vania sedang mengalami sedikit masalah baru-baru ini.beberapa investor menarik kembali dana mereka dari perusahaan tersebut?" jawabnya.
"apa kamu tau apa alasan para investor itu menarik kembali dana mereka?" kini pandangan Gilang beralih kepada sosok Jason yang tengah duduk di depannya.
"sampai detik ini saya belum mengetahui jelas apa alasan mereka.tapi.."
"tapi apa??" Gilang sedikit kebingungan dan penasaran karena Jason menggantungkan ucapannya.
"mungkin ada hubungannya dengan Abadi Pasifik Company.karena dari hasil penyelidikan saya beberapa investor itu kini bekerja sama dengan perusahaan tersebut?" jelasnya.
"Abadi Pasifik Company??" gumamnya.
Gilang kembali melihat artikel dari perusahaan vania.kemudian dirinya tampak terdiam sejenak memikirkan sesuatu.
"Jason?"
"iya,pak?"
"tolong buatkan kontrak kerja sama dengan perusahaan Vania dan cari tau lebih detail lagi tentang Abadi Pasifik Company?" titahnya tegas.
"baik pak?" jawab singkat Jason.
=============
Vania langsung terduduk lemas di kursinya setelah mendengar penjelasan dari salah satu staff nya.Ya tuhan,cobaan apa lagi yang sedang menimpanya saat ini.kenapa para investor satu persatu pergi meninggalkan perusahaannya.
Padahal besok dirinya harus kembali ke jakarta.tapi kenapa perusahaannya terkena musibah seperti ini.
"maaf bu.tapi kalau begini terus perusahaan ini akan gulung tikar.sekarang kita harus bagaimana Bu?" ucap pegawai itu lagi.
Vania memijat pelipisnya berkali-kali,kepalanya sangat pusing sehingga tidak bisa memikirkan jalan keluar untuk masalah yang sedang dihadapinya saat ini.
"kalian tenang saja,perusahaan ini tidak akan gulung tikar?" tiba-tiba terdengar suara seseorang dari arah pintu ruangannya.
Vania yang mendengar suara bariton tersebut seketika itu juga langsung menolehkan kepalanya ke arah sumber suara.Dan betapa terkejut gadis itu begitu mengetahui siapa sosok yang datang ke perusahaannya tanpa di undang.
"Gilang?" gumam Vania dengan begitu pelan,bahkan nyaris tidak terdengar.
Terlihat Gilang kini berjalan dengan gagahnya menghampiri meja vania.
"boleh saya duduk?" ucapnya setelah menghentikan langkah kakinya tepat di depan meja Vania.
"eh,b-boleh pak.si-silahkan duduk?" ucap pegawai Vania mempersilahkan Gilang untuk duduk di kursi yang ada disampingnya.
"maaf,Bu vania.saya permisi dulu?" pamit wanita itu kemudian segera pergi meninggalkannya keduanya diruangan tersebut.
============
"kamu ngapain datang kesini???dari mana kamu tau perusahaan aku??" ucap Vania setelah beberapa detik terdiam karena keterkejutannya.
Gilang tersenyum simpul lalu dirinya segera memberikan sebuah map merah kepada Vania.
Gadis itu pun menerima map tersebut kemudian membaca dengan seksama kertas yang ada didalamnya.
"surat kontrak kerjasama?" gumam Vania kemudian menatap penuh tanya ke arah Gilang.
"yes?" Gilang mengangguk pelan.
=============
Labuan Bajo,,,,
Raisa kini sudah berada di salah satu restoran di labuan bajo.dirinya segera memanggil seorang pelayan untuk memesan menu makan siang nya.
"siang mba,mau pesan apa?" tanya sang pelayan tersebut yang sudah siap mencatat pesanan Raisa.
"saya pesan ikan kuah asamnya satu sama lemon tea nya satu ya?"
Tidak,itu bukan Raisa yang memesan.melainkan seorang customer yang duduk belakangnya. yang juga tengah memesan menu kepada pelayan lainnya.tapi tunggu...suara itu...seperti tidak asing di telinga Raisa.
Dengan cepat Raisa menoleh ke arah meja belakang nya.dan benar saja apa tebakannya tadi.orang itu adalah....
"Revan?!" seru Raisa.
Revan yang kala itu masih terfokus pada sang pelayan langsung mengalihkan pandangan ke arah wanita itu.
"Raisa?!" ucap Revan.
Keduanya tampak melempar senyum serta kekehan kecil.
Tidak lama sang pelayan pergi,Revan pun memutuskan untuk beranjak dari tempat duduknya lalu berjalan menuju meja Raisa.
"kamu makan siang disini juga?" tanya revan.raisa langsung menganggukkan kepalanya dengan cepat.
"kamu makan siang sendiri??" kali ini giliran Revan yang menganggukkan kepalanya.
"eh,kalau gitu sini.makan bareng aja?" ajak Raisa sambil menunjuk bangku kosong di sampingnya.
Karena tidak ada yang menemani juga,akhirnya Revan mengiyakan ajakannya Raisa.
"mba,kalau gitu saya pesan...ini satu sama....ini nya satu ya?" ucap Raisa sambil menunjuk menu yang dipesannya pada buku menu.
"baik,mba.mohon tunggu sebentar ya?" setelah mencatat pesanan Raisa sang pelayan pun pergi meninggalkan Raisa dan juga Revan.
============
Surabaya,,,
"maaf,tapi aku gak bisa kerjasama sama dengan perusahaan kamu?" Vania segera menutup map ditangannya lalu menyodorkan kembali map tersebut kepada laki-laki yang ada di hadapannya itu.
Gilang menaikkan sebelah alisnya,menatap penuh tanya vania.dari sekian lama dirinya terjun di dunia bisnis.ini kali pertamanya ada orang yang menolak bekerja sama dengan perusahaannya.
Biasanya Gilang lah yang sering menolak kerja sama dengan perusahaan yang lain karena dirinya terbilang pilah pilih untuk menjalin kerjasama.tapi kali ini....
"apa aku gak salah dengar???kamu menolak kerja sama ini??" ucap Gilang meyakinkan lagi.
"tidak.kamu tidak salah dengar bapak Gilang Aditya Pratama?" jawab Vania dengan tegas.
"why??bukannya ini sangat menguntungkan untuk perusahaan kamu yang sedang diambang kebangkrutan??" tanya Gilang lagi.
Vania terdiam sejenak.apa yang dikatakan oleh Gilang itu memang benar.kontrak kerja sama yang ditawarkan oleh perusahaan Gilang sangatlah menarik dan menguntungkan untuk dirinya.tapi disisi lain...
"apa ini karena urusan pribadi kita.sampai-sampai kemu menolak kerja sama ini?" tebak Gilang.
Bagaikan seorang cenayang.gilang mengetahui persis apa yang sedang di pikirkan oleh Vania.
"kamu takut jika kamu jatuh cinta lagi sama a-"
"CUKUP LANG!!..." ucap tegas Vania.
Terlihat gadis itu beranjak dari kursinya kemudian berjalan menghampiri Gilang.
"aku mohon sama kamu lang.cepat pergi dari tempat ini?" seru gadis itu sambil menunjuk pintu ruangannya.
Seakan menulikan telinganya,Gilang terlihat enggan melakukan apa yang dikatakan oleh gadis yang baru saja mengusirnya itu.
"kenapa sekarang kamu terlihat sangat takut dengan aku,vania.padahal dulu kita pernah bersama?!" sindirnya.
Vania memutar bola matanya dengan malas."jangan samakan dulu dengan sekarang,lang.hidup kita udah beda.kamu udah -"
"menikah?!...itu kan yang mau Kamu Bilang?!" potong Gilang.
Detik berikutnya Gilang beranjak dari kursinya kemudian berdiri menghadap gadis itu sambil melipat kedua tangannya.
"tanpa kamu ingatkan,aku paham betul dengan status aku sekarang,vania?" perlahan Gilang memajukan langkahnya,membuat Vania tanpa sadar memundurkan langkahnya,menghindari Gilang.
"tapi apa aku salah jika ingin membantu Kamu?" secara bersamaan kini keduanya tampak menghentikan langkah mereka.
Gilang menatap intens Vania,begitu pun sebaliknya.kini posisi mereka sangatlah dekat.bahkan saat ini vania bisa merasakan deru nafas hangat dari laki-laki itu diwajahnya.
=============
Labuan Bajo,,,
"oh,ya.sa.gimana kabar anak kamu??dia pasti cantik banget deh,sama kayak mamanya?" ucap revan disela aktifitas makannya.
Raisa terkekeh."bisa aja kamu van.alhamdulillah keadaan Nadia baik.tapi emang benar sih.nadia itu emang anak yang cantik dan lucu.dia juga pintar loh.oh,ya.kamu mau liat fotonya gak?" Revan yang memang sangat penasaran dengan sosok Nadia langsung menganggukkan kepalanya antusias.
"boleh?" ucap laki-laki itu.
Raisa tersenyum manis kemudian segera mengambil hpnya yang ada didalam tas.
"ini..." setelah sibuk mencari foto Nadia di galeri hpnya,Raisa pun menunjukkan sebuah foto dirinya bersama dengan sang anak dan suaminya sewaktu di kebun binatang.
"tuh kan.benar kata aku.nadia mirip sama kamu.cantik?" ucap Revan setelah melihat foto keluarga kecil sahabatnya itu.
"kamu pasti ngerasa bahagia banget ya sekarang.udah punya suami yang sukses.anak yang cantik.hhhaaaahhh....aku jadi gak sabar buat bangun rumah tangga sama Vania.pasti hidup aku sama bahagianya kayak kamu.ya kan???" ucap Revan menatap Raisa dengan senyum bahagia.
Berbeda dengan Revan yang tampak begitu senang,Raisa justru tersenyum kecut saat mendengar perkataan tersebut.perkataan Revan berusan seperti sindiran keras terhadap kehidupannya yang berbanding terbalik dengan pemikiran Revan.
"kamu benar van.harusnya aku merasa bahagia dengan kehidupan aku saat ini?" seketika Raisa menghentikan aktivitas makannya kemudian tertunduk lesu memikirkan keluarga kecilnya itu.
"kamu kenapa sa???" tanya Revan yang kebingungan saat melihat raut wajah murung Raisa.
"khem...a-aku gak apa-apa kok?" jawab Raisa sambil berusaha menutupi kesedihannya.
"kamu ada masalah sama suami kamu?" tanya Revan lagi.
"ah...e-enggak kok?" elak wanita itu.
Revan tersenyum tipis lalu mengarahkan tangannya menggenggam tangan Raisa.
"kalau ada masalah cerita aja sama aku.siapa tau aku bisa bantu??" ucapnya.
"a-aku..."
===≠==========
Surabaya,,,
Disaat Raisa tengah bimbang untuk menceritakan kehidupan pribadinya kepada revan.dikota lain Gilang justru masih sibuk memaksa Vania untuk bekerja sama dengan perusahaannya.
"tolong jangan egois seperti ini vania.aku tau kamu sangat butuh dengan apa yang aku tawarkan ini?" jujur,saat ini gilang benar-benar ingin membantu vania.tidak ada niat lain.
"tapi Lang aku -"
"sssttt"
Gilang menutup mulut Vania dengan jari telunjuknya.
"aku benar-benar tulus bantu kamu Vania?" ucap Gilang meyakinkan kembali gadis dihadapannya.
Bukannya merespon,Vania malah terdiam membisu menatapnya.membuat Gilang yang melihatnya semakin gemas dengan ekspresi yang ditunjukkan oleh Vania.
"baiklah,begini saja.?" Gilang memundurkan langkahnya dan mengambil kembali map yang berisikan kontrak kerjasamanya itu.
"aku kasih waktu kamu tiga jam untuk memikirkan hal ini?" detik berikutnya Gilang kembali memberikan map tersebut kepada Vania.
"hubungi aku setelah kamu mendapatkan keputusannya.ingat vania.ini semua demi perusahaan papa kamu.dan puluhan karyawan yang menggantungkan hidupnya di perusahaan ini?" setelah berkata demikian gilang keluar dari ruangan tersebut,meninggalkan Vania yang masih setia diam seribu bahasa.
"
Share this novel